1. Beranda
  2. Bencana Alam
  3. Daerah
  4. Peristiwa

Tangis di Tengah Lumpur: Banjir dan Longsor Terjang Tapteng, 1.952 KK Terdampak dan Empat Nyawa Melayang

Oleh ,

Warga memeriksa sisa-sisa puing rumah dan material kayu yang hanyut setelah banjir bandang dan longsor menerjang permukiman. Lumpur tebal menutupi area terdampak, sementara atap seng dan batang pohon berserakan di lokasi bencana, menandakan dahsyatnya arus yang melanda kawasan tersebut.

GIMIC.ID, MEDAN – Derasnya hujan yang mengguyur wilayah Pantai Barat Sumatera Utara selama sepekan terakhir berubah menjadi mimpi buruk bagi ribuan warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Banjir besar disertai longsor memaksa 1.952 Kepala Keluarga (KK) meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Di beberapa titik, air setinggi dada orang dewasa merendam rumah, fasilitas umum, hingga lahan pertanian. Warga hanya mampu menyelamatkan barang-barang seadanya, sementara sebagian lainnya memilih bertahan di atap rumah menunggu bantuan datang.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni, mengungkapkan bahwa bencana ini dipicu hujan berintensitas tinggi sejak Senin (17/11/2025). Kondisi mencapai puncaknya pada Minggu (23/11/2025) sekitar pukul 18.00 WIB, saat debit air meluap secara drastis.

“Sebanyak 1.952 KK terdampak banjir di wilayah Tapanuli Tengah akibat hujan deras yang terjadi terus menerus,” kata Sri Wahyuni, Selasa malam.

Sebaran data korban banjir meliputi:

Selain banjir, longsor terjadi di Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis. Material tanah dan bebatuan gunung menimbun permukiman warga saat hujan masih mengguyur deras.

Tragisnya, empat orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, terdiri dari satu orang dewasa dan tiga anak-anak yang saat kejadian berada di dalam rumah.

Tangis keluarga pecah di lokasi bencana. Beberapa warga terlihat syok dan masih tak percaya kehilangan orang tercinta dalam waktu singkat akibat longsor yang datang tanpa peringatan.

Bencana serupa juga terjadi di Kota Sibolga, dengan wilayah terdampak meliputi Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, Sambas, dan Sibolga Kota sejak Senin (24/11/2025) sekitar pukul 21.30 WIB. Sejumlah akses jalan tergenang, aktivitas warga serta transportasi sempat lumpuh.

Menanggapi situasi kritis tersebut, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution langsung menginstruksikan Bupati Tapanuli Tengah untuk meningkatkan pemantauan kondisi korban dan memprioritaskan keselamatan masyarakat.

"Saya minta agar kondisi masyarakat terus dimonitor dan utamakan keselamatan warga terlebih dahulu," ujar Bobby.

BPBD, bersama TNI, Polri, Basarnas, dan relawan kemanusiaan masih melakukan evakuasi, pendataan kerusakan, serta penyaluran bantuan darurat berupa logistik makanan, obat-obatan, selimut, dan air bersih.

Warga korban banjir berharap pemerintah tidak hanya hadir saat bencana, namun juga memberikan solusi permanen seperti normalisasi sungai, pembangunan tanggul, serta sistem peringatan dini longsor untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.

"Paling penting kami ingin bisa pulang dengan aman, dan tidak takut setiap hujan turun," ujar salah satu warga pengungsi di Kecamatan Kolang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)

Baca Juga