Hari Ini 75 Tahun PSMS Medan (21 April 1950-21 April 2025): Momen Ulang Tahun Permata (Pearl Anniversary)

Era The Killer III (1983–1985)
Setelah PSMS menjadi Juara Bersama Kejurnas PSSI 1975 PSMS mengalami kegagalan di Kejurnas PSSI 1977 dan 1979. Walau demikian skuad PSMS yang saat itu dilatih Yuswardi berhasil meraih Juara Tugu Muda Cup 1979.
Pada 1980 PSMS Jr yang dilatih oleh Eddy Simon sukses meraih Juara Suratin Cup 1980.Di Final yang berlangsung 26 Mei 1980 PSMS Jr sukses menaklukkan juara bertahan Persiter Jr 3-0. Gol kemenangan PSMS Jr dicetak oleh Taufik Azhari dan Syaiful Ramadhan yang mencetak 2 gol.
Kesuksesan ini membuat 4 pemainnya yaitu : Bambang Usmanto, Juanda, Ricky Yakob dan Supardi dipromosikan pelatih Yuswardi ke PSMS Sr yang akan berlaga di putaran Final Divisi Utama Perserikatan 1980.
Sayang skuad PSMS yang saat itu dikapteni Nobon gagal menjadi Juara.Namun hadirnya bintang - bintang muda itu memberi secercah harapan kebangkitan PSMS.
Pada 1982 Bambang Usmanto dan Supardi berperan besar membawa PSMS yang saat itu dlatih oleh Herman Tamaela menjadi Juara Fatahillah Cup 1982. Di Final PSMS menaklukkan PSIS 2-1.
Kesuksesan menjadi Juara Suratin Cup 1980 dan Fatahillah Cup 1982 ini membuat PSMS optimis menghadapi Divisi Utama Perserikatan PSSI 1982/1983. Trio pelatih Wibisono, Zulkarnaen Pasaribu dan Parlin Siagian mampu membawa PSMS lolos ke putaran Final di tengah kondisi PSMS yang penuh keterbatasan.
3 bintang PSMS di Suratin Cup 1980 yaitu Bambang Usmanto, Musimin dan Marzuki Nyakmad tampil gemilang bersama bintang - bintang senior seperti : Zulham Effendi Harahap,Sunardi B,Sunardi A,Suherman,Ponirin Meka dll.
Di Final yang berlangsung 10 November 1983 PSMS sukses menaklukkan Persib 3-2 lewat drama adu penalti setelah bermain imbang 0-0 di babak normal dan perpanjangan waktu.
Ini merupakan gelar juara kelima bagi PSMS di Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI.
Trio Pelatih PSMS Medan Wibisono,Zulkarnaen Pasaribu dan Parlin Siagian mencatat sejarah atas keberhasilan PSMS Medan menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI 1983 ini.
Ketiganya mencatat sejarah sebagai sosok pertama yang sukses membawa PSMS Medan menjadi Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI sebagai pemain dan pelatih.
Sebelumnya sebagai pemain Wibisono sukses membawa PSMS Juara Kejurnas PSSI pada 1967 dan 1971. Zulkarnaen Pasaribu sebagai pemain membawa PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI pada 1967, 1971 dan 1975 (Juara bersama dengan Persija). Parlin Siagian sebagai pemain membawa PSMS Medan menjadi Juara Kejurnas PSSI pada 1975 (Juara bersama dengan Persija).
Pada musim 1984/1985 Parlin Siagian tampil sebagai pelatih kepala PSMS didampingi Sunardi B yang merangkap sebagai asisten pelatih sekaligus kapten tim.
Dengan gemilang Parlin Siagian sukses membawa PSMS Medan tampil di Final dan kembali berhadapan dengan Persib. Di Final yang berlangsung pada 23 Februari 1985 ini PSMS sukses menjadi Juara setelah di Final menaklukkan Persib 2-1 lewat adu penalti setelah bermain imbang 2-2 di babak normal dan perpanjangan waktu.
Ponirin Meka kembali menunjukkan ketangkasannya dalam mengawal gawang PSMS di adu penalti.Sunardi B sukses mencatat sejarah sebagai Kapten PSMS yang jadi Juara 2 kali berturut - turut.
Pertandingan yang dimainkan di Stadion Utama Senayan Jakarta itu disaksikan oleh 150.000 penonton dari kapasitas 110.000 tempat duduk, yang membuat rekor penonton terbanyak dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang diterbitkan pada tahun 1987, pertandingan ini adalah pertandingan terbesar dalam sejarah sepak bola amatir di dunia.
Kesuksesan ini membuat PSMS untuk keenam kalinya menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI sekaligus klub terbanyak yang meraih Juara setelah Indonesia merdeka.
Di tahun 1985 ini pulan julukan Ayam Kinantan mulai tersemat di PSMS. Julukan ini dipopulerkan oleh wartawan senior Zatako.
Komentar