1. Beranda
  2. Gimic Sport
  3. Olahraga

Oleh: Indra Efendi Rangkuti

Duet Dadakan Fikri/Fajar Akhiri Puasa Gelar Indonesia di Turnamen Super 1000

Oleh ,

Pasangan Ganda Putra Indonesia Muhammad Shohibul Fikri/Fajar Alfian Sang Juara Ganda Putra China Open 2025

GIMIC.ID, MEDAN - Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling menantang dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Sejak awal tahun, Indonesia belum sekalipun meraih gelar juara di ajang bergengsi level Super 500, 750, dan 1000. Baru di bulan Juli ini, harapan itu kembali menyala lewat aksi duet dadakan: Muhammad Shohibul Fikri/Fajar Alfian.

Kebangkitan ini terwujud di China Open 2025, turnamen level Super 1000 yang digelar di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, pada 22–27 Juli. Fikri/Fajar tampil mengejutkan dan akhirnya menyabet gelar juara, mengakhiri paceklik prestasi Indonesia di level tertinggi turnamen BWF tahun ini.

Tahun Suram Bulutangkis Indonesia

Sejak Januari 2025, catatan prestasi bulutangkis Indonesia mengalami kemunduran signifikan. Hasil terbaik hanya sebatas runner-up:

Di level Super 750, bahkan tak satu pun wakil Indonesia yang mampu mencapai final. Prestasi Indonesia hanya muncul di ajang Super 300, seperti kemenangan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Thailand Masters) dan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (Taipei Open).

Munculnya Duet Darurat Fikri/Fajar

Dalam situasi sulit tersebut, terbentuklah pasangan darurat Muhammad Shohibul Fikri dan Fajar Alfian. Keduanya diduetkan karena pasangan asli mereka tengah absen:

Pelatih ganda putra, Antonius Budi Ariantho, memutuskan menduetkan Fikri/Fajar untuk menjaga ritme pertandingan mereka. Meski awalnya sempat diragukan karena keduanya memiliki gaya bermain serupa (sama-sama playmaker dan pengendali depan net), hasilnya justru memuaskan.

Langkah Gemilang di China Open 2025

Setelah tampil menjanjikan di Japan Open meski hanya mencapai perempat final, Fikri/Fajar tampil luar biasa di China Open 2025. Berikut catatan perjalanan mereka:

Penampilan mereka begitu solid, konsisten menang straight set di semua laga. Sorotan tertuju pada chemistry yang kian kuat dan kerja sama yang kompak, seolah sudah lama berpasangan.
Partai puncak melawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik menjadi laga emosional. Pertarungan itu ibarat reuni antara pelatih Indonesia dan MMalaysia

Herry Iman Pierngadi (Herry IP), kini pelatih Malaysia, adalah sosok yang membesarkan Fikri dan Fajar di pelatnas.

Antonius Budi Ariantho, pelatih ganda putra Indonesia, juga pernah menjadi anak didik Herry IP era 1998–2001.

Di laga final, Fikri/Fajar tampil dominan dan penuh percaya diri. Tak memberi ruang bagi Aaron/Soh untuk berkembang, mereka mengunci kemenangan dalam dua gim langsung.

Momen kemenangan ditutup dengan sujud syukur Fikri, pelukan emosional Fajar kepada pelatih, serta salam hormat penuh haru kepada Herry IP dan Rexy Mainaky, pelatih kepala Malaysia.

Akhir Puasa Gelar, Awal Kebangkitan

Kemenangan Fikri/Fajar ini adalah gelar pertama Indonesia di level Super 1000 sejak November 2024, sekaligus membawa kembali semangat di tengah krisis prestasi bulutangkis nasional.

Keberhasilan mereka juga membuka wacana: haruskah pasangan ini dipermanenkan? Banyak pecinta bulutangkis menyerukan agar PBSI mempertimbangkan mempertahankan duet ini, mengingat chemistry, stabilitas, dan rekor sempurna mereka di China Open 2025.

Namun, tentu keputusan ada di tangan tim pelatih dan PBSI, yang akan menilai rencana jangka panjang termasuk masa depan Fikri, Fajar, Daniel, dan Rian.

Apa pun keputusan ke depan, kemenangan ini menjadi napas baru bagi bulutangkis Indonesia di tahun 2025. Terima kasih, Muhammad Shohibul Fikri dan Fajar Alfian, telah menuntaskan dahaga panjang bangsa ini akan gelar juara di ajang bergengsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)