1. Beranda
  2. Bisnis
  3. Daerah
  4. Ekonomi
  5. News

Pelatihan Pariwisata Hijau Dorong UMKM Desa Wisata Langkat Menuju Usaha Berkelanjutan

Oleh ,

GIMIC.ID, LANGKAT — Komitmen multipihak dalam mendorong pariwisata berkelanjutan terwujud melalui pelaksanaan Pelatihan Pariwisata Hijau (Green Tourism) bagi UMKM, yang berlangsung pada 19–23 Agustus 2025 di Desa Timbang Jaya, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pariwisata, International Labour Organization (ILO), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, dan Sustainable Tourism Initiative (STRIVE), serta didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Langkat.

Pelatihan ini dirancang untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa wisata dalam mengintegrasikan prinsip pariwisata hijau—yang mencakup pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pelestarian budaya—ke dalam pengelolaan usaha mereka. Selain berfokus pada produk dan layanan yang ramah lingkungan, pelatihan juga memberikan pembekalan literasi keuangan dan digitalisasi usaha.

Dalam sambutannya saat membuka pelatihan, Bupati Langkat, H. Syah Afandin, menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. “Langkat memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan paru-paru dunia. Pelatihan ini menjadi kesempatan besar untuk mendorong UMKM agar lebih profesional dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Sebanyak 25 peserta dari tiga desa, yakni Desa Timbang Jaya, Desa Timbang Lawan, dan Desa Perkebunan Bukit Lawang, mengikuti pelatihan intensif selama lima hari. Materi yang diberikan meliputi mindset kewirausahaan berkelanjutan, konsep green business, pemetaan usaha, model bisnis, strategi pemasaran, manajemen produksi, hingga penggunaan aplikasi SIAPIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) sebagai alat bantu pencatatan keuangan digital.

Perwakilan ILO Indonesia, Dina Novita Sari, menyatakan bahwa pendekatan 3P (People, Planet, Profit) menjadi landasan penting dalam pengembangan UMKM hijau. “Program ini tidak hanya membuka peluang usaha berkelanjutan, tetapi juga menciptakan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi lokal. Kami mendorong replikasi praktik baik ini di berbagai wilayah Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Ika Kusuma Permana Sari, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menekankan bahwa green tourism bukan sekadar tren, tapi merupakan kebutuhan masa depan. “Dengan tata kelola usaha yang ramah lingkungan dan keuangan yang sehat, UMKM akan tumbuh lebih kuat dan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.

Bank Indonesia, melalui Kepala Perwakilannya di Sumatera Utara, Rudy Brando Hutabarat, menyampaikan pentingnya literasi keuangan sebagai fondasi keberlanjutan UMKM. “Langkat berpotensi menjadi destinasi ekowisata kelas dunia. Untuk mencapainya, inovasi dalam pariwisata hijau dan inklusi keuangan menjadi sangat penting. Kami siap bersinergi mendukung pertumbuhan UMKM dan ekonomi daerah dalam kerangka Asta Cita 6: membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi,” tuturnya.

Pelatihan ini tidak berhenti pada sesi kelas. Peserta juga akan mendapatkan pendampingan pascapelatihan selama satu bulan, guna memastikan implementasi prinsip-prinsip pariwisata hijau dalam bisnis mereka. Model kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi percontohan yang direplikasi di desa-desa wisata lainnya di Indonesia.

Inisiatif ini juga turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 5 (Kesetaraan Gender), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Pelatihan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat ekosistem pariwisata lokal berbasis keberlanjutan, sekaligus menjaga Langkat sebagai paru-paru dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Sumatera Utara.(EL/rel)

Baca Juga