Perjuangan Intan Syakira: Seberangi Banjir Demi Ikut Olimpiade PAI Nasional 2025
“Intan Syakira, siswi SMPN 3 Satu Atap Gebang, Langkat, saat tiba di Kantor Kemenag Langkat setelah menempuh perjalanan panjang di tengah banjir untuk mengikuti Olimpiade PAI Nasional 2025.”
GIMIC.ID, MEDAN — Bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Utara sejak 24 November 2025 membawa dampak besar bagi aktivitas masyarakat. Beberapa kabupaten/kota bahkan sempat lumpuh total tanpa akses transportasi, listrik, maupun jaringan internet.
Namun di tengah musibah besar itu, muncul kisah mengharukan tentang tekad seorang pelajar bernama Intan Syakira, siswi SMPN 3 Satu Atap Gebang, Kabupaten Langkat, yang tetap berangkat mengikuti Lomba Pidato Tingkat SMP Olimpiade PAI Nasional 2025 di Jakarta, meski keluarganya berada di pengungsian.
Perjuangan Intan dimulai pada 29 November 2025. Demi memastikan dirinya dapat tetap mengikuti lomba, ia mengajak ibunya berjalan kaki sejauh 2 kilometer, menyusuri banjir setinggi pinggang orang dewasa hanya untuk mencari sinyal telepon seluler.
Langkah itu ia tempuh untuk menghubungi Kasi PAI Kankemenag Langkat, Hj. Siti Aminah, S.Ag., M.A. sehingga bisa melaporkan kondisinya dan menyampaikan tekadnya mengikuti perlombaan nasional tersebut.
Dengan bahasa daerah yang penuh harap, Intan merayu ibunya, “Mak… tolonglah Mak! Aku harus ikut lomba. Aku siap menyebrangi banjir ini walaupun harus berjalan kaki sampai ke Kantor Kemenag Langkat,” ungkapnya.
Setelah berhasil mendapatkan sinyal, Intan langsung menghubungi Kasi PAI. Mendapat laporan itu, Kepala Kemenag Kabupaten Langkat, H. Ainul Aswad, M.A., segera menginstruksikan Seksi PAI untuk mengambil tindakan guna memastikan keberangkatan Intan.
Informasi tersebut kemudian diteruskan kepada Kakanwil Kementerian Agama Sumatera Utara, H. Ahmad Qosbi, S.Ag., MM., melalui Kabid PAKIS Dr. H. Muksin Batubara, M.Pd.. Kakanwil langsung memerintahkan Katim PAI pada PAUD dan Dikdas, H. Dahyar Husein, M.Pd., beserta tim untuk berkoordinasi dengan Kasi PAI Langkat dan menyiapkan seluruh kebutuhan keberangkatan Intan.
Perjalanan Intan menuju Kantor Kemenag Langkat berlangsung dramatis. Dengan uang hanya Rp 600.000, pakaian basah yang masih melekat, dan ponsel dibungkus plastik, ia melanjutkan perjalanan bersama abang sepupunya dari titik sinyal menuju kantor Kemenag.
Sejak pukul 08.00 WIB, Intan mengarungi banjir dengan berjalan kaki, menaiki rakit dari batang pisang, hingga mendapat bantuan anggota TNI untuk memperoleh tumpangan. Ia harus berganti kendaraan hingga empat kali, termasuk menumpang alat berat beko dan beberapa truk yang melintas.
Setelah menempuh perjalanan panjang hampir 11 jam, Intan tiba di Kantor Kemenag Langkat sekitar pukul 19.00 WIB. Ia datang dengan pakaian basah, tanpa alas kaki, tubuh penuh luka pada bagian kaki, dan kondisi lemas karena seharian tidak makan.
Kedatangannya disambut langsung oleh Kakan Kemenag, Kasi PAI, dan seluruh staf yang segera memberikan bantuan dan memastikan Intan dapat beristirahat dengan baik.
Melihat semangat dan perjuangan luar biasa tersebut, Bupati Langkat, Kemenag, serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat bersinergi memberikan dukungan penuh. Mereka menugaskan Kasi PAI beserta tim untuk mendampingi Intan selama keberangkatannya menuju Jakarta mengikuti Olimpiade PAI Nasional 2025.
Kisah Intan Syakira menjadi gambaran nyata bahwa cita-cita dapat diraih dengan tekad dan pengorbanan. Di tengah bencana besar yang menimpa daerahnya, Intan tetap menunjukkan semangat belajar dan kemauan keras untuk mengharumkan nama sekolah dan daerahnya di tingkat nasional.
Perjuangannya menjadi inspirasi bagi pelajar di seluruh Indonesia bahwa kesuksesan membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan keberanian menghadapi rintangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)