1. Beranda
  2. Pendidikan

Lansia di Panti Jompo Binjai Semangat Ikuti Tahsin Al-Qur’an, Jadi Lentera di Usia Senja

Oleh ,

Para lansia di Panti Jompo Binjai dengan khidmat mengikuti bimbingan Tahsin Al-Qur’an yang digelar rutin setiap Rabu oleh penyuluh agama.

GIMIC.ID, BINJAI – Suasana berbeda tampak di sebuah ruang sederhana Panti Jompo Kota Binjai. Tidak terdengar riuh televisi atau obrolan santai para penghuni. Yang ada hanyalah lantunan ayat suci Al-Qur’an, dibaca perlahan dengan penuh ketulusan. Suara-suara renta itu berusaha melafalkan huruf demi huruf sesuai tajwid, meski harus diulang berkali-kali.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program penyuluhan Tahsin Al-Qur’an yang digagas oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA Kecamatan Binjai Timur sejak 2024. Setiap hari Rabu, para penyuluh hadir untuk membimbing para lansia memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Salah satunya, Salim Fakhri, S.HI, yang dengan penuh kesabaran mendampingi proses belajar para penghuni panti.

Membimbing para lansia bukan perkara mudah. Menurut Salim, faktor usia kerap menjadi hambatan, baik dari segi pendengaran, penglihatan, maupun daya ingat.
“Kadang mereka lupa huruf yang baru saja diajarkan. Harus diulang sampai lima atau enam kali. Tapi justru dari situlah letak keharuannya, karena mereka tetap semangat dan ingin bisa,” ujarnya dengan mata berkaca.

Meski kerap muncul rasa malu atau takut salah, suasana kelas perlahan menjadi nyaman berkat pendekatan ramah dan metode interaktif. “Senyum bahagia mereka ketika bisa membaca satu ayat dengan benar, itu tidak tergantikan,” tambah Salim.

Di antara peserta, ada sosok Nenek Yolanda (72) yang menjadi inspirasi. Meski tubuhnya renta dan suara melemah, semangatnya membara. Setiap Rabu ia datang lebih awal, duduk di barisan depan, dan mengikuti setiap arahan penyuluh.
“Walaupun saya sudah tua, saya ingin bacaan Al-Qur’an saya lebih baik. Kalau saya menghadap Allah nanti, saya ingin membawa bacaan yang indah,” ucap Yolanda dengan suara bergetar menahan haru.

Kesungguhan Yolanda memotivasi peserta lain. Ia bahkan rela mengulang ayat berulang kali hingga benar. Saat akhirnya mampu membaca dengan tajwid yang tepat, suasana kelas tahsin dipenuhi rasa haru dan bangga.

Bagi para penyuluh, program tahsin ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan misi kemanusiaan dan dakwah. “Kami tidak hanya mengajarkan huruf dan makhraj, tapi juga menghadirkan ketenangan batin. Banyak lansia bilang setelah ikut kelas, mereka merasa lebih damai,” kata salah satu penyuluh.

Kegiatan ini juga membawa dampak sosial positif. Lansia menjadi lebih ceria, lebih aktif, dan merasa dihargai. Doa bersama yang selalu menutup kelas menambah kekhusyukan sekaligus mempererat kebersamaan.

Melihat manfaat besar yang dirasakan, para penyuluh berharap kegiatan tahsin ini bisa diperluas ke panti jompo lain. Dukungan relawan muda serta penyediaan fasilitas seperti mushaf berhuruf besar juga diharapkan dapat mempermudah para lansia belajar.
“Kami ingin ini menjadi gerakan bersama. Tidak hanya di Binjai, tapi juga bisa jadi bagian dari program nasional. Karena siapa pun kita, berapa pun usia kita, tetap butuh dekat dengan firman Allah,” pungkas Salim.

Di balik rambut yang memutih dan langkah yang mulai pelan, semangat belajar para lansia di Panti Jompo Binjai menjadi bukti bahwa cinta pada Al-Qur’an tak pernah mengenal usia. Di sudut kota kecil itu, para penyuluh agama terus menyalakan lentera harapan—satu huruf, satu ayat, satu jiwa dalam bimbingan kasih-Nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)