Laskar Kota Medan Demo di Dishub Sumut, Desak Usut Dugaan Gratifikasi Mantan Kadishub Medan

GIMIC.ID, MEDAN – Puluhan massa dari Laskar Kota Medan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Sumatera Utara, Jumat (29/8/2025). Mereka menuding Iswar, mantan Kepala Dishub Kota Medan, terlibat dalam praktik gratifikasi terkait penerimaan tenaga honorer.
Dalam orasinya, massa menyebut Iswar diduga menjadikan kursi honorer sebagai ladang bisnis. Calon tenaga honorer diklaim dipungut biaya hingga puluhan juta rupiah hanya untuk bisa diterima bekerja.
“Siapa yang mampu bayar, dia yang masuk. Sementara rakyat kecil yang tulus ingin mengabdi justru ditutup jalannya,” kata Koordinator Lapangan Laskar Kota Medan, Dimas Arya Nasution.
Massa menuding nominal yang diminta mencapai angka fantastis, yakni hingga Rp80 juta per orang. Praktik tersebut dinilai tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencoreng integritas birokrasi.
Tak hanya soal penerimaan, Iswar juga dituding mempermainkan honorer lama dengan cara memindahkan lokasi tugas jauh dari tempat tinggal. Imbasnya, sejumlah honorer mendapat surat peringatan hingga akhirnya diberhentikan.
“Praktik semacam ini jelas mencederai rasa keadilan dan menunjukkan penyalahgunaan kewenangan,” tambah Dimas.
Dalam aksi itu, Laskar Kota Medan mendesak aparat penegak hukum, baik kepolisian maupun kejaksaan, untuk segera mengusut tuntas dugaan gratifikasi tersebut. Mereka menegaskan, tindakan itu bukan sekadar pelanggaran administrasi, melainkan berpotensi masuk ranah tindak pidana korupsi.
“Ini bukan sekadar pelanggaran administrasi, tapi bentuk nyata korupsi. Kami minta kasus ini diusut tuntas dan pelakunya diproses hukum,” tegas massa aksi.
Massa juga menilai praktik tersebut bertentangan dengan aturan Kementerian PAN-RB yang telah menegaskan larangan perekrutan tenaga honorer baru.
Sebagai bentuk tekanan, Laskar Kota Medan mengancam akan kembali turun ke jalan dengan jumlah massa lebih besar jika aparat hukum tidak segera menindaklanjuti laporan dan aduan yang telah mereka sampaikan.
“Diam adalah pembiaran. Kami tidak akan berhenti sebelum kebenaran ditegakkan,” tutup Dimas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-Avid)
Komentar