Dr. Erwin PH Saragih Sumbayak: Dari Tanah Batak ke Papua Barat, Perantau Gigih yang Berkarier dari Bawah hingga Raih Gelar Doktor

Gubernur Papua Barat saat melantik dan mengambil sumpah jabatan pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua Barat.
GIMIC.ID, MANOKWARI — Pepatah “banteng di perantauan” tampaknya tepat menggambarkan sosok Dr. Erwin Priyadi Hamonangan Saragih Sumbayak, SH., MH., seorang figur inspiratif asal Sumatera Utara yang meniti karier sukses di Tanah Papua Barat. Ia merupakan generasi kedua dari keluarga perantau Batak yang telah mengabdi dan berbaur dengan masyarakat Papua selama lebih dari lima dekade.
Erwin merupakan putra dari Enosliyn Saragih, BA, seorang guru Trikora yang dikirim dari Sumatera Utara ke Irian Jaya (kini Papua Barat) pada tahun 1969. Sang ayah adalah bagian dari program pengiriman guru oleh Pemerintah Republik Indonesia sejak masa Trikora, yang ditugaskan di Manokwari untuk mendukung pembangunan pendidikan di kawasan timur Indonesia.
Lahir di Manokwari pada 27 Maret 1977, Erwin tumbuh dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di tanah perantauan. Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Manokwari, lalu melanjutkan kuliah dan meniti karier dari bawah di daerah yang sama. Papua Barat menjadi saksi perjuangan hidupnya — dari anak seorang guru hingga akhirnya bergelar doktor dan menjadi salah satu putra daerah yang disegani.
“Saya lahir, tumbuh, dan belajar di Tanah Papua. Papua bukan sekadar tempat tinggal, tetapi rumah perjuangan hidup saya,” ujar Erwin suatu ketika mengenang perjalanan panjangnya.
Berbekal tekad kuat dan semangat pantang menyerah, Erwin memulai kariernya dari posisi pegawai honorer di Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Manokwari pada tahun 1996, tak lama setelah lulus dari SMA Negeri 1 Manokwari. Saat itu, Hans Kambu menjabat sebagai Sekda dan Dominggus Mandacan sebagai Bupati Manokwari.
Sembari bekerja, Erwin melanjutkan pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, mengikuti kuliah malam usai bekerja seharian. “Saya kuliah sore, dari jam 4 sampai jam 8 malam, selama hampir lima tahun. Pagi saya kerja, sore saya kuliah. Saya berjuang dari bawah,” kenangnya.
Perjuangan itu berbuah hasil ketika pada tahun 2001, Kejaksaan Tinggi Papua membuka penerimaan. Momentum tersebut menjadi titik balik penting dalam hidupnya — dari seorang pegawai honorer, ia berhasil menembus dunia penegakan hukum, berbekal kerja keras, integritas, dan ketekunan.
Kini, Dr. Erwin PH Saragih Sumbayak, SH., MH. dikenal sebagai salah satu figur profesional berdedikasi di Tanah Papua Barat. Kisah hidupnya mencerminkan perpaduan nilai kerja keras khas etnis Batak dan semangat pengabdian tanpa batas kepada Papua, tanah yang telah menjadi rumah bagi keluarganya selama lebih dari setengah abad.
“Saya tidak hanya membangun karier di Papua, tetapi juga membangun kehidupan. Papua telah membesarkan saya, dan saya akan terus berkontribusi bagi Papua,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)
Komentar