Empat Jurus Bank Indonesia Dorong Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Gubernur BI Perry Warjoyo dalam konferensi pers KSSK Triwulan II di Jakarta, 28 Juli 2025. (Foto: Erman Subekti)

GIMIC.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyiapkan empat strategi utama dalam kebijakan moneternya untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa jurus pertama adalah dengan menurunkan suku bunga kebijakan atau BI Rate. Hingga Juli 2025, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali menjadi 5,25 persen. Perry menyebutkan, kebijakan ini masih memiliki ruang untuk dilanjutkan ke depan.

“Yang satu, suku bunga turun. BI Rate sudah kami turunkan tahun ini tiga kali dan masih ada ruang untuk ke depan,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Triwulan II 2025, Selasa (29/7/2025).

Tak hanya BI Rate, BI juga menurunkan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), salah satu instrumen moneter jangka pendek. Per 31 Januari 2025, suku bunga SRBI tenor 12 bulan tercatat sebesar 6,74 persen. Kini, suku bunga tersebut turun menjadi 5,57 persen, atau turun 117 basis poin.

“Penurunan ini juga berdampak pada penurunan imbal hasil Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan mendorong penurunan suku bunga pasar uang lainnya. Ini akan menstimulus daya beli dan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Langkah kedua, BI menambah likuiditas di pasar keuangan dengan menurunkan nilai outstanding SRBI. Hingga 23 Juli 2025, posisi SRBI turun menjadi Rp754,1 triliun dari sebelumnya Rp923,5 triliun—berkurang lebih dari Rp169 triliun.

“Dengan penurunan ini, likuiditas di perbankan meningkat, sehingga bisa mendorong ekspansi kredit dan pembiayaan sektor riil,” terang Perry.

Langkah ketiga, BI bersinergi dengan Kementerian Keuangan dalam mendukung pendalaman pasar keuangan melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN). Sepanjang 2025 hingga 25 Juli, BI telah membeli SBN senilai Rp147,6 triliun.

“Ini bentuk koordinasi fiskal-moneter yang berdampak langsung pada sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Jurus keempat, BI terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan stabilnya kurs, harga barang tetap terjaga, sehingga daya beli masyarakat tidak tergerus inflasi.

“Stabilitas nilai tukar penting agar inflasi tetap terkendali. Dengan begitu, daya beli masyarakat tetap kuat dan konsumsi rumah tangga tetap terjaga,” tegas Perry.

Empat kebijakan ini menjadi bagian dari upaya BI dalam memperkuat peran strategisnya dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung pemulihan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-EL) 

Komentar

Loading...