Banjir dan Longsor di Sumatera, Pakar Uper Soroti Tantangan Distribusi Logistik Pascabencana
Ilustrasi penyaluran bantuan logistik kepada warga terdampak banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sumatera.
GIMIC.ID, JAKARTA — Banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera pada akhir November 2025 masih menyisakan berbagai persoalan serius, khususnya terkait penanganan darurat dan pemulihan pascabencana. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 16 Desember 2025, tercatat sebanyak 1.030 orang meninggal dunia, sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka, serta 146.758 unit rumah dilaporkan rusak akibat bencana tersebut.
Penanganan pascabencana menjadi aspek krusial, mengingat 72 jam pertama setelah bencana atau yang dikenal sebagai golden time merupakan periode paling menentukan dalam upaya penyelamatan korban dan menekan jumlah korban jiwa. Namun, di tengah kondisi darurat, distribusi logistik yang dinilai belum optimal kerap memicu polemik di tengah masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, pakar logistik sekaligus dosen Teknik Logistik Universitas Pertamina, Dr. Eng. Iwan Sukarno, ST., M.Eng., CLIP., menjelaskan bahwa persoalan utama dalam penanganan logistik kebencanaan bukan semata pada ketersediaan bantuan, melainkan pada distribusi bantuan hingga ke titik terdampak paling parah.
“Dalam banyak kasus banjir bandang di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, bantuan sebenarnya sudah tiba cukup cepat di posko-posko utama. Namun, bantuan tersebut sering kali menumpuk karena kendala distribusi ke wilayah yang terisolasi akibat kerusakan jalan dan jembatan,” ujar Dr. Iwan.
Ia menambahkan, tantangan terbesar berada pada last mile distribution atau distribusi tahap akhir. Kondisi medan yang sulit serta infrastruktur yang rusak menyebabkan jalur darat tidak dapat berfungsi secara optimal, sehingga penyaluran bantuan menjadi lambat dan tidak merata.
Lebih lanjut, Dr. Iwan menekankan bahwa persoalan distribusi logistik kebencanaan tidak hanya dipengaruhi faktor geografis, tetapi juga kesiapan sistem dan perencanaan. Setiap wilayah, menurutnya, perlu memiliki peta distribusi logistik kebencanaan yang disesuaikan dengan karakteristik geografis dan demografis masing-masing daerah.
“Tanpa pemetaan yang jelas terkait jumlah penduduk, lokasi permukiman, serta tingkat aksesibilitas wilayah, distribusi logistik cenderung bersifat reaktif. Pemanfaatan teknologi seperti Geographic Information System (GIS), big data, dan sistem informasi logistik sangat penting untuk menentukan prioritas distribusi, rute alternatif, serta moda transportasi yang paling efektif,” jelasnya.
Menurut Dr. Iwan, tingginya jumlah korban jiwa dan kerusakan akibat bencana di Sumatera harus menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak. Integrasi rantai pasok lokal dan kemitraan logistik seharusnya dibangun sebelum bencana terjadi, sehingga kebutuhan dasar masyarakat dapat dipenuhi pada masa golden hours sambil menunggu bantuan dari pemerintah pusat.
“Bencana memang tidak bisa dihindari, tetapi keterlambatan bantuan dapat diminimalkan jika sistem logistik dibangun berbasis data, teknologi, serta kolaborasi dengan kapasitas lokal, seperti penyedia transportasi, pelaku ritel, hingga perusahaan logistik daerah,” tegasnya.
Sebagai institusi pendidikan tinggi yang berfokus pada pengembangan teknologi dan energi berkelanjutan, Universitas Pertamina terus mendorong lahirnya solusi nyata bagi kebutuhan masyarakat, termasuk dalam penanganan kebencanaan. Melalui pendekatan interdisipliner dan peminatan seperti sustainable energy logistics pada Program Studi Teknik Logistik, Universitas Pertamina menyiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan, ketahanan sistem, dan dampak sosial.
Langkah tersebut sejalan dengan komitmen Universitas Pertamina dalam menghadirkan pendidikan aplikatif yang mampu berkontribusi langsung pada penguatan respons nasional terhadap berbagai tantangan kebencanaan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)