Harga Properti Residensial Tumbuh Terbatas, Penjualan Menurun di Triwulan II-2025

Ilustrasi kawasan perumahan residensial di Indonesia. Harga properti residensial pada triwulan II-2025 tercatat tumbuh terbatas berdasarkan laporan Bank Indonesia.
GIMIC.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa harga properti residensial di pasar primer mengalami pertumbuhan yang terbatas pada triwulan II-2025. Hal ini tercermin dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang menunjukkan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) hanya tumbuh sebesar 0,90 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2025 yang tumbuh 1,07 persen (yoy).
Perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh melambatnya kenaikan harga pada segmen rumah kecil dan besar. Harga rumah kecil tercatat tumbuh 1,04 persen (yoy), sedangkan rumah besar hanya 0,70 persen (yoy), keduanya turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 1,39 persen dan 0,97 persen (yoy). Sementara itu, harga rumah tipe menengah justru mengalami peningkatan, dari 1,14 persen menjadi 1,25 persen (yoy).
Penjualan Properti Menurun
BI juga mencatat, penjualan properti residensial di pasar primer mengalami penurunan pada triwulan II-2025. Secara tahunan, penjualan turun sebesar 3,80 persen (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan 0,73 persen pada triwulan sebelumnya.
Penurunan ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil yang hanya tumbuh 6,70 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan 23,75 persen pada triwulan I. Selain itu, penjualan rumah tipe besar terkontraksi lebih dalam sebesar 14,95 persen (yoy), dibandingkan kontraksi 11,69 persen sebelumnya. Penjualan rumah tipe menengah juga masih terkontraksi 17,69 persen (yoy), meski tidak sedalam penurunan 35,76 persen pada triwulan sebelumnya.
Sumber Pembiayaan Masih Didominasi Dana Internal
Dari sisi pembiayaan, pengembang properti masih mengandalkan dana internal sebagai sumber utama, dengan pangsa mencapai 78,36 persen pada triwulan II-2025. Sumber pembiayaan lainnya berasal dari pinjaman perbankan sebesar 15,68 persen dan pembayaran konsumen sebesar 5,96 persen.
Sementara itu, dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah primer dilakukan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa 73,06 persen. Pembelian secara tunai bertahap mencatat pangsa 17,75 persen, dan tunai langsung sebesar 9,19 persen.
Total nilai KPR juga mengalami perlambatan. Secara tahunan, pertumbuhan nilai KPR tercatat sebesar 7,81 persen (yoy), turun dibandingkan 9,13 persen pada triwulan I-2025. Secara triwulanan, nilai KPR hanya tumbuh 1,32 persen (quarter to quarter/qtq), melambat dari 2,54 persen pada periode sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-EL)
Komentar