Lebih dari Satu Dekade Mengabdi, Ustazah Jamilah Angkat Derajat Masyarakat Lewat Al-Qur’an

GIMIC.ID, LUBUK PAKAM - Di tengah hiruk-pikuk dunia yang terus bergerak maju, sebuah kisah perjuangan sunyi namun penuh makna datang dari seorang penyuluh agama Islam non-PNS bernama Ustazah Jamilah. Selama lebih dari 10 tahun, ia mengabdikan diri untuk memberantas buta aksara Al-Qur’an di sejumlah desa terpencil di Kabupaten Deli Serdang.
Dari Desa Paluh Kemiri, Dusun Skepel, Lingkungan I dan II Gang Keluarga, Sentiong Ujung, hingga Desa Bakaran Batu dan Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, jejak pengabdiannya tercatat jelas. Ia berjalan kaki, menumpang kendaraan warga, bahkan tak jarang harus melewati sawah dan dikejar anjing demi sampai ke lokasi pengajian.
“Saya memulai semuanya tanpa fasilitas, tanpa kendaraan dinas, tanpa ruang belajar khusus, dan tentu tanpa gaji tetap. Tapi cinta kepada Al-Qur’an dan kepedulian terhadap umat membuat saya terus melangkah,” ungkapnya saat diwawancarai Humas Kanwil Kemenag Sumut, Selasa (22/7/2025).
Di rumah-rumah warga, teras masjid, hingga balai desa beralaskan tikar, Ustazah Jamilah membuka kelas membaca Al-Qur’an. Murid-muridnya datang dari beragam latar belakang — ibu rumah tangga yang belum sempat mengenyam pendidikan, kakek-nenek yang renta, hingga anak-anak yang belum mengenal huruf hijaiyah. Semua ia sambut dengan sabar dan kasih.
Satu Orang Bisa Membaca, Satu Kemenangan
Bagi Ustazah Jamilah, yang juga memiliki hobi menyanyi dan mengaji, keberhasilan satu orang membaca Al-Qur’an adalah sebuah kemenangan besar. Ia tak sekadar mengajarkan cara membaca, namun juga menyisipkan nilai-nilai kesederhanaan, kasih sayang, moderasi beragama, dan cinta damai dalam setiap pengajiannya.
Selama lebih dari satu dekade, lebih dari 1.000 warga telah disentuh oleh tangan dinginnya. Ratusan di antaranya kini terbebas dari buta aksara Al-Qur’an.
“Mengajarkan satu huruf hijaiyah bisa menjadi amal jariyah sepanjang hayat. Selama masih ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an, saya akan terus berjalan,” ucapnya penuh keyakinan.
Dari Pengabdian Sunyi Menuju Pengakuan Negeri
Perjuangan panjang itu akhirnya mendapat apresiasi dari negara. Pada tahun 2024, Ustazah Jamilah resmi diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Kementerian Agama.
“Bukan status yang saya kejar, tapi keberkahan dari apa yang saya perjuangkan selama ini,” ujarnya haru saat menerima SK pengangkatan.
Kini, meski telah menyandang status sebagai ASN PPPK, semangatnya tetap menyala. Ia terus turun ke lapangan, mengajar, dan merancang program literasi Qur’ani yang lebih luas, terstruktur, dan berkelanjutan.
“Menjadi PPPK bukan akhir, tapi awal dari babak baru. Saya ingin Kalamullah menggema ke seluruh pelosok bumi,” ujarnya, sambil menyebut Syekh Abdurrahman as-Sudais, Imam Besar Masjidil Haram, sebagai sosok yang sangat ia idolakan.
Teladan Bagi Para Penyuluh
Kisah Ustazah Jamilah menjadi inspirasi dan teladan bagi para penyuluh agama lainnya. Ia membuktikan bahwa pengabdian yang dilakukan dengan ketulusan, kesabaran, dan kerja nyata, tak akan pernah sia-sia. Dari dusun terpencil hingga ruang pengambilan keputusan, suara pengabdiannya kini terdengar dan dihargai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)
Komentar