Oleh: Indra Efendi Rangkuti

7 Juni 50 Tahun Lalu, PSMS Pecundangi Ajax Amsterdam di Stadion Teladan

Untung Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean (Ompung Kamrud) beserta aparat keamanan sigap turun ke lapangan melerai keributan antara kedua tim sehingga akhirnya pertandingan dapat dilanjutkan.

Menjelang akhir babak pertama Ajax mendapat hadiah tendangan penalti setelah bintang PSMS Nobon“hands ball” di kotak penalti. Jhony Rep sukses mengeksekusi penalti sehingga membawa Ajax unggul 2-1 ketika turun minum.

Pada babak kedua Ajax melakukan beberapa pergantian pemain. Jhony Rep diganti oleh Wim Suurbier, Ruud Krol diganti oleh Barry Hulshoff dan Horst Blankenburg digantikan oleh Henk Van Zanten. Di kubu PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tidak ada pergantian pemain.

Pada menit ke-59 bintang PSMS Parlin Siagian sukses menjebol gawang Ajax lewat gol indah “banana kick” yang menjadi ciri khasnya yang membuat kedudukan menjadi imbang 2-2.

Skor imbang ini membuat permainan Ajax menjadi kacau dan membuat PSSI Wilayah I semakin gencar meneror lini pertahanan Ajax. Pada menit ke-71 Sarman Panggabean membawa PSSI Wilayah I unggul 3-2.

Gol ini membuat PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kian bersemangat dan akhirnya pada menit ke-78 bintang PSMS Zulkarnaen Pasaribu mencetak gol lewat tendangan keras menggledek yang menjadi ciri khasnya dan membawa PSSI Wilayah I (PSMS Plus) unggul 4-2 atas Ajax.

Ketinggalan 2 gol membuat Ajax tersentak dan mulai gencar melakukan serangan namun PSSI Wilayah I (PSMS Plus) juga tidak mau kalah dengan melakukan serangan balik yang tidak kalah gencarnya.

Di saat pertandingan tengah berjalan dengan sengit tiba – tiba wasit H.O Sihombing meniup peluit panjang tanpa memperhatikan bahwa pertandingan masih tersisa 10 menit. Manajer dan pelatih Ajax melakukan protes keras yang juga diikuti oleh ofisial PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kepada Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean atas keputusan wasit tersebut.

Protes tersebut diterima oleh Ompung Kamrud yang langsung menegur keras sang wasit. Tapi begitu pemain – pemain PSSI Wilayah I masuk ke lapangan pemain – pemain Ajax yang sudah kadung masuk ke ruang ganti menolak untuk melanjutkan pertandingan dan mengakui keunggulan PSSI Wilayah I (PSMS Plus).

Bob Haarms Puji Bintang – Bintang PSMS Plus

Walau kecewa dengan kepemimpinan wasit, Pelatih Ajax Bob Haarms mengakui keunggulan anak – anak Medan. Apalagi anak – anak Medan memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi dan tidak gentar dengan nama besar Ajax sebagai salah satu klub besar Eropa.

Bob Haarms juga memuji penampilan 2 bintang PSMS yang sebelumnya memperkuat PSSI Tamtama ketika dikalahkan Ajax pada 5 Juni 1975 di Senayan yaitu sang kapten Yuswardi dan Nobon yang tampil jauh lebih baik dari sebelumnya dan terlihat lebih ngotot dalam bermain ketika membela panji PSMS Plus dalam pertandingan di Stadion Teladan tersebut.

Kehadiran Ajax sendiri ke Indonesia tidak lepas dari lobi Ketua II PSSI yang juga tokoh sepakbola Sumut Kamaruddin Panggabean. Seusai dari Medan Ajax berduel dengan Persija di Stadion Utama Senayan Jakarta pada 9 Juni 1975 dan berakhir imbang 1-1 lalu menutup turnya ke Indonesia dengan bermain melawan Persebaya di Stadion Tambaksari Surabaya pada 11 Juni 1975 dimana Ajax menang 3-2.

Seusai duel melawan Ajax ini akhirnya Sunardi B,Suparjo dan Taufik Lubis resmi bergabung dengan PSMS Medan.

Itulah salah satu momen emas dalam sejarah kejayaan PSMS Medan. Betapa PSMS Plus pernah Berjaya menaklukkan klub besar Eropa yang skuadnya juga skuad utama Timnas Belanda di Piala Dunia 1974 dalam suatu pertandingan yang seru di Medan.

Meski saat itu Ajax sudah ditinggalkan oleh 2 bintang utamanya yaitu Johan Cruyff dan Johan Neeskens yang pindah ke Barcelona namun tidak menutupi fakta bahwa saat itu Ajax adalah klub besar di Eropa dan dunia. Apalagi di Piala Eropa 1976 Ruud Krol, Jhonny Rep, WimSuurbier, Piet Schrijvers dan Ruud Gels adalah andalan utama Timnas Belanda.

Bahkan di Piala Dunia 1978 Ruud Krol, Jhonny Rep, Arie Haan, Piet Schrijvers dan Wim Suurbier tetap menjadi pilar – pilar utama Timnas Belanda. Dengan demikian bisa dibayangkan hebatnya kekuatan Ajax yang hadir di Stadion Teladan pada 7 Juni 1975 tersebut dan betapa digdayanya PSMS Plus mampu menaklukkan Ajax yang dihuni bintang – bintang kelas dunia pada 7 Juni 1975 tersebut.

Tak terasa momen tersebut sudah berlalu 50 tahun yang lalu.Namun kedigdayaan PSSI Wilayah I (PSMS Plus) yang mampu menumbangkan klub besar Eropa peraih Juara Champions Cup 1971,1972 dan 1973 Ajax Amsterdam menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebesaran PSMS Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2) 

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...