Tren PHK Mengkhawatirkan, 150 Ribu Pekerja Kehilangan Pekerjaan hingga Juni 2025

Ilustrasi: PHK karyawan/Istimewa

GIMIC.ID, JAKARTA — Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor usaha nasional masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan menjelang akhir 2025. Gejolak ekonomi global serta kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen dinilai menjadi faktor utama yang menekan kinerja industri, terutama yang berorientasi ekspor.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat sekitar 150 ribu pekerja terkena PHK.

Data tersebut merujuk pada laporan BPJS Ketenagakerjaan, di mana sekitar 100 ribu pekerja telah mengajukan klaim manfaat.

“Yang keluar dari BPJS itu PHK, sampai dengan Januari sampai Juni 2025 sudah 150 ribu. Dan yang klaim itu 100 ribuan. Jadi ini angka yang kita pakai, dasarnya dari BPJS Ketenagakerjaan,” kata Shinta dalam konferensi pers di Kantor APINDO, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sendiri mencatat angka yang lebih rendah, yakni 42.385 pekerja terkena PHK pada semester I 2025. Meski begitu, angka tersebut mengalami peningkatan 32,19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang berjumlah 32.064 pekerja.

PHK Diprediksi Masih Akan Terus Berlanjut

Shinta memperingatkan bahwa gelombang PHK masih berpotensi berlanjut ke semester berikutnya, terutama karena dampak tarif AS yang membebani sektor ekspor, termasuk industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).

“Ini bukan hanya PHK biasa, tapi sedang benar-benar terjadi dan masih terus bergulir. Jangan sampai tarif seperti Trump effect ini membuat kita makin terpuruk, karena yang terdampak langsung adalah ekspor,” ujarnya.

Berdasarkan data Satudata Kemnaker, tiga provinsi dengan jumlah pekerja terdampak PHK tertinggi pada periode Januari-Juni 2025 adalah:

  • Jawa Tengah: 10.995 pekerja
  • Jawa Barat: 9.494 pekerja
  • Banten: 4.267 pekerja

Situasi ini menunjukkan perlunya langkah strategis lintas sektor untuk menjaga stabilitas industri dan ketenagakerjaan nasional di tengah tekanan global yang semakin kompleks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2) 

Komentar

Loading...