Oleh: Indra Effendi Rangkuti
Mengenal Sosok Pemain Legenda PSMS Medan Suharto AD

GIMIC. ID, MEDAN - Dunia olahraga dan sepakbola Sumut kembali berduka pada 24 Mei 2025. Striker Legendaris PSMS dan PON Sumut 1989 berpulang ke Rahmatullah di R.S Mitra Sejati Medan.
Suharto lahir di Rambung Sialang Serdang Bedagai 18 Juli 1965 adalah Striker Legendaris PSMS Medan akhir 80-an hingga pertengahan 90-an.
Suharto memulai karir sepak bola di PS Dinamo Rambung Sialang tahun 1982. Dari situ potensinya dicium Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat (PSAD) yang tengah mencari pesepak bola berbakat. Dari situlah garis tangan hidupnya menjadi seorang tentara dan pesepak bola.
"Pada tahun 1984 tim PSAD main ke Rambung Sialang (Sergei) dan mencari bakat baru pemain bola. Ada beberapa orang diambil untuk masuk tentara, termasuk saya. Jadi tahun 1984 saya sudah masuk tentara," ungkap Suharto AD dalam diskusinya dengan saya beberapa waktu lalu.
Cukup setahun, Suharto langsung dipanggil masuk skuad PSMS. Saat itu Ayam Kinantan, julukan PSMS, tengah mempersiapkan diri menghadapi Piala Caltex di Riau.
"Ada 174 orang yang melamar tapi hanya tujuh orang bintang muda yang dipanggil. Saat itu mereka memang sedang mencari pemain muda setelah juara di Divisi Utama Perserikatan PSSI 1985. Dan alhamdulillah kami yang muda bersama senior kami sukses membawa PSMS Juara Piala Caltex 1985" ujarnya kepada saya.
Namanya mulai menjulang sebagai salah satu striker top ketika memperkuat PSMS Medan di Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI musim 1987/1988 dibawah asuhan Pelatih Tumsila dan Ismail Ruslan. Kolaborasinya dengan bintang lama seperti Zulkaranain Lubis (waktu itu baru kembali ke PSMS), Azwardin Lubis, Hermanto, Nirwanto, Hamdardi, Sakum Nugroho, Sumardi, Sunardi A maupun bintang muda seperti Dasrul Bahri membawa PSMS lolos ke Babak 6 Besar.
Sayang menjelang Babak 6 Besar Suharto mengalami cedera hingga penampilannya kurang maksimal dan PSMS Medan gagal melangkah ke Semifinal setelah kalah bersaing dengan Persija dan Persebaya.
Walau demikian aksinya tetap mendapat pujian hingga akhirnya oleh Pelatih Nobon Kayamuddin Suharto dipanggil memperkuat Tim PON SUMUT Tahun 1989.
Di Tim PON SUMUT 1989 inilah nama tenarnya sebagai Suharto AD muncul. Waktu itu ada 2 pemain bernama Suharto dalam Tim sehingga untuk membedakannya maka nama belakangnya diberi tambahan. Suharto mendapat tambahan nama AD (Angkatan Darat) karena memang seorang tentara dan satu lagi Suharto MJ (Medan Jaya) karena pemain tersebut memperkuat klub Galatama Medan Jaya.
Dan di dalam Tim PON SUMUT 1989 itu dirinya selalu menjadi pilihan utama berduet dengan Nasib Rayadi atau Suherman. Dan aksi yang paling fenomenal adalah ketika melawan Jawa Timur yang diperkuat bintang - bintang Timnas di Final.
Di Final SUMUT mengalahkan JATIM 2 – 1 setelah sebelumnya tertinggal 0 -1 dari gol Syamsul Arifin (Niac Mitra). Praktis sepanjang pertandingan SUMUT dikurung habis oleh JATIM yang memiliki kualitas segudang pemain Nasional dari juara Perserikatan (Persebaya) dan Galatama (Niac Mitra) dimana sebelumnya tenaga anak-anak Medan terkuras habis ketika melawan Jawa Barat dengan waktu recovery lebih pendek. Lima menit sebelum pertandingan berakhir SUMUT menyamakan kedudukan dari gol Bernard Siahaan (PSDS). Kemudian dilakukan perpanjangan waktu. Gol emas lahir dari tendangan jarak jauh dari hampir setengah lapangan oleh Suharto AD yang tidak bisa dijangkau oleh kiper Timnas Putu Yasa.
"Waktu itu tandukan Ferryl Hattu jatuh ke saya. Sekali kontrol dengan dada saya tendang bola dengan kaki kiri. Kami menang 2-1 dan berhasil memboyong emas," kenang Suharto AD dengan penuh haru ketika kami berdiskusi
Setelah itu Suharto AD terus berkibar bersama PSMS Medan dan puncak permainan terbaiknya adalah ketika memperkuat PSMS Medan di Divisi Utama Perserikatan PSSI 1991/1992 dibawah asuhan pelatih Wibisono dan ismail Ruslan.Kolaborasinya yang apik dengan Abdul Rahman dan Azwardin Lubis berhasil membawa PSMS Medan Juara Wilayah Barat dan lolos ke 8 Besar.
Di Semifinal aksi Suharto makin ciamik dan menjadi bintang ketika mengalahkan Persebaya di Semifinal dimana Suharto mencetak 2 gol.
Sayang di Final PSMS bermain antiklimaks hingga akhirnya kalah 2-1 dari PSM Makassar.Yang paling diingat waktu itu adalah Suharto AD gagal mengeksekusi pinalti dan salah satu tendangannya yang sudah mengecoh kiper PSM Makassar gagal menjadi gol akibat tertahan air becek tepat di depan garis gawang.
Walau demikian nama Suharto AD semakin mencuat dan meneruskan kejayaan senior - seniornya yang sukses sebagai striker PSMS seperti : Ramli Yatim,Yusuf Siregar,Azis Tanjung,Tumsila,Suwarno dan Ricky Yacob.
Selanjutnya, di kompetisi internal PSAD seluruh Indonesia, Suharto AD juga cukup berperan.Ia masuk dalam skuad PSAD pusat 1986-1994.Aksinya yang brilian memabuat dirinya waktu itu juga ditarik memperkuat PS ABRI yang terjun dalam turanamen - turnamen antar Tentara di luar negeri.
Di PSMS, Suharto menjalani karir sebagai pemain selama satu dekade. Sampai akhirnya gantung sepatu usai Liga Indonesia 1994/1995.Pada masa ini juga Suharto sempat merangkap menjadi asisten pelatih Sakirman Saswa waktu itu.
Suharto AD kemudian banting setir menjadi Pelatih.Pada Tahun 1996 Suharto AD memulai debutnya sebagai pelatih PSMS di Liga Indonesia III menggantikan alm.Abdul Karim Perangin - angin yang meninggal di pertengahan musim dan berhasil menyelamatkan PSMS Medan dari degradasi setelah di pertandingan terakhir menahan imbang Persib 0-0.
Setelah itu Suharto AD lebih banyak menangani klub lokal anggota PSMS Medan seperti PSAD dan beberapa klub lainnya
Suharto kembali memulai karir kepelatihannya di klub profesional di tahun 2008 dengan menangani Persepar Palangkaraya di Divisi I. Hanya semusim ia kembali ke PSAD sebelum akhirnya ditarik ke Bintang Medan yang berkiprah di LPI. Semusim berikutnya ia mendapat kepercayaan kembali ke PSMS. Ketika itu ia menggantikan Rudi W Keltjes.
Banyak pihak yang tidak yakin dengan penunjukan itu. Apalagi Suharto AD tak begitu berpengalaman melatih klub profesional. Namun Suharto membuktikannya. Dengan skuad seadanya ia mampu menangani PSMS. PSMS dibawanya ke babak 8 Besar Divisi Utama musim 2010/2011.
Musim berikutnya, PSMS yang terseret dualisme kompetisi ikut terpecah. Suharto sempat turun pangkat menjadi asisten karena PSMS menunjuk Raja Isa. Namun pelatih asal Malaysia itu didepak di awal musim dan Suharto dipercaya kembali. Musim yang berat dengan segala permasalahan nonteknis yang akhirnya menimbulkan kekecewaan terbesar dalam karir kepelatihannya.
PSMS dengan kondisi mental yang terseok-seok harus terdegradasi dari ISL.
"Itu kekecewaan terbesar saya Pak Indra.Dengan tidak gajian dan ketiadaan manajemen di saat-saat krusial. Saya sebagai pelatih merasa gagal dan mengintrospeksi diri. Tidak perlu saya jabarkan betapa kecintaan saya terhadap tim ini. Saya dibesarkan di sini. Karena itu saya merasa bersalah kepada masyarakat Medan" ucapnya sambil menahan air mata.
Meski gagal mempertahankan PSMS di ISL, publik Medan seperti memaklumi. Tunggakan gaji berbulan-bulan turut andil melemahkan mental tim. Suharto AD tetap dicintai suporter Medan. "Saya terima kasih karena masyarakat sudah mau tahu kondisi tim ini. Juga terima kasih atas dukungan yang selama ini total diberikan kepada saya baik suporter termasuk wartawan yang selama ini memberikan kritik yang membangun untuk tim dan kemajuan PSMS," tandasnya.
Walau demikian Suharto AD kembali membuktikan bahwa dirinya juga seorang pelatih yang pantas diperhitungkan setelah membawa PSMS Medan Juara Piala Kemerdekaan Tahun 2015 setelah mengalahkan Persinga Ngawi 2-1 di Final walau sejak pertengahan Babak I hanya diperkuat 10 pemain akibat dikartumerahnya gelandang PSMS Asrul Reza Risahondua.
Selain di PSMS Suharto AD juga sukses saat menangani Karo United.Di bawah asuhannya Karo United sukses menjadi Juara Liga 3 dan promosi ke Liga 2 pada tahun 2022.
Ketika Karo United berganti nama menjadi Sada Sumut pada 2024 Suharto AD tetap dipercaya menjadi pelatih.Namun Suharto AD mundur di tengah jalan akibat kondisi kesehatannya yang menurun yang mengakibatkannya berulangkali masuk Rumah Sakit.
Satu yang saya kenang ucapan Bang Harto kepada saya "Pak Indra,saya bangga sampeyan masih mau menulis ulang sejarah PSMS di media.Ini penting sebagai pelajaran agar prestasi PSMS tetap diingat" ujarnya kepada saya.
Dan hari ini Suharto AD menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah beberapa lama dirawat di R.S Mitra Sejati akibat komplikasi penyakit yang dideritanya.
Selamat Jalan Bang Suharto AD.Jasa dan prestasimu akan tetap hidup di hati kami pecinta PSMS dan sepakbola Sumut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id
(G-H2)
Komentar