Penuh Haru, Rahmat Pane Akhirnya Terima SK PPPK Setelah 28 Tahun Mengabdi di Pedalaman Toba

Rahmat Pane, penyuluh agama dari Desa Lumban Rau Timur, Kecamatan Nassau, menerima SK PPPK Kemenag Toba Samosir dengan penuh haru dan rasa syukur.

GIMIC.ID, TOBA SAMOSIR – Suasana haru dan bangga menyelimuti Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Toba Samosir. Sejumlah pegawai honorer akhirnya menerima Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Non Optimalisasi setelah puluhan tahun mengabdi dengan penuh dedikasi.

Di antara mereka, terdapat sosok yang kisah pengabdiannya menyentuh hati — Rahmat Pane, seorang penyuluh agama dari Pagar Gunung, Desa Lumban Rau Timur, Kecamatan Nassau, yang kini menjadi simbol keteguhan dan kesetiaan dalam pelayanan umat.

Lahir pada 18 November 1974, Rahmat telah menempuh perjalanan panjang dalam pengabdian. Ia memulai kariernya sebagai Penyuluh Agama Islam sejak tahun 1997 di KUA Habinsaran, Tapanuli Utara, ketika gaji yang diterima hanya Rp50.000 per bulan. Kala itu, akses jalan masih sulit, bahkan untuk mengambil honor, Rahmat harus berjalan kaki selama tiga jam menuju kantor KUA.

“Akses jalan belum bisa dilalui kendaraan, jadi kami menempuh perjalanan panjang hanya untuk menerima hak kami,” kenang Rahmat dengan senyum tenang, Rabu (5/11/2025).

Namun, bagi Rahmat, pengabdian bukanlah soal materi.

“Dulu bukan gaji yang saya harapkan, tapi ridho Allah yang selalu saya nantikan,” ujarnya penuh keyakinan.

Prinsip itulah yang membuatnya tetap teguh melayani masyarakat, memberi bimbingan keagamaan, dan menjadi teladan di tengah segala keterbatasan.

Seiring waktu, Rahmat berpindah tugas ke Kemenag Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2016. Kesejahteraan para penyuluh pun perlahan meningkat. Honor yang dulu hanya puluhan ribu rupiah, kini naik menjadi Rp500.000, kemudian Rp1.000.000 pada tahun 2020, seiring membaiknya fasilitas dan infrastruktur di wilayah tugasnya.

Selain menjadi penyuluh, Rahmat juga dikenal sebagai P3N (Petugas Pembantu Pencatat Nikah) selama 12 tahun. Dalam peran itu, ia telah membantu menerbitkan lebih dari 140 kutipan akta nikah serta aktif menjalin kerja sama dengan Pengadilan Agama Balige untuk memastikan masyarakat di pelosok tetap memperoleh layanan keagamaan secara layak.

Rahmat dikenal di kalangan masyarakat sebagai sosok yang rendah hati dan mudah bergaul. Ia kerap hadir di berbagai kegiatan sosial keagamaan, merangkul tokoh masyarakat, dan menjadi jembatan antara umat dengan lembaga agama.

Kini, setelah resmi menerima SK PPPK dan bertugas di Kemenag Toba Samosir, Rahmat menatap masa depan dengan penuh syukur — meski masa pengabdiannya tinggal tujuh tahun lagi.

“Setiap pekerjaan ada awal dan ada akhirnya. Setelah semua perjuangan ini, saya hanya berharap diberi panjang umur dan kekuatan untuk terus beribadah,” ujarnya lirih namun penuh semangat.

Bagi Rahmat, pengangkatan sebagai PPPK bukan hanya bentuk penghargaan atas kerja keras, tetapi juga pengakuan atas pengabdian yang tulus dan konsisten.

“Ini semua berkat doa orang tua, istri, serta dukungan pimpinan dan rekan-rekan di Kemenag Kabupaten Toba Samosir,” tambahnya dengan mata berbinar.

Kisah Rahmat Pane menjadi potret nyata perjuangan seorang penyuluh agama yang menebar cahaya di pelosok negeri. Dari langkah kaki menembus jalan berlumpur hingga kini mengenakan seragam resmi Kementerian Agama, semangatnya tetap sama — mengabdi untuk umat, berkhidmat untuk bangsa, dan berharap hanya pada ridho Allah SWT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2) 

Komentar

Loading...