1. Beranda
  2. Ekonomi
  3. Pasar Modal

Pasar Modal Indonesia Melesat Sepanjang 2025, IHSG Naik 18,57% dan Cetak 13 Rekor Tertinggi

Oleh ,

Suasana ruang perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tampilan pergerakan IHSG pada layar elektronik. Aktivitas perdagangan terus menunjukkan dinamika positif seiring penguatan pasar modal Indonesia sepanjang 2025.

GIMIC.ID, BALI — Pasar modal Indonesia menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat tumbuh 18,57 persen sejak awal tahun hingga 7 November, dan mencapai level 8.394. Kenaikan ini turut mengangkat kapitalisasi pasar hingga mencapai Rp15.319 triliun.

Tidak hanya itu, IHSG juga menorehkan prestasi dengan mencetak 13 kali all time high (ATH) sepanjang tahun, menandai tingginya antusiasme pelaku pasar dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap ekonomi nasional.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (KE PMDK OJK), Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa pencapaian tersebut jauh melampaui target pemerintah maupun OJK.

“Pemerintah menargetkan market cap terhadap PDB sebesar 68 persen pada 2029. Tapi sekarang sudah 69,18 persen. Jadi sepertinya kita tidak perlu tunggu sampai 2029,” ujar Inarno dalam acara Capital Market Journalist Workshop: Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama di Bali, 15 November 2025.

Menurut Inarno, OJK melalui Roadmap Pasar Modal 2022–2027 juga menargetkan rasio market cap terhadap PDB bisa mencapai 70 persen.

“Ini tinggal sedikit lagi. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah tercapai 70 persen,” katanya optimistis.

Selain pertumbuhan indeks, jumlah Single Investor Identification (SID) juga mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 19,1 juta. Capaian ini mendekati target 20 juta SID pada 2027 sesuai roadmap OJK.

“Sedikit lagi, mudah-mudahan tahun 2026 bisa tercapai,” ujar Inarno.

Memasuki tahun 2026, OJK telah menetapkan sejumlah fokus strategis guna memperdalam pasar modal nasional.

1. Peningkatan Free Float

OJK menargetkan free float saham meningkat untuk memperbaiki likuiditas pasar.

“Sekarang free float 7,5 persen. Target kita 25 persen. Namun akan bertahap. Dalam waktu dekat bisa ke 10 persen. Yang IPO ke depan minimal 10 persen, lalu bertahap ke 15 persen,” jelas Inarno.

2. Penguatan Pengawasan Pasar

OJK memperketat pengawasan guna mencegah distorsi dan manipulasi harga saham. Sebuah task force lintas lembaga telah dibentuk untuk memperkuat penegakan hukum.

Law and enforcement kita tingkatkan,” tegasnya.

3. Penguatan Suplai, Permintaan, dan Infrastruktur

Dari sisi suplai, OJK mendorong lebih banyak perusahaan besar untuk melakukan go public.

Di sisi permintaan, perluasan basis investor menjadi prioritas, termasuk penguatan peran Sistem Informasi Pasar (SIP) serta peningkatan partisipasi investor domestik, baik individu maupun institusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-BBY)

Baca Juga