Peneliti Universitas Pertamina Ubah Sekam Padi Jadi Solusi Cerdas Atasi Pencemaran Air

Dr. Nonni Soraya Sambudi, dosen Teknik Kimia Universitas Pertamina, memaparkan hasil risetnya tentang pemanfaatan sekam padi menjadi material pemurni air ramah lingkungan pada kegiatan Green Chemistry for Industrial Excellence di Cikarang, 16–17 September 2025.

GIMI.ID, JAKARTA - Krisis pencemaran air akibat limbah industri dan pertanian terus menjadi sorotan global. Data Bank Dunia (2020) menyebutkan, sekitar 80 persen air limbah di dunia masih dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan memadai. Kondisi ini menyebabkan penumpukan logam berat dan zat warna berbahaya di sungai serta danau, merusak ekosistem, mengancam kesehatan manusia, hingga mengganggu rantai makanan.

Situasi serupa terjadi di Indonesia. Laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2025 mengungkapkan bahwa 70,70 persen kualitas air sungai di Indonesia telah tercemar sedang hingga berat, terutama akibat limbah domestik dan industri.

Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti dari Universitas Pertamina (UPER) yang dipimpin oleh Dr. Nonni Soraya Sambudi, dosen Program Studi Teknik Kimia, menghadirkan terobosan berbasis bahan alami dan ramah lingkungan.

Dalam riset terbarunya, Dr. Nonni dan tim memanfaatkan sekam padi — limbah pertanian yang produksinya mencapai 156 juta ton per tahun secara global — untuk diubah menjadi carbon quantum dots (CQDs), partikel karbon berukuran nano yang dapat berpendar di bawah cahaya tertentu.

Material ini kemudian diuji kemampuannya dalam menguraikan zat warna berbahaya seperti methylene blue dan menyerap ion logam berat tembaga (Cu²⁺) dari air. Dengan metode hidrotermal hemat energi, tim menemukan bahwa CQDs yang diberi tambahan nitrogen (N) dan bismuth (Bi) menunjukkan kinerja lebih efektif, mempercepat proses pemurnian air sekaligus meningkatkan efisiensi energi.

Penelitian ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular. Kami berupaya mengubah limbah yang tidak bernilai menjadi material berguna untuk mengatasi pencemaran air. Hasilnya, CQDs mampu menghilangkan hingga 60 persen logam berat dan mencapai 70 persen efektivitas dalam degradasi zat warna,” ujar Dr. Nonni.

Inovasi ini turut memperkuat posisi Dr. Nonni di tingkat global. Ia baru saja masuk daftar Top 2% Scientists Worldwide versi Stanford University, menempati peringkat 181.869 dari 210.000 ilmuwan dunia.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., memberikan apresiasi atas capaian tersebut.

“Prestasi Dr. Nonni menunjukkan bahwa riset dari kampus Indonesia dapat berkontribusi nyata bagi dunia. Penelitian ini sejalan dengan misi Universitas Pertamina untuk menghadirkan solusi berbasis sains dan teknologi bagi tantangan keberlanjutan, sekaligus menginspirasi generasi muda — terutama perempuan — agar terus aktif meneliti untuk kemaslahatan masyarakat,” ujarnya.

Dr. Nonni dikenal luas melalui rekam jejak riset dan publikasi internasional. Berdasarkan data Scopus (2025), ia telah menerbitkan 109 publikasi ilmiah dengan 2.889 sitasi dari peneliti lain di seluruh dunia.

Fokus risetnya mencakup sintesis carbon quantum dots untuk drug delivery, polimer komposit, adsorpsi, serta proses fotokatalitik. Ia juga mengembangkan teknologi CQDs untuk menghilangkan polutan organik dan logam berat dari air, sekaligus mengoptimalkan pemulihan logam melalui sistem membran ramah lingkungan.

Bagi saya, riset bukan sekadar angka publikasi. Ini tentang memperkaya ilmu pengetahuan dan mencari solusi nyata bagi masyarakat. Saya selalu melibatkan mahasiswa dalam setiap penelitian agar mereka belajar bahwa sains bisa menjadi sarana kontribusi sosial,” tuturnya.

Sebagai salah satu peneliti perempuan Indonesia di bidang teknik kimia, Dr. Nonni diharapkan mampu membuka jalan bagi semakin banyak perempuan untuk berkarya di dunia sains dan teknologi.

Penelitian ini tidak hanya menjadi kebanggaan akademik, tetapi juga memberi harapan bagi upaya Indonesia mengurangi pencemaran air hingga 30 persen pada tahun 2030, jika hasil riset tersebut diaplikasikan secara luas.

Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, Universitas Pertamina kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan solusi nyata bagi tantangan lingkungan global — dimulai dari laboratorium, hingga berdampak pada kehidupan masyarakat luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)

Komentar

Loading...