1. Beranda
  2. News Update

PAI KUA Sidikalang Hadirkan Pendekatan Humanis di Lapas: Menyentuh Hati, Menghidupkan Harapan

Oleh ,

Penyuluh Agama Islam KUA Sidikalang bersama warga binaan Lapas Sidikalang usai melaksanakan kegiatan bimbingan ibadah dan penyuluhan agama di Masjid At-Taubah Lapas Sidikalang, Selasa (14/10/2025).

GIMIC.ID, SIDIKALANG — Di balik tembok tinggi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sidikalang, harapan akan perubahan dan perbaikan diri tetap menyala. Kantor Urusan Agama (KUA) Sidikalang melalui Penyuluh Agama Islam (PAI) mengambil peran penting dalam menjaga nyala harapan itu dengan menghadirkan bimbingan spiritual yang menyentuh hati.

Pada Selasa (14/10), dua penyuluh agama, Husni Thamrin Rambe dan Sawal Dabutar, hadir bukan sekadar menjalankan rutinitas, tetapi membawa misi kemanusiaan — memanusiakan manusia warga binaan. Kegiatan rutin ini difokuskan pada bimbingan ibadah dan penyuluhan agama yang disampaikan dengan pendekatan personal, jauh dari kesan menggurui.

Kunci keberhasilan program ini terletak pada pendekatan humanis yang diterapkan kedua penyuluh. Bagi mereka, warga binaan bukan sekadar narapidana dengan nomor registrasi, melainkan manusia yang pernah khilaf dan kini tengah menempuh jalan pertobatan.

“Tujuan kami sederhana, memastikan bahwa setiap kata penyuluhan yang kami sampaikan dapat sampai dan mengendap di hati masing-masing warga binaan,” ujar Sawal Dabutar.

Dengan cara penyampaian yang lembut dan dialogis, para penyuluh menciptakan suasana kebersamaan tanpa jarak dan tanpa penghakiman. Mereka mendengarkan kisah, keluh kesah, dan penyesalan warga binaan dengan empati, sekaligus membimbing praktik ibadah seperti tata cara salat, pemahaman puasa, serta makna zakat secara mendalam.

Menurut Husni Thamrin Rambe, kegiatan bimbingan ini bertujuan menghidupkan kembali fitrah kemanusiaan yang mungkin sempat terkubur oleh kesalahan masa lalu.

“Lapas bukan tempat untuk menyerah pada keadaan, tetapi ruang untuk bertobat dan mempersiapkan diri kembali ke masyarakat. Melalui ibadah, mereka diajak terhubung kembali dengan Sang Pencipta dan menumbuhkan nilai-nilai luhur kehidupan,” ungkap Husni.

Pendekatan spiritual yang dilakukan ini diyakini dapat menjadi bekal moral dan mental bagi para warga binaan ketika kembali ke lingkungan sosial. Dengan hati yang bersih dan pemahaman agama yang lebih kuat, mereka diharapkan mampu menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan produktif.

Peran PAI di lingkungan pemasyarakatan menjadi sangat krusial sebagai jembatan rohani antara pembinaan moral dan keagamaan. Kehadiran para penyuluh tak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator dan penguat mental, menghadirkan oase spiritual di tengah rutinitas kehidupan Lapas.

“Komitmen KUA Sidikalang melalui PAI untuk terus melayani warga binaan Lapas adalah wujud nyata dari layanan keagamaan yang inklusif dan transformatif. Pelayanan agama harus menjangkau semua lapisan, termasuk mereka yang berada dalam keterbatasan dan sangat membutuhkan dukungan moral,” tegas Husni.

Upaya yang dilakukan Husni Thamrin dan Sawal Dabutar menjadi pelajaran berharga tentang makna memanusiakan manusia. Melalui kerja sunyi di balik tembok Lapas Sidikalang, mereka menanam benih-benih kebaikan dan pertobatan, berharap kelak tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik, berguna bagi masyarakat, serta sejalan dengan nilai-nilai agama dan tujuan bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2) 

Baca Juga