Marak Penipuan Berbasis AI, OJK Catat Puluhan Ribu Laporan Konsumen
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, (Foto: Harry)
GIMIC.ID, JAKARTA – Penipuan di sektor jasa keuangan yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin marak terjadi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lonjakan aduan penipuan berbasis AI sepanjang Januari hingga 29 Juli 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan bahwa penipuan terbanyak terjadi pada sektor belanja online, dengan total 39.108 laporan.
“Modusnya, konsumen tergiur harga murah di platform belanja daring, padahal itu jebakan. Setelahnya, penipuan dilakukan dengan mengaku sebagai pihak lain atau feed call, yang kami terima sebanyak 20.628 laporan. Selanjutnya, penipuan investasi berbasis AI tercatat sebanyak 14.533 laporan,” jelas Friderica dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Juli 2025 secara virtual, Senin (4/8/2025).
Friderica, yang akrab disapa Kiki, menjelaskan bahwa kemajuan teknologi AI kini memungkinkan pemalsuan suara, gambar, hingga video dengan sangat meyakinkan, sehingga semakin memperluas potensi penyalahgunaan.
“Banyak suara, gambar, bahkan video anak-anak tersebar di media sosial, yang kemudian bisa dipakai oleh pelaku kejahatan untuk meniru identitas dan melakukan aksi penipuan,” ujar Kiki.
Untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban, OJK mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan kritis dalam menyikapi informasi atau permintaan dari pihak yang tidak jelas.
Friderica menyampaikan tiga langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat:
1.Verifikasi informasi mencurigakan
“Jika menerima permintaan uang atau informasi dari seseorang, segera hubungi pihak resmi untuk memastikan kebenarannya,” tegasnya.
2.Jaga kerahasiaan data pribadi
Masyarakat diminta untuk tidak sembarangan membagikan informasi pribadi maupun finansial kepada pihak yang tidak dapat diverifikasi.
3. Waspadai konten suara atau video yang tak wajar
Meski tampak atau terdengar seperti orang yang dikenal, Friderica menekankan pentingnya kehati-hatian. “Mesin tak bisa meniru dengan sempurna. Jika ada yang aneh dari suara atau ekspresi, curigai dan jangan langsung percaya,” imbuhnya.
OJK juga mengingatkan masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial dan tidak mempublikasikan data atau konten yang bersifat pribadi dan sensitif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)