Mahasiswa Universitas Pertamina Raih Juara Internasional ASHRAE 2025 Berkat Inovasi Sistem HVAC Ramah Lingkungan

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Pertamina bersama dosen pembimbing berpose usai meraih juara internasional ASHRAE 2025 melalui inovasi sistem HVAC ramah lingkungan.
GIMIC.ID, JAKARTA – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Pertamina (UPER). Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, yakni Arya Wirayuda, Ahmad Juliansyah, dan Zahra Zulfia Ananta, berhasil menjuarai kompetisi internasional American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) 2025.
Tim yang menamakan diri “Heat Seekers” ini meraih penghargaan Rising Star – Design HVAC System Selection, diumumkan pada 2 Agustus 2025, setelah mengungguli 170 tim peserta dari berbagai negara.
Tantangan Merancang HVAC untuk Gedung Medis di Inggris
Dalam kompetisi tersebut, para peserta diminta merancang sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) terbaik untuk sebuah medical office building tiga lantai dengan luas 6.200 m² di Manchester, Inggris—wilayah beriklim maritim sedang (temperate oceanic).
Kriteria penilaian mencakup kenyamanan termal, efisiensi energi, keberlanjutan lingkungan, hingga analisis Life Cycle Cost (LCC).
Tim UPER melakukan simulasi komprehensif dengan membandingkan tiga skenario:
- Variable Refrigerant Flow (VRF) + Ground Source Heat Pump (GSHP)
- Packaged Rooftop Unit (RTU) sebagai business-as-usual
- Air Handling Unit (AHU) + Air-Cooled Chiller + Biomass Boiler
Hasil analisis menunjukkan skenario ketiga sebagai pilihan paling optimal. Sistem ini mampu menekan konsumsi listrik hingga 38,8%, mengurangi beban pendinginan sebesar 35,8%, dan beban pemanasan 35,3% dibanding sistem konvensional. Dari sisi keekonomian, sistem ini juga menawarkan biaya siklus hidup terendah berdasarkan analisis LCC yang mencakup investasi awal, biaya penggantian, dan pemeliharaan.
Selama proses penilaian, tim juga meninjau opsi VRF dan GSHP. Namun, konfigurasi AHU + Air-Cooled Chiller + Biomass Boiler dinilai paling sesuai dengan iklim Manchester sekaligus kebutuhan energi tinggi pada bangunan layanan medis. Selain itu, pemanfaatan biomassa seperti wood pellets atau wood chips dinilai mendukung aspek keberlanjutan karena ketersediaannya stabil di kawasan tersebut.
“Kenyamanan termal tidak hanya bergantung pada siklus udara buatan. Dasar rancangan bangunan, orientasi, selubung, hingga ventilasi harus kuat agar beban pendingin berkurang sejak awal,” jelas Ahmad Juliansyah, anggota tim Heat Seekers.
Dosen pembimbing, Dr. Fayza Yulia, menambahkan bahwa keberhasilan ini berangkat dari kombinasi standar internasional, strategi pasif, dan energi hijau. “Mengombinasikan standar ASHRAE, strategi pasif, dan energi hijau membuat solusi HVAC yang dikembangkan mahasiswa UPER tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga berkelanjutan,” ujarnya.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan bukti dari pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tantangan global, khususnya dalam isu keberlanjutan energi.
“Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam menjaga kualitas udara dalam ruang, terutama di kawasan urban yang padat penduduk. Dalam kondisi seperti ini, sistem pendingin dan ventilasi udara yang efisien menjadi kebutuhan mendesak,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembelajaran di UPER dirancang tidak hanya untuk menjawab tantangan masa kini, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa menghadapi persoalan masa depan.
“Melalui mata kuliah seperti Heating Ventilation and Air Conditioning, mahasiswa dibekali landasan teori dan praktik yang kuat untuk merancang solusi inovatif di bidang energi dan lingkungan,” pungkas Prof. Wawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)
Komentar