Seorang Wartawan Dicekik Depkolektor di Komplek Megacom, HP dan Kamera Dirampas

GIMIC.ID, MEDAN — Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Seorang wartawan bernama Junaedi Daulay nyaris kehilangan nyawanya usai dicekik dan dirampas alat kerjanya oleh seorang oknum debt collector (depkolektor) saat hendak meliput keributan di kawasan Komplek Megacom No. 25–27 Blok B, Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Rabu siang (23/7).

Peristiwa bermula saat Junaedi yang sedang melintas melihat kerumunan warga menyaksikan cekcok antara depkolektor dan pemilik kendaraan. Ia kemudian merekam suasana tersebut menggunakan ponselnya untuk keperluan peliputan.

Namun tiba-tiba, seorang pria bertubuh kekar yang diduga debt collector langsung mendatangi Junaedi, menariknya dengan kasar, lalu mencekik lehernya sambil memaksa agar perekaman dihentikan.

"Saya sedang meliput. Saat itu saya lihat ramai orang dan langsung merekam mobil yang hendak ditarik. Tiba-tiba ada pria datang, menarik dan mencekik leher saya sambil memaksa matikan kamera. Saya sudah bilang saya wartawan, tapi dia malah merampas HP saya dan menghapus semua video. Sambil mencekik, dia mengancam: 'Wartawan macam kalian ini cocok dimatikan!'," ujar Junaedi dengan suara bergetar saat memberikan keterangan.

Aksi kekerasan tersebut sempat terekam dalam video warga dan beredar luas di media sosial. Dalam rekaman terlihat pelaku merampas ponsel Junaedi secara paksa dan melontarkan ancaman dengan suara tinggi.

Tidak hanya ponsel, alat kerja lain milik Junaedi seperti kamera juga dilaporkan turut disita secara paksa oleh pelaku.

Insiden ini memicu kemarahan dan kecaman dari kalangan jurnalis di Kota Medan. Sejumlah organisasi pers dan komunitas wartawan mendesak agar pihak kepolisian segera bertindak tegas.

"Ini bukan sekadar pelecehan terhadap profesi wartawan, tapi sudah menjadi ancaman nyata terhadap kebebasan pers. Kami meminta Kapolda Sumut segera mengusut dan menangkap pelaku kekerasan ini," tegas seorang jurnalis senior yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Polrestabes Medan terkait kasus tersebut.

Peristiwa ini menambah panjang daftar kekerasan terhadap jurnalis saat menjalankan tugas peliputan di lapangan. Masyarakat dan komunitas pers berharap aparat penegak hukum segera menindak pelaku secara hukum dan memberikan perlindungan bagi jurnalis yang menjalankan tugasnya secara profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2/Red)

Komentar

Loading...