1. Beranda
  2. Pendidikan

75 Mahasiswa Ikuti “Bestari Rimba” di KHDTK Pondok Buluh: Generasi Muda Didorong Jadi Pelestari Hutan

Oleh ,

Para peserta Bestari Rimba 2025 berpose bersama panitia dan narasumber di KHDTK Pondok Buluh, Simalungun. (Kanan: Nurhabli Ridwan, Ketua Umum GRAS, saat kegiatan Forest Explorer).

GIMIC.ID, SIMALUNGUN – Sebanyak 75 mahasiswa dan generasi muda dari empat perguruan tinggi di Sumatera Utara mengikuti kegiatan Belajar Lestari dari Rimbawan atau Bestari Rimba bertema “Forest Explorer: Trekking Edukatif dan Citizen Science untuk Generasi Muda” di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, pada 29–30 Oktober 2025.

Kegiatan ini digagas oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan (Pusgenri), bekerja sama dengan Balai P2SDM Wilayah I Pematang Siantar.

Salah satu peserta, Nurhabli Ridwan, perwakilan dari Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi Generasi Rimba Alam Semesta (GRAS), mengaku bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan yang tidak hanya edukatif, tetapi juga inspiratif.

“Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata tentang pentingnya menjaga hutan dan lingkungan. Kami belajar langsung di lapangan, mengenali flora dan fauna, dan memahami peran generasi muda dalam pelestarian alam,” ujarnya.

Kepala Pusgenri, Luckmi Purwandari, ST., M.Si., menjelaskan bahwa Bestari Rimba dirancang untuk menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan generasi muda melalui pendekatan citizen science atau ilmu pengetahuan partisipatif.

“Generasi muda tidak hanya diperkenalkan pada nilai penting hutan, tetapi juga dilibatkan langsung dalam proses ilmiah. Mereka diajak untuk lebih tahu, lebih sadar, lebih peduli, dan akhirnya melakukan aksi nyata untuk pelestarian hutan,” katanya.

Luckmi menegaskan bahwa hutan bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga sumber pengetahuan dan inspirasi. Program ini sejalan dengan semangat FOLU Net Sink 2030 (Forestry and Other Land Use Net Sink), yaitu target Indonesia agar sektor kehutanan mampu menyerap lebih banyak karbon dibandingkan emisi yang dilepaskan pada 2030.

“Kita tengah menghadapi triple planetary crisis: perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan. Untuk itu, kerja kolaboratif lintas generasi sangat penting. Generasi muda adalah motor penggerak yang membawa semangat baru dan inovasi dalam menjaga bumi,” ujarnya.

Ia menambahkan, melalui Bestari Rimba, para peserta belajar menjadi “masyarakat ilmuwan” dengan cara mengamati, mencatat, dan melaporkan kondisi hutan secara langsung.

“Jadilah generasi yang tidak hanya think green, tetapi juga act green. Ciptakan green jobs, pekerjaan hijau yang peduli pada alam dan keberlanjutan hidup,” pesan Luckmi.

Kepala Balai P2SDM Wilayah I Pematang Siantar, Soleh Sena Santika, S.E., S.Hut., M.Si., menyampaikan bahwa KHDTK Pondok Buluh bukan sekadar hutan biasa, melainkan laboratorium alam yang berfungsi sebagai tempat praktik dan pusat pembelajaran.

“Melalui kegiatan ini, kita bisa bertukar pengalaman, memperluas wawasan, dan mengaplikasikan ilmu untuk kesejahteraan masyarakat serta kelestarian hutan. Jaga fasilitas yang ada, perhatikan keselamatan, dan nikmati proses belajar dari alam,” pesan Soleh Sena.

Selama dua hari kegiatan, peserta menerima berbagai materi dari para narasumber, di antaranya:

Pada malam hari, peserta dibagi dalam tujuh kelompok untuk menjalankan Misi Penjelajah Rimba, dilanjutkan dengan kegiatan api unggun dan malam keakraban bertajuk “Cerita dari Hutan”.

Hari kedua diisi dengan kegiatan Forest Explorer: Trekking Edukatif ke Air Terjun 5 Tingkat yang terbagi dalam empat pos tematik dengan pendekatan learning by doing:

  1. Pos 1 – Titik Awal Hutan Sekunder: Peserta menampilkan yel-yel bertema alam.
  2. Pos 2 – Jalur Menuju Air Terjun: Identifikasi flora di sepanjang jalur dan dokumentasi bentuk daun unik.
  3. Pos 3 – Area Air Terjun: Identifikasi fauna, pembuatan konten video, dan refleksi “Pelajaran dari Alam Hari Ini.”
  4. Pos 4 – Camping Ground (Titik Akhir): Penanaman pohon dan refleksi kelompok.

Nurhabli Ridwan yang juga Founder dan Ketua Umum GRAS sekaligus alumni program Forest Youthverse, menuturkan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang berharga.

“Kami belajar memperoleh data lapangan, mengenali jenis flora dan fauna, mencatat data, dan mendokumentasikan temuan. Ini bukan hanya teori, tapi praktik nyata menjadi bagian dari pelestarian hutan,” ungkapnya.

Kegiatan Bestari Rimba diakhiri dengan sesi refleksi bersama dan penanaman pohon sebagai simbol komitmen generasi muda dalam menjaga keberlanjutan hutan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)