BNCT Ubah 22 Hektare Eks Lahan Sawit Menjadi Kawasan Mangrove Produktif di Deli Serdang
Tim PT Belawan New Container Terminal (BNCT) bersama perwakilan DP World dan Pelindo Terminal Petikemas berfoto seusai kegiatan penanaman bibit mangrove pada program rehabilitasi 22 hektare eks lahan sawit untuk Silvofishery Crab Farming di Desa Sei Baharu, Hamparan Perak, Deli Serdang. Para peserta tampil kompak dengan atribut lapangan sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan pesisir.
GIMIC.ID, MEDAN — PT Belawan New Container Terminal (BNCT) bersama DP World dan PT Pelindo Terminal Petikemas kembali menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan melalui program rehabilitasi ekosistem pesisir. Sebanyak 22 hektare eks lahan sawit di Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, resmi dikonversi menjadi kawasan mangrove produktif yang dirancang untuk mendukung mitigasi perubahan iklim dan pemulihan ekosistem pesisir.
Dalam kegiatan simbolis penanaman, ratusan bibit bakau ditanam oleh para volunteer dari berbagai mitra pelayaran, di antaranya PT Evergreen Shipping Agency Indonesia, MTT Shipping Sdn Bhd, Maersk, CMA CGM, dan CTP Line. Kehadiran para relawan lintas perusahaan ini menggarisbawahi bahwa perlindungan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama seluruh pelaku industri maritim.
Rehabilitasi lahan ini juga dirancang untuk mendukung pengembangan Silvofishery Crab Farming, yaitu model budidaya kepiting bakau yang terintegrasi dengan pelestarian mangrove. Pendekatan tersebut diharapkan mampu menciptakan nilai ekonomi baru bagi masyarakat, sekaligus menjadi benteng alami dalam menghadapi abrasi dan banjir rob yang kian mengancam wilayah pesisir.
Corporate Secretary BNCT, Rizki Affandi Nasution, menegaskan bahwa transformasi eks lahan sawit menjadi kawasan mangrove merupakan simbol penting komitmen perusahaan dalam mengutamakan keberlanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan perusahaan selalu berjalan seiring dengan perbaikan lingkungan. Mengubah lahan sawit menjadi hutan mangrove bukan hanya langkah ekologis, tetapi bentuk nyata kepedulian BNCT terhadap masa depan pesisir dan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada kelestarian alam,” ujar Rizki.
Ia juga menyoroti relevansi program ini terhadap kondisi banjir dan degradasi pesisir di Sumatera.
“Mangrove mampu meredam gelombang, menahan erosi, dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Ini adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan kawasan pesisir,” tambahnya.
Program rehabilitasi seluas 22 hektare ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Sumatera Utara maupun nasional. Eks lahan sawit yang sebelumnya tidak produktif kini bertransformasi menjadi ruang hijau yang memberikan manfaat ekologis, sosial, sekaligus ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)

Komentar