Perebutan Kursi Ketua Kwarcab Pramuka Medan Memanas, Ridho Nasution dan Budi Damanik Muncul sebagai Kandidat Kuat
Suasana pertemuan audiensi antara perwakilan organisasi dan tokoh masyarakat di ruang kantor, membahas agenda koordinasi serta penguatan sinergi dalam kegiatan kelembagaan di Kota Medan.
GIMIC.ID, MEDAN – Dinamika Musyawarah Cabang (Muscab) Gerakan Pramuka Kota Medan yang dijadwalkan berlangsung pada 29 November 2025 mulai menghangat. Hingga saat ini, dua nama mencuat sebagai kandidat kuat calon Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Medan periode mendatang, yakni Ridho Nasution dan Budi Damanik.
Pengurus Satuan Karya (Saka) Bhayangkara Polrestabes Medan periode 1996–1998, Arief Tampubolon, menilai Muscab kali ini akan berlangsung menarik dan penuh dinamika, mengingat latar belakang serta kekuatan politik dan birokrasi yang menyertai kedua figur tersebut.
“Perkembangan Muscab ini semakin seru. Dua kandidat ini punya basis dan pengaruh yang berbeda, sehingga potensinya sangat kompetitif,” ujar Arief kepada wartawan, Rabu (26/11/2025).
Ridho Nasution diketahui merupakan aparatur sipil negara (ASN) dengan latar belakang lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan saat ini menjabat sebagai pejabat eselon III di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Menurut Arief, posisi tersebut membuka peluang besar bagi Ridho untuk memperoleh dukungan dari jaringan birokrasi, khususnya para camat yang juga mayoritas berlatar belakang IPDN.
“Sangat mungkin Ridho Nasution memenangkan pertarungan ini. Apalagi dia pejabat aktif dan besar kemungkinan mendapat dukungan dari para camat melalui pengaruh terhadap Ketua Kwaran di tingkat kecamatan,” ungkap Arief.
Meski demikian, Arief menilai Budi Damanik tidak bisa dianggap remeh. Sosok yang dikenal aktif dalam dunia kepramukaan Sumatera Utara ini saat ini masuk dalam jajaran kepengurusan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Sumut yang baru saja dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, di bawah kepemimpinan Dikky Anugerah Panjaitan.
“Budi Damanik ini tokoh organisasi, kader Partai Gerindra, dan bekerja di DPRD Sumut. Tidak bisa dipandang sebelah mata. Pertarungan ini dipastikan tidak akan berjalan satu arah,” tegas Arief.
Ia bahkan menyebut adanya indikasi pengawalan khusus terhadap Ridho Nasution oleh Asisten Pemerintahan Pemko Medan, Ahmad Sofyan, yang disebut aktif menjalin komunikasi dengan para camat menjelang Muscab.
Di sisi lain, Arief berharap para Ketua Kwartir Ranting (Kwaran) di 21 kecamatan Kota Medan tetap memegang integritas dan independensi dalam menentukan pilihan.
“Jangan sampai nilai-nilai dasar Gerakan Pramuka seperti Dasa Darma dan Tri Satya tergadaikan oleh intervensi siapa pun. Pramuka harus tetap menjadi wadah pembinaan karakter, bukan arena tarik-menarik kepentingan,” katanya.
Sebagai mantan peserta Perkemahan Bakti Satuan Karya Bhayangkara (Pertikara) tingkat nasional tahun 1997 di Jawa Timur, Arief juga meminta Wali Kota Medan, Rico Waas, untuk turut menjaga netralitas dan menyejukkan situasi menjelang Muscab.
“Gerakan Pramuka berperan penting dalam membentuk karakter generasi muda, dari pramuka siaga hingga penegak. Jangan sampai tercoreng oleh intervensi. Kami berharap Wali Kota Medan menjaga independensi Muscab ini,” pungkasnya.
Muscab Gerakan Pramuka Kota Medan pun diprediksi menjadi salah satu agenda organisasi kepemudaan paling krusial tahun ini, dengan sorotan publik tertuju pada proses demokratis dan sportivitas dalam menentukan nakhoda baru Kwarcab Medan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-RSD)