OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 7,36 Persen pada Oktober 2025, Likuiditas Terjaga
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan perkembangan kinerja perbankan nasional dalam Konferensi Pers RDK OJK, Kamis (11/12/2025).
GIMIC.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa kredit perbankan nasional tumbuh 7,36 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8.220 triliun pada Oktober 2025. Meski masih tumbuh solid, angka tersebut sedikit melambat dibandingkan September 2025 yang mencatat pertumbuhan 7,70 persen yoy.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa kinerja intermediasi perbankan terus meningkat dengan profil risiko yang terjaga serta likuiditas yang tetap memadai.
“Kinerja intermediasi perbankan meningkat dengan profil risiko yang terjaga dan likuiditas di level yang memadai. Pada Oktober 2025 kredit tumbuh sebesar 7,36 persen yoy,” ujar Dian dalam Konferensi Pers RDK OJK, Kamis (11/12).
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi menjadi penopang pertumbuhan dengan peningkatan signifikan sebesar 15,72 persen yoy. Di posisi berikutnya, kredit konsumsi tumbuh 7,03 persen, sementara kredit modal kerja hanya naik 2,3 persen.
Ditinjau dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh kuat mencapai 11,02 persen. Namun kredit UMKM tercatat terkontraksi tipis 0,11 persen, mengindikasikan pelaku usaha kecil masih dalam proses pemulihan.
OJK juga mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2025 tumbuh 11,48 persen yoy menjadi Rp9.756 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada September 2025 yang berada di angka 11,18 persen.
Likuiditas perbankan tetap berada pada level aman. Rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) tercatat 130,97 persen, dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada pada 29,47 persen.
“Rasio tersebut masih berada jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 210,43 persen,” jelas Dian.
Dari sisi kualitas aset, perbankan nasional mencatat rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,25 persen dan NPL net 0,90 persen. Sementara itu, loan at risk (LAR) berada di level 9,41 persen.
Ketahanan industri perbankan Indonesia juga dinilai tetap solid. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan berada di level 26,38 persen.
“Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global,” tambah Dian.
Dengan indikator pertumbuhan kredit, likuiditas yang kuat, serta permodalan yang kokoh, OJK menilai stabilitas sektor perbankan nasional pada Oktober 2025 berada dalam kondisi terjaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)

Komentar