1. Beranda
  2. Bisnis
  3. BUMN
  4. Ekonomi
  5. Energi

Perkuat Ketahanan Energi Nasional, PGN Integrasikan Infrastruktur Gas Bumi Dukung Transisi Energi

Oleh ,

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Hery Murahmanta memaparkan strategi integrasi infrastruktur gas bumi dalam mendukung ketahanan energi nasional.

GIMIC.ID, JAKARTA — Di tengah dinamika global dan tantangan pengelolaan energi, Indonesia terus memperkuat ketahanan energi nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Pemerintah. Sejalan dengan komitmen tersebut, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina fokus meningkatkan efisiensi rantai pasok melalui integrasi infrastruktur gas bumi, guna mengoptimalkan pemanfaatan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Gas bumi dinilai memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi bridging energy dalam proses transisi menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060. Peran ini semakin relevan seiring meningkatnya kebutuhan energi nasional dan dorongan pengurangan emisi karbon.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, menyampaikan bahwa perjalanan menuju energi terbarukan membutuhkan upaya yang konsisten, termasuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi.

“Penurunan konsumsi batu bara mendorong meningkatnya ketergantungan terhadap gas bumi sebagai energi perantara. Hal ini menjadikan gas bumi primadona, baik untuk pembangkit listrik, sektor industri, maupun sebagai bahan baku,” ujar Laode dalam forum Indonesia Energy Outlook 2026.

Sejalan dengan arah kebijakan tersebut, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Hery Murahmanta menjelaskan bahwa PGN menjalankan strategi transisi energi melalui tiga pilar utama G-A-S (Grow, Adapt, Step-Out).

Pilar Grow difokuskan pada penguatan infrastruktur gas bumi, meliputi pengembangan jaringan transmisi dan distribusi, fasilitas regasifikasi, serta perluasan jaringan gas rumah tangga (jargas). Pilar Adapt diarahkan pada pengembangan bisnis LNG trading dan bunkering, serta pembangunan infrastruktur upstream LNG domestik guna menghadirkan total solutions energy services. Sementara itu, pilar Step-Out merupakan upaya hilirisasi gas bumi ke sektor petrokimia dan energi hijau, seperti pengembangan biomethane serta bisnis transportasi karbon.

“PGN saat ini mengelola sekitar 95 persen infrastruktur hilir gas bumi nasional yang melayani kebutuhan energi di 17 provinsi dan 74 kabupaten/kota. Ke depan, kami berharap kehadiran PGN dapat semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. Untuk merealisasikannya, diperlukan dukungan penuh dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar Hery.

Namun demikian, Hery mengungkapkan bahwa pengelolaan gas bumi nasional masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari lokasi sumber pasokan yang jauh dari pusat konsumsi, pertumbuhan permintaan yang berkelanjutan, hingga tantangan keekonomian dalam pengembangan infrastruktur. Kondisi tersebut menuntut adanya penguatan dan integrasi infrastruktur sebagai solusi untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan gas bumi.

Strategi integrasi infrastruktur gas bumi disesuaikan dengan kondisi geografis dan skema penyaluran paling optimal di setiap wilayah. Di Indonesia Bagian Barat, integrasi difokuskan pada pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi yang menghubungkan pipa dari ujung Sumatera hingga Jawa, dengan dukungan sistem beyond pipeline untuk meningkatkan fleksibilitas penyaluran. Sementara itu, di Indonesia Bagian Timur, diterapkan skema pengembangan sistem beyond pipeline yang didukung jaringan pipa terintegrasi guna menjangkau pusat-pusat permintaan yang tersebar sesuai karakteristik geografis wilayah.

“PGN mengintegrasikan infrastruktur gas bumi melalui integrasi fisik dengan menghubungkan berbagai ruas pipa gas bumi, serta integrasi operasional melalui pengelolaan terpadu sistem transmisi dan regasifikasi. Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi antar badan usaha, termasuk dengan Pemerintah, pemasok gas, serta operator pipa lainnya, sehingga dapat meningkatkan keandalan penyaluran gas bumi nasional,” tambah Hery.

Dalam pelaksanaannya, PGN juga mengimplementasikan digitalisasi asset management system. Melalui digitalisasi ini, pemantauan operasional penyaluran gas bumi dapat dilakukan secara real-time, sehingga pengaturan operasional maupun penanganan gangguan dapat dilakukan lebih cepat, terkoordinasi lintas fungsi, serta berdampak pada peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan.

“Gas bumi merupakan bagian penting dari bauran energi nasional dalam masa transisi energi. Integrasi infrastruktur gas bumi menjadi jawaban atas tantangan penyaluran, baik melalui pipa gas maupun beyond pipeline. Melalui pengembangan dan integrasi infrastruktur yang berkelanjutan, PGN sebagai mitra strategis Pemerintah berkomitmen memastikan penyediaan gas bumi yang andal, efisien, dan berkelanjutan bagi Indonesia,” pungkas Hery.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)

Baca Juga