1. Beranda
  2. Keuangan

OJK-BPS Rilis SNLIK 2025: Literasi Keuangan Naik, Inklusi Tembus 80 Persen

Oleh ,

"Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (tengah) bersama jajaran membuka acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8/2025)."

GIMIC.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Hasil survei menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 66,46 persen, sementara indeks inklusi keuangan berada di angka 80,51 persen.

Capaian ini meningkat dibandingkan hasil SNLIK 2024, di mana indeks literasi keuangan tercatat 65,43 persen dan inklusi keuangan 75,02 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa angka tersebut mencerminkan peningkatan signifikan dibandingkan beberapa tahun lalu.

“Tingkat literasi yang 66,46 persen itu sebenarnya jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu maupun tahun-tahun sebelumnya yang masih di kisaran 54-55 persen. Jadi, ini peningkatan yang pesat,” ujar Mahendra dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Pramuka Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Mahendra menjelaskan, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota OECD maupun negara maju lainnya, literasi keuangan Indonesia sudah berada di kuartil menengah ke atas.

“Angka 66 persen itu menempatkan kita di level kuartil menengah ke atas, jadi salah satu yang maju sebenarnya,” tegasnya.

Fokus pada Kualitas, Bukan Sekadar Angka

Mahendra menegaskan bahwa peningkatan literasi keuangan tidak hanya diukur dari persentase semata, melainkan juga kualitas pemahaman dan kemampuan masyarakat memanfaatkan pengetahuan keuangan.

“Bukan hanya angka literasi yang kita tingkatkan, tapi juga kualitasnya—pemahaman manfaat produk keuangan, cara penggunaannya, akses yang tepat, serta efektivitasnya,” ujarnya.

Edukasi dan Pemberantasan Keuangan Ilegal

OJK terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi literasi serta inklusi keuangan, termasuk memberikan pemahaman terkait risiko lembaga keuangan ilegal.

“Kita juga melakukan berbagai langkah untuk menutup situs ilegal, baik pinjaman online (pinjol) maupun investasi ilegal. Kita tak bisa mengisolasi diri, tapi yang bisa kita lakukan adalah memperkuat ketahanan, pemahaman, dan kemampuan masyarakat Indonesia,” pungkas Mahendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)

Baca Juga