Kisah Al Yazid, Siswa MIN 2 Batu Bara yang Tetap Sekolah Meski Setiap Malam Memulung
Al Yazid Pasaribu, siswa kelas VI MIN 2 Batu Bara, menunjukkan tulisan kisah perjuangannya yang menginspirasi teman-teman sekelasnya.
GIMIC.ID, BATU BARA – Di tengah hiruk-pikuk malam di Pasar Tradisional Tanjung Tiram, sosok kecil bernama Al Yazid Pasaribu, atau akrab disapa Al, tampak menyusuri lorong-lorong pasar dengan karung di pundaknya. Namun langkahnya bukan untuk bermain — melainkan membantu ibunya memungut barang-barang bekas yang masih bisa dijual.
Kegiatan itu sudah menjadi rutinitas Al sejak duduk di kelas I MIN 2 Batu Bara. Kini, di usia sekolah dasar kelas VI, semangatnya untuk membantu keluarga tak pernah padam, meski kelelahan kerap menghampiri.
Al berasal dari Desa Lima Laras, Kecamatan Nibung Hangus, Kabupaten Batu Bara. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dalam keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai wiraswasta, sementara ibunya kini lebih banyak di rumah mengasuh sang adik bayi.
Setiap malam, sekitar pukul delapan, Al bersama abang dan adiknya berangkat ke pasar untuk mengumpulkan barang bekas. Kadang, kegiatan itu baru berakhir menjelang tengah malam. Beberapa guru bahkan pernah melihat Al tertidur di depan teras toko karena kelelahan. Namun keesokan harinya, ia tetap datang ke sekolah — dengan semangat yang sama, walau mata terlihat sayu dan tubuhnya masih letih.
“Saya ingin ibu saya tidak harus ikut malam-malam lagi. Kasihan adik saya harus ditinggal kalau kami mulung,” ujar Al lirih saat ditemui di sekolah.
Di sekolah, Al dikenal sebagai anak yang sopan, rajin, dan mudah bergaul. Ia jarang absen dan selalu menunjukkan kesungguhan dalam belajar. Meski hidup dalam keterbatasan, Al tidak pernah menjadikan hal itu alasan untuk menyerah.
Jika memiliki sedikit rezeki, ia kerap berbagi dengan teman-temannya. Dalam hati kecilnya, Al menyimpan cita-cita besar — ingin menjadi seorang TNI, agar bisa membanggakan orang tua dan mengangkat derajat keluarganya.
“Saya ingin jadi tentara supaya bisa bantu orang tua dan buat mereka bangga,” katanya dengan penuh harapan.
Meski menyadari bahwa jalan menuju cita-cita itu tidak mudah, semangat Al tak pernah surut. Ia percaya bahwa dengan kerja keras, doa, dan pendidikan, tidak ada yang mustahil untuk diraih.
Kepala MIN 2 Batu Bara, Erni Yusnita, mengungkapkan rasa bangganya terhadap semangat juang Al yang luar biasa.
“Kami sangat mengapresiasi perjuangan Al. Meskipun dalam keterbatasan, ia menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Semoga kisahnya menjadi inspirasi bagi siswa lain agar tidak menyerah dalam menggapai cita-cita,” ujar Erni.
Kisah Al Yazid Pasaribu menjadi potret nyata bahwa pendidikan bukan sekadar tentang pelajaran di kelas, tetapi juga tentang keteguhan hati menghadapi hidup. Di balik keterbatasan, tumbuh semangat juang yang layak dijadikan teladan — bahwa harapan akan selalu ada bagi mereka yang tidak berhenti berusaha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)

Komentar