Musa Rajekshah Sampaikan Duka atas Banjir dan Longsor di Sumut, Desak Alat Berat Siaga di Titik Rawan
Musa Rajekshah, menyampaikan paparan dalam rapat kerja bersama jajaran peserta di ruang sidang, membahas agenda strategis terkait kebijakan dan program pembangunan daerah.
GIMIC.ID, JAKARTA — Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Musa Rajekshah, menyampaikan duka mendalam kepada para korban bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Bencana tersebut terjadi pada Selasa (25/11/2025) dan berdampak pada tujuh kabupaten/kota.
Wilayah yang terdampak meliputi Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Mandailing Natal (Madina), Kabupaten Nias, dan Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan laporan sementara, sebanyak 10 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
“Saya menyampaikan duka mendalam kepada seluruh korban dan keluarga yang terdampak bencana alam di sejumlah daerah di Sumatera Utara,” ujar Musa Rajekshah saat rapat bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), BMKG, dan BASARNAS di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Pria yang akrab disapa Ijeck ini mendesak Kementerian PU agar memberikan perhatian khusus dan mengambil langkah konkret terhadap daerah-daerah rawan bencana di Sumut. Salah satu usulan utamanya adalah penyiagaan alat berat di titik-titik rawan longsor dan banjir sebelum bencana terjadi.
“Kami mengapresiasi respon cepat Kementerian PU yang langsung menurunkan alat berat melalui Balai di daerah. Namun ke depan perlu dipertimbangkan apakah alat-alat berat tersebut sudah harus distandby-kan lebih awal di lokasi rawan longsor dan banjir,” tegasnya.
Selain itu, Ijeck juga menilai penting langkah antisipatif melalui penyebaran informasi cuaca dari BMKG. Ia mengapresiasi peringatan dini yang telah disampaikan kepada masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem beberapa hari sebelum terjadinya bencana.
“Kita patut mengapresiasi BMKG yang sudah mengeluarkan rilis peringatan potensi cuaca ekstrem dari 17 hingga 24 November 2025, termasuk potensi longsor dan banjir bandang di Sumut. Ini menunjukkan prediksi BMKG cukup akurat,” ungkapnya.
Bencana tersebut diketahui telah menyebabkan kerusakan signifikan pada permukiman warga serta memutus sejumlah jalan lintas, yang berpotensi menghambat aktivitas ekonomi dan distribusi logistik masyarakat.
Menurut Ijeck, penyiagaan alat berat di sekitar titik rawan sangat penting mengingat banyaknya akses jalan yang berpotensi terputus akibat longsor.
“Kalau jalan sudah terputus, membawa alat berat ke lokasi juga akan semakin sulit. Karena itu harus disiapkan lebih dekat dengan titik rawan agar proses penanganan bisa cepat, sehingga tidak berdampak panjang terhadap ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Ia juga mengusulkan pembangunan Retaining Wall atau dinding penahan tanah pada ruas-ruas jalan rawan longsor yang direncanakan masuk dalam anggaran tahun 2026. Menurutnya, langkah tersebut merupakan solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko kerusakan infrastruktur akibat bencana.
“Di Sumut banyak badan jalan yang kiri kanannya berupa tebing curam. Di Sipirok, Tapanuli Selatan, sudah dibangun retaining wall di jalan nasional dan terbukti cukup efektif menahan longsor,” katanya.
Ijeck menegaskan bahwa langkah mitigasi harus lebih diutamakan daripada penanganan pasca-bencana yang justru memakan anggaran besar.
“Kalau sudah terjadi longsor dan merusak jalan, biaya pembersihan dan perbaikannya jauh lebih besar. Maka langkah pencegahan harus menjadi prioritas,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-RSD)

Komentar