1. Beranda
  2. Ekonomi
  3. Keuangan

OJK Tekankan Transparansi AI untuk Cegah Bias Algoritma dan Financial Exclusion

Oleh ,

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK menyampaikan pentingnya transparansi AI dalam pengawasan keuangan pada The 3rd OJK International Research Forum 2025.

GIMIC.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan pentingnya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor jasa keuangan. Langkah ini dinilai krusial untuk mencegah terjadinya bias algoritma yang dapat berujung pada financial exclusion atau kesenjangan akses pembiayaan bagi masyarakat tertentu.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menjelaskan bahwa fenomena bias algoritma dalam sistem AI berpotensi menghambat akses layanan keuangan, terutama bagi kelompok yang memiliki perbedaan bahasa, latar belakang sosial, atau karakteristik demografis tertentu.

“Karena warna kulit tertentu, karena bahasa tertentu, dan lain-lain, kemudian oleh algoritmanya dianggap tidak layak untuk dapat pembiayaan. Makanya algoritma bias bisa membuat financial exclusion,” ujar Mirza dalam acara The 3rd OJK International Research Forum 2025, Selasa (7/10).

Menurut Mirza, perkembangan teknologi AI yang semakin masif harus diimbangi dengan mekanisme pengujian, evaluasi, dan audit algoritma secara berkala untuk memastikan keadilan, transparansi, dan akuntabilitas sistem.

“Teknologi kecerdasan buatan harus disertai mekanisme evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan agar tidak terjadi bias data maupun penyalahgunaan sistem otomasi,” tegasnya.

Mirza juga memaparkan bahwa OJK saat ini telah mengimplementasikan penerapan AI melalui pengembangan OJK Substate Integrated Data Analytics (OSIDA), sebuah platform analitik terpadu yang dirancang untuk memperkuat fungsi pengawasan berbasis data.

“OSIDA merupakan sistem yang secara otomatis memproses jutaan data pelaporan dari berbagai sektor jasa keuangan. Melalui analisis berbasis AI, sistem ini mampu mendeteksi anomali, mengidentifikasi pola yang tidak wajar, serta memberikan early warning signal kepada pengawas,” jelas Mirza.

Ia menambahkan, OSIDA akan terus dikembangkan seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi digital agar OJK dapat memperkuat kemampuan analitiknya dan meningkatkan efisiensi dalam proses pengawasan sektor keuangan.

“Tentu ini adalah suatu sistem yang harus terus menerus di-upgrade karena perkembangan teknologi juga semakin cepat,” ujarnya.

Selain OSIDA, OJK juga tengah menyiapkan Blueprint Critical Substance, sebagai panduan strategis penerapan AI di bidang pengawasan keuangan. Blueprint ini diharapkan dapat memastikan penerapan AI dilakukan secara bertanggung jawab, transparan, dan etis.

“Dengan penerapan solusi AI yang tepat, OJK dapat mempercepat proses pengawasan, memperkuat pengambilan keputusan berbasis data, serta memberi ruang bagi pengawas untuk berfokus pada analisis yang memerlukan human judgement,” pungkas Mirza.

OJK berharap ke depan penerapan AI yang akuntabel dapat memperkuat sistem pengawasan keuangan nasional, mendukung stabilitas industri jasa keuangan, sekaligus memastikan akses pembiayaan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2) 

Baca Juga