Ratna Sari, Penyuluh Agama yang Menyalakan Harapan Anak Pesisir Lewat Taman Bacaan Hamzar di Pantai Cermin

Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pantai Cermin, Ratna Sari (tengah), berpose bersama anak-anak binaan Taman Bacaan Hamzar seusai kegiatan literasi dan pembinaan karakter Islami di Desa Pantai Cermin Kiri.

GIMIC.ID, PANTAI CERMIN – Di tengah kerasnya kehidupan pesisir dan maraknya peredaran narkoba yang sempat menjerat masyarakat Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, secercah cahaya harapan muncul dari sebuah rumah baca sederhana bernama Taman Bacaan Hamzar. Tempat ini menjadi oase ilmu dan iman bagi anak-anak pesisir, berkat ketulusan seorang Penyuluh Agama Islam, Ratna Sari, yang mengabdikan dirinya untuk menumbuhkan semangat belajar dan karakter Islami di kalangan generasi muda.

Lingkungan pesisir sering kali menghadirkan tantangan berat bagi remaja: kemiskinan, pergaulan bebas, dan godaan untuk memperoleh uang secara instan melalui jalan yang salah. Kondisi ini menjadikan anak-anak pesisir rentan terhadap penyalahgunaan narkoba dan perilaku negatif lainnya.

Namun, Ratna Sari memilih untuk tidak berpaling. Dengan semangat dan kasih, ia membina anak-anak di Taman Bacaan Hamzar agar mencintai ilmu dan berakhlak mulia. “Membaca itu bukan hanya agar cerdas, tetapi juga agar anak-anak punya arah hidup dan cita-cita yang jauh dari kegelapan dunia narkoba,” ujarnya penuh keyakinan.

Taman Bacaan Hamzar didirikan oleh Pemerintah Desa Pantai Cermin Kiri sebagai upaya membangkitkan semangat literasi dan moral di tengah masyarakat. Setiap Senin dan Jumat sore, sekitar 35 anak berkumpul di teras rumah baca. Mereka belajar membaca, menulis, menggambar, serta mendengarkan kisah para nabi dan tokoh Islam.

Ridwan, salah satu anak binaan, menceritakan pengalamannya dengan mata berbinar, “Saya senang sekali, Kak. Kalau membaca nyaring, rasanya seperti masuk ke dalam buku. Saya jadi lebih berani dan ingin terus datang ke sini.”

Selain Ratna, kegiatan ini juga dibantu empat pengajar yang ditunjuk oleh pemerintah desa. Mereka bukan hanya mengajar, tapi juga menjadi teladan yang menanamkan nilai-nilai positif di tengah masyarakat pesisir.

Suatu sore, situasi mencekam sempat terjadi di sekitar taman baca. Suara tembakan peringatan polisi mengejar pelaku peredaran narkoba mengguncang ketenangan dusun. Anak-anak panik dan menangis, namun Ratna dengan sigap mengevakuasi mereka. “Saya bonceng empat anak, yang lain saya suruh lari lewat jalan belakang,” kenangnya.

Peristiwa itu justru menguatkan tekadnya. “Saya sadar, tugas ini bukan sekadar mengajar membaca, tapi melindungi masa depan mereka dari kegelapan,” ucapnya tegas.

Kepala Desa Pantai Cermin Kiri, M. Elizar, mengakui bahwa daerahnya pernah dicap sebagai “kampung narkoba”. Namun melalui dukungan penyuluh agama, tokoh masyarakat, dan kegiatan literasi, perlahan stigma itu mulai memudar. “Kami ingin menanamkan kecintaan belajar sejak dini agar anak-anak tidak mudah terpengaruh hal negatif,” katanya.

Kini, orang tua mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Anak-anak yang dulu nongkrong di warung kini lebih sering menghabiskan waktu di taman baca. Para pemuda desa ikut bergotong-royong menyediakan buku, perlengkapan belajar, hingga makanan ringan bagi peserta didik.

Perubahan nyata di Pantai Cermin Kiri menjadi bukti bahwa perjuangan tanpa pamrih dapat mengubah masa depan generasi muda. “Kalau bukan kita yang menyalakan cahaya, siapa lagi? Narkoba itu gelap, tapi ilmu dan iman bisa membuatnya pudar,” tutur Ratna penuh semangat.

Kini, Taman Bacaan Hamzar telah menjelma menjadi “taman harapan” bagi anak-anak pesisir. Tempat yang dulu hanya berisi tumpukan buku sederhana kini menjadi simbol perubahan sosial — ruang yang menyalakan masa depan dengan cahaya ilmu, iman, dan cinta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)

Komentar

Loading...