Gubernur Maluku Tekankan Pentingnya Literasi Dasar dan Iklim untuk Pembangunan Berkelanjutan

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menerima buku lingkungan dari perwakilan Kedutaan Besar Australia pada Festival Literasi dan Iklim 2025 di Jakarta.

GIMIC.ID, AMBON – Literasi dasar menjadi fondasi utama dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah kepulauan seperti Maluku. Keterampilan ini tidak hanya meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga berkontribusi terhadap pengelolaan sumber daya maritim, mitigasi perubahan iklim, hingga pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menegaskan pentingnya literasi maritim dan iklim dalam membangun ketahanan wilayah kepulauan. Dalam Festival Literasi dan Iklim 2025 yang digelar di Jakarta pekan lalu, ia menyampaikan bahwa kedua keterampilan tersebut harus ditanamkan sejak dini agar generasi muda tangguh dan adaptif menghadapi tantangan masa depan.

Di hadapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, Minister Counsellor Kedutaan Besar Australia Tim Stapleton, serta Kepala Pusat Perbukuan Kemendikdasmen Supriyatno, Hendrik mengajak seluruh pemangku kepentingan berkolaborasi mengatasi tantangan literasi di Maluku. Ia menyoroti keterbatasan akses terhadap perpustakaan ramah anak, buku bacaan, internet, dan tenaga pustakawan sebagai hambatan utama pemerataan pendidikan.

Menanggapi ajakan tersebut, Manajer Provinsi Program INOVASI Maluku, Mus Mualim, menyatakan dukungan penuh. Ia menilai bahwa kondisi geografis Maluku membutuhkan pendekatan lintas sektor agar akses pendidikan dan penguatan literasi dasar dapat merata hingga pelosok.

Mus menjelaskan bahwa INOVASI mendukung Pemprov Maluku dalam memperkuat literasi, numerasi, dan karakter di jenjang pendidikan dasar, baik di sekolah dasar maupun madrasah ibtidaiyah. Dukungan tersebut sejalan dengan visi dan misi Pemprov Maluku, khususnya pada bidang SDM dan pendidikan, lingkungan dan perubahan iklim, serta budaya dan kearifan lokal.

Tanpa literasi dasar yang kuat, anak-anak akan kesulitan memahami isu-isu penting seperti perubahan iklim, ekosistem laut, dan keberlanjutan sumber daya alam,” ujar Mus dalam kegiatan di Ambon, Kamis (25/9). Ia menambahkan, literasi dasar adalah pintu masuk bagi anak-anak untuk memahami konteks lokal dan global secara kritis.

INOVASI sendiri merupakan program kemitraan pendidikan antara Pemerintah Indonesia dan Australia. Program ini menjangkau 289 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di Kota Ambon, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, dan Seram Bagian Barat. Sebanyak 1.688 guru dan lebih dari 32.000 murid telah menerima manfaatnya.

Selain itu, INOVASI mendorong partisipasi aktif seluruh ekosistem pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, murid, orang tua, hingga masyarakat. Kolaborasi ini penting untuk membangun kesadaran kolektif terhadap isu iklim dan mendorong aksi nyata di lingkungan sekolah.

Mengutip penelitian Hanushek & Woessmann (2012), Mus menyebut peningkatan 10 persen pelajar dengan kemampuan membaca dasar dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 0,3 persen. Sementara studi Lee Crawfurd (2025) menunjukkan peningkatan satu standar deviasi literasi dan numerasi anak usia 7–12 tahun di Indonesia berkorelasi dengan peningkatan pendapatan saat dewasa sebesar 11 persen.

Festival Literasi dan Iklim 2025 menjadi ruang kolaboratif lintas sektor antara Kemendikdasmen, INOVASI, Yayasan Heka Leka, dan PT Integrasi Transit Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan peluncuran buku, diskusi publik, serta aktivitas edukatif inklusif. Anak-anak dari wilayah 3T di Maluku Tengah, seperti Negeri Manusela, Negeri Maraina, Negeri Kanikeh di Kecamatan Seram Utara—yang dikenal sebagai Negeri-Negeri di Atas Awan—hingga SDN 334 Maluku Tengah di Desa Mahu, Kecamatan Saparua Timur, turut berpartisipasi secara daring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-Hu)

Komentar

Loading...