Pertamina Berhasil Kurangi Lebih dari 1 Juta Ton Emisi Karbon pada Semester I 2025
Gedung Kantor Pusat Pertamina di Jakarta. Pertamina berhasil mereduksi lebih dari 1 juta ton emisi karbon sepanjang semester I 2025.
GIMIC.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencatat capaian signifikan dalam upaya dekarbonisasi. Sepanjang paruh pertama 2025, Pertamina berhasil mereduksi lebih dari 1 juta ton ekuivalen emisi karbon dioksida (CO2e).
Pencapaian tersebut menjadi bukti nyata komitmen Pertamina mendukung transisi energi sekaligus target Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui program pengurangan emisi karbon di seluruh Pertamina Group.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa realisasi tersebut sudah mendekati sebagian besar target tahunan yang ditetapkan.
“Capaian atas kinerja penurunan emisi karbon Pertamina Group dan seluruh subholding menunjukkan progres positif,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Pertamina, Selasa (16/9/2025).
Fadjar menambahkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, capaian tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan.
“Rata-rata pencapaian berada jauh di atas realisasi tahun lalu. Tren positif ini memperkuat langkah Pertamina sebagai lokomotif transisi energi nasional,” tegasnya.
Pakar Ekonomi dan Lingkungan IPB University, Prof. Eka Intan Kumala Putri, menilai capaian Pertamina dapat menempatkan BUMN energi tersebut sebagai trendsetter dalam dekarbonisasi industri di Indonesia.
“Sebagai trendsetter, industri lain akan mengikuti langkah Pertamina. Orang akan melihat bahwa perusahaan besar seperti Pertamina mampu mereduksi karbon dalam jumlah besar, sehingga hasilnya benar-benar terlihat,” jelasnya.
Eka juga mengapresiasi konsistensi Pertamina dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT), mulai dari panas bumi, biofuel, bioethanol, hingga pemanfaatan minyak jelantah menjadi bioavtur.
“Kalau Pertamina memiliki target rendah karbon dan itu tercapai, tentu bagus dan patut diapresiasi. Namun upaya itu harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi, karena mau tidak mau, semua industri akan bergerak ke arah rendah karbon,” tambahnya.
Lebih jauh, Eka menilai strategi dekarbonisasi Pertamina tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menguntungkan secara ekonomi dalam jangka panjang.
“Upaya pengurangan emisi tentu memberikan efek positif ketika bertransaksi. Ada insentif intangible, di mana penggunaan produksi bersih akan membangun citra Pertamina sebagai perusahaan ramah lingkungan,” jelasnya.
Menurutnya, investasi pada teknologi rendah karbon memang membutuhkan biaya besar dan bisa mengurangi profit dalam jangka pendek. Namun, hal itu merupakan strategi berkelanjutan.
“Jangan berpikir jangka pendek, karena sustainability ditentukan oleh produksi rendah karbon. Biaya reduksi emisi memang besar, tapi dalam jangka panjang akan menjadi keuntungan bagi perusahaan,” pungkas Eka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)