Kapten Legendaris PSMS Sunardi B

GIMIC.ID, MEDAN - Sosok legenda PSMS Medan ini tidak bisa dipisahkan jika kita berbicara kejayaan PSMS Medan di belantika persepakbolaan Indonesia dan Internasional pada masa lalu.Seperti halnya sebagian besar legenda PSMS di masa lalu Sunardi B juga adalah sosok pemain yang lahir dan mengenal sepakbola di daerah perkebunan.

Pemain kelahiran Simalungun 17 Januari 1952 ini mengawali karirnya di PSS Simalungun pada 1969 dibawah kepelatihan Abdul Kholid Siregar.Pada 1971 sempat pindah ke Persesi Pematang Siantar lalu kemudian pindah kembali ke PSS Simalungun.Permainan apiknya sebagai gelandang sayap maupun sebagai gelandang serang membuat PSS Simalungun menjadi salah satu kekuatan sepakbola Sumut selain PSMS Medan tentunya.Permainan menawan yang diperlihatkannya ketika itu membuat dirinya direkrut oleh tokoh sepakbola Sumut dan Indonesia Kamaruddin Panggabean untuk mempekuat PSSI Wilayah I yang akan berlaga di Kejuaraan Antar Wilayah PSSI pada 1974.

Walau PSSI Wilayah I didominasi oleh pemain pemain bintang PSMS dan Timnas seperti Yuswardi,Nobon,Tumsila,Anwar Ujang,Wibisono,,Zulkarnaen Pasaribu,Parlin Siagian,Sarman Panggabean dsb tidak membuat Sunardi B minder tapi malah termotivasi untuk bisa mengimbangi dan menyatu dengan permainan mereka. Akhirnya kolaborasi mereka sukses menghantarkan PSSI Wilayah I menjadi Juara Turnamen Antar Wilayah PSSI pada 1974 dan mewakili Indonesia di turnamen President Cup di Seoul dimana akhirnya PSSI Wilayah I menjadi Runner Up usai kalah dari tuan rumah Korea Selatan yang waktu itu diperkuat bintang legendarisnya Cha Bum Keun.

Sunardi B juga turut memperkuat PSSI Wilayah I yang didominasi pemain – pemain PSMS Medan ketika bertanding melawan Ajax Amsterdam pada 7 Juni 1975 di stadion Teladan Medan dan pada saat itu PSSI Wilayah I sukses mengalahkan Ajax 4-2.Seusai pertandingan tersebut akhirnya pengagum Legenda Ajax.Barcelona dan Timnas Belanda Johan Cruyff ini pindah ke PSMS Medan dan bernaung di klub anggota PSMS yaitu Bintang Utara atas rekomendasi dari Ketua Umum PSMS waktu itu Wahab Abdi Simatupang dan tokoh sepakbola Sumut Ompung Kamaruddin Panggabean.

Di PSMS Medan kemampuannya terus berkembang hingga dirinya menjadi sosok kunci di lini tengah PSMS Medan.Pada 1978 Sunardi B sukses menghantarkan PSMS menjadi Runner Up Marah Halim Cup dan Sunardi B sendiri terpilih menjadi pemain terbaik.

Sunardi B satu satunya Kapten yg membawa PSMS Medan 2 kali berturut turut menjadi Juara Div.Utama Perserikatan PSSI (1983 dan 1985)

Ikhwal nama B yang ditambahkan pada namanya bermula ketika di PSMS muncul sosok stopper yang bernama sama dengannya.Oleh karena dalam setiap pertandingan nama pemain belakang lebih dulu disebut maka oleh pengurus PSMS sang stopper disebut Sunardi A dan dirinya sendiri disebut Sunardi B.

Pada 1979 Sunardi B sukses membawa PSMS Medan menjadi Runner Up Kejurnas PSSI 1979 dan membawa PSMS menjadi Juara Tugu Muda Cup 1979.Pada 1981 Sunardi B juga sukses membawa Tim PON Sumut meraih Medali Perak usai kalah adu penalti melawan Lampung.

Pada 1983 menjelang Marah Halim Cup Sunardi B sempat sakit dan nyaris tidak bisa tampil.Namun berkat perawatan yang intensif yang dilakukan oleh dr.Marah Ganti Siregar akhirnya Sunardi B kembali sehat dan bisa berlaga.Kehadirannya sukses membawa PSMS tampil mantap dan sukses mengalahkan Irak di Semifinal.Sayang di Final PSMS tampil antiklimaks hingga akhirnya hanya menjadi Runner Up setelah takluk 1-3 dari Korea Selatan.

Keberhasilan ini akhirnya menjadi modal positif bagi PSMS untuk berlaga di putaran Final Divisi Utama Perserikatan PSSI 1983..Di partai akhir putaran Final kondisi sang kapten Zulham Effendi Harahap kurang fit hingga akhirnya PSMS memanggil 2 bintang mudanya yang memperkuat PSSI Garuda yaitu Marzuki Nyakmad dan Azhari Rangkuti.

Kapten PSMS Sunardi B mengangkat Piala Presiden setelah PSMS menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI 1984/1985 setelah di Final menaklukkan Persib melalui adu penalti.

Marzuki Nyakmad dan Azhari Rangkuti sempat kikuk karena tidak tampil sejak penyisihan.Namun Sunardi B dan beberapa pemain senior mampu mencairkan suasana hingga keduanya tidak kikuk dan berbaur dengan tim.Kondisi ini membuat suasana kondusif di PSMS tetap terjaga.

Pada partai akhir melawan Persebaya Zulham Effendi Harahap hanya tampil 25 menit dan kemudian diganti oleh Marzuki Nyakmad dan ban kapten beralih ke Sunardi B hingga akhirnya PSMS menang 1-0 dan lolos ke Final.

Di Final Zulham Effendi Harahap tidak bisa tampil akibat kondisi fisiknya yang tidak fit. Sunardi B kembali dipercaya menjadi Kapten dan sukses memimpin rekan rekannya mengalahkan Persib 3-2 lewat adu penalti setelah bermain imbang 0-0 dalam waktu normal dan perpanjangan waktu.

Sunardi B sendiri sukses menjebol gawang Sobur bersama Sunardi A dan Suherman dalam drama adu penalti tersebut.PSMS akhirnya sukses meraih gelar ke-5 di Divisi Utama Perserikatan PSSI dan membuat PSMS mewakili Indonesia di Merlion Cup 1983 yang digelar di Singapura.

Sejak itu ban kapten PSMS selalu melekat dalam diri Sunardi B.Pada Divisi Utama Perserikatan PSSI 1984/1985 Parlin Siagian yang menjadi Pelatih Kepala menunjuk Sunardi B sang kapten tim untuk merangkap menjadi asisten pelatih.Dan tugas ini juga mampu dijalankannya dengan baik hingga akhirnya sukses membawa PSMS lolos ke Final dan berlaga kembali dengan Persib.

Dalam Final yang ditonton 150.000 penonton di Stadion Utama Senayan Jakarta waktu itu PSMS sukses menjadi Juara setelah mengalahkan Persib 2-1 dalam adu penalti setelah dalam babak normal dan perpanjangan waktu bermain imbang 2-2 walau dalam adu penalti ini Sunardi B gagal membobol gawang Sobur.

Kesuksesan ini membuat Sunardi B mencatat sejarah sebagai Kapten PSMS pertama yang membawa PSMS Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI secara berturut - turut pada 1983 dan 1985.

Seusai Final ini Sunardi B memutuskan "gantung sepatu" sebagai pemain sepakbola dan fokus di pekerjaannya di PTP sambil menjadi pelatih.Walau demikian pada kompetisi antar klub PSMS Sunardi B kerap masih berkecimpung membela Bintang Utara hingga 1990 walau tidak seintens sebelumnya.

Pada PON 1989 Sunardi B menjadi asisten pelatih Tim PON Sumut mendampingi sahabatnya Nobon sebagai Pelatih dan ternyata kolaborasi keduanya sukses membawa Tim PON Sumut meraih Medali Emas setelah di Final mengalahkan Jawa Timur 2-1.

Pada putaran kedua Divisi Utama Perserikatan PSSI 1989/1990 Sunardi B ditunjuk menjadi pelatih PSMS berduet dengan Suryanto Herman menggantikan Parlin Siagian yang mundur usai hasil buruk PSMS pada putaran pertama.Tangan dinginnya yang didukung Ompung Kamaruddin Panggabean sebagai penasehat teknis sukses membawa PSMS lolos ke babak 6 Besar.

Sayang akhirnya PSMS tampil anti klimaks hingga akhirnya terhenti di babak 6 Besar.Sunardi B juga ikut mendampingi Nobon ketika melatih Tim Sumut pada PON 1993 yang untuk pertama kali menggunakan format U-23..

Seusai pensiun dari PTP Sunardi B kembali ke kampung halamannya di Simalungun.Walau begitu sesekali Sunardi B masih datang ke Medan berkumpul bersama rekan – rekannya sesama Mantan Pemain PSMS Medan. 

Dan hari ini 17 Januari 2025 Sunardi B genap berusia 73 tahun. Namanya akan tetap dikenang sebagai Legenda PSMS Medan atas kiprahnya yang penuh prestasi bersama PSMS Medan. Walau demikian dalam beberapa kesempatan Sunardi B kerap mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi PSMS yang hingga saat ini masih berada di luar kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Termasuk yang membuat Sunardi B sedih adalah hilangnya jejak kejayaan PSMS di masa lalu.Banyak trofi,piala dan foto - foto kejayaan PSMS masa lalu yang kini tidak diketahui keberadaannya.Padahal itu adalah bagian penting perjuangan PSMS dalam meraih kejayaannya di sepakbola Indonesia dan Internasional.

Besar harapannya PSMS yang begitu dicintainya ini akan kembali ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia dan kembali mengukir prestasi indah di pentas sepakbola Indonesia.

(G-H2/Red)

Komentar

Loading...