Hari Ini 75 Tahun PSMS Medan (21 April 1950-21 April 2025): Momen Ulang Tahun Permata (Pearl Anniversary)

Setelah timnas menjuarai Piala Raja 1968, para pemain timnas dikontrak secara profesional oleh TD Pardede di klubnya, Pardedetex. Pemain yang dikontrak antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M. Basri (PSM), Abdul Kadir , Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Udjang (Persika), Max Timisela (Persib), ditambah ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar. Pardedetex meski saat itu mengontrak pemain secara profesional namun dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama PSMS sehingga secara otomatis skuad Pardedetex memperkuat PSMS di ajang Kejurnas/Divisi Utama PSSI 1969.
Skuad Pardedetex ini memperkuat PSMS plus dan didukung oleh Pemain Sepak Bola Medan Non Pardedetex antara lain Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi, Syamsuddin dan pada saat-saat tertentu ditambah Nobon. Skuad ini dilatih oleh Ramli Yatim dan EA Mangindaan.
Skuad inilah yang membawa PSMS Medan menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI 1969 pada 6 Juli 1969 dengan catatan gol yang mengerikan pada putaran Final yang diikuti oleh 7 tim, yakni mencetak 29 gol dan hanya kebobolan 2 gol serta tidak terkalahkan.
Keberhasilan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI setelah sebelumnya menjadi Juara Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1967.
Pada bulan September 1969 skuad PSMS yang berhasil menjadi Juara Kejurnas PSSI mempertahankan panji Sumatera Utara (Sumut) dalam PON VII yang berlangsung di Surabaya.
Dalam PON ini skuad Sumatera Utara yang diasuh Ramli Yatim dan EA Mangindaan tampil gemilang dan membawa Sumatera Utara meraih Medali Emas setelah pada pertandingan final yang diwarnai adu jotos antarpemain berhasil mengalahkan DKI Jakarta dengan skor 2-1 lewat gol yang dicetak oleh Iswadi Idris dan Soetjipto Soentoro. Ini merupakan medali emas ketiga bagi Sumatera Utara dalam cabang sepak bola PON setelah sebelumnya meraih Emas pada PON 1953 dan 1957.
Ramli Yatim juga sukses mencatat sejarah meraih Medali Emas PON sebagai pemain dan pelatih. Sebelumnya pada 1953 dan 1957 Ramli Yatim sebagai pemain membawa Sumut meraih Medali Emas.
Pada tahun 1970 PSMS menjadi klub Indonesia pertama yang ikut serta dalam Turnamen Klub Juara Asia (sekarang Liga Champions AFC).
PSMS berhasil meraih peringkat keempat pada babak semifinal setelah dikalahkan oleh Taj Club 2-0 dan pada perebutan peringkat ketiga dikalahkan oleh Homenetmen 1-0.
PSMS kembali mempertahankan gelar juara Kejurnas PSSI pada tahun 1971 setelah pada putaran Final mengungguli Persebaya dan Persija. Ini merupakan ketiga kalinya PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI.
Kesuksesan meraih Juara Kejurnas PSSI 1967,1969 dan 1971 ini membuat PSMS menjadi klub Indonesia pertama yang menjadi Juara Kejurnas PSSI 3 kali berturut - turut sesudah Indonesia merdeka.Ketua Umum PSMS saat itu M.H Sinaga juga tercatat sebagai satu - satunya Ketua Umum PSMS yang membawa PSMS Juara Kejurnas PSSI 3 kali berturut - turut.
Tahun 1972 PSMS sukses meraih Juara Marah Halim Cup dan Soeharto Cup. Sukses terus berlanjut dengan kesuksesan PSMS menjadi Juara Marah Halim Cup 1973.
Setelah kehilangan gelar pada 1973 PSMS terus berbenah.Hasilnya mulai tampak ketika PSMS sukses meraih Juara Jusuf Cup 1974. Selanjutnya skuad PSMS yang memperkuat PSSI Wilayah I sukses menjadi Juara Kejurnas Antar Wilayah PSSI 1974 dan meraih Runner Up di President Cup 1974 di Seoul.
Pada 7 Juni 1975 skuad PSMS yang memperkuat PSSI Wilayah I (90% pemain PSMS) sukses menaklukkan jawara Champions Cup 1971-1973 Ajax Amsterdam 4-2 di Stadion Teladan.Ajax yang diperkuat bintang - bintang besar seperti : Ruud Krol,Johnny Rep,Arie Haan dll dibuat tak berkutik.
PSMS tampil garang pada Kejurnas PSSI 1975.Sayang pada saat Final menghadapi Persija Jakarta pertandingan berlangsung ricuh akibat protes berlebihan kepada wasit pada menit ke-40 yang menyebabkan pertandingan harus dihentikan.
Akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama Kejurnas PSSI 1975.
Komentar