Oleh: Indra Efendi Rangkuti

Sudirman Tokoh Legendaris Bulutangkis Indonesia Dan Dunia

Kelompok study group ini terus mengadakan sejumlah pertemuan dan membahas hal-hal penting terkait penyatuan kedua organisasi. Meski sempat alot pada beberapa poin, di Maret 1981, Sidang Umum Tahunan IBF menyetujui kesepakatan-kesepakatan tersebut. Salah satu kesepakatan yang ada adalah penggunaan nama IBF karena organisasi ini lebih dulu berdiri.

Dalam ajang Piala Uber 1981 di Jepang kemudian digelar upacara penggabungan kedua organisasi yaitu Celebration of Unification. Pada 26 Mei 1981, petinggi IBF dan WBF menandatangani penyatuan tersebut.Dan akhirnya disepakatilah negara – negara yang bergabung di WBF kembali bergabung dengan IBF. Salah satu dampak penyatuan dua badan organisasi tersebut adalah China bisa bermain di Piala Thomas 1982.

Melihat peran Sudirman di kancah bulu tangkis nasional membuat sahabatnya Suharso Suhandinata mengusulkan nama Sudirman diabadikan dalam sebuah kejuaraan beregu bulutangkis.

Namun Sudirman menolak usulan itu sampai ia wafat pada 10 Juni 1986 di Rumah Sakit Pelni, Jakarta dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta. Sudirman tidak ingin ketulusan dan dedikasinya dalam membina bulutangkis dianggap menginginkan pamrih.

Suharso Suhandinata tetap berusaha keras agar federasi bulu tangkis internasional meloloskan usulannya. Suharsono dalam biografinya menuturkan, dalam pertemuannya dengan Presiden IBF, Ian Parmer, di Singapura pada 1988, ia menyindir dua nama piala bergengsi IBF, Piala Thomas dan Piala Uber, yang digunakan sebagai penghormatan tokoh bulu tangkis Eropa.

Dalam pertemuan itu ia pun mengatakan, akan timbul ketidakpuasan dari negara-negara Asia yang merupakan kekuatan bulutangkis dunia jika nama piala IBF yang akan diusulkan diambil dari tokoh Eropa lagi. Seolah-olah, Eropa ingin menguasai nama piala turnamen IBF.

"Saya ingin bertanya, jika ada piala lagi, harus dari mana?" tanya Suharsono yang dikisahkan dalam bukunya. Dengan spontan Ian Palmer menjawab, "Harus dari Asia." Suharsono pun mendesak Ian untuk menyebut nama jika akan diadakan piala baru untuk turnamen IBF. "Sudirman," jawab Ian lebih lanjut.

Atas dasar obrolan itulah, sang presiden IBF membawa ide tersebut dalam sidang IBF pada 1988. Gagasan itu langsung diajukan sebagai nama piala turnamen baru untuk kejuaraan dunia beregu camopuran, sekaligus menentukan tuan rumah pelaksanaannya.

Jadilah kemudian diputuskan nama kejuaraan internasional beregu campuran adalah Piala Sudirman.

Ajang Piala Sudirman pertama digelar di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia pada 24 - 29 Mei 1989.Dan dalam Piala Sudirman I tahun 1989 ini Indonesia berhasil menjadi Juara setelah di Final mengalahkan Korea Selatan 3-2.

Sayangnya hingga kini hanya itulah gelar Juara yang berhasil direbut Indonesia di Piala Sudirman. Semoga kelak para laskar bulutangkis Indonesia bisa kembali menjadi Juara sekaligus membawa pulang Piala Sudirman ke Indonesia.

Selain diabadikan sebagai nama kejuaraan, nama Sudirman juga terdaftar dalam Hall of Fame Badminton World Federation (BWF) pada tahun 1997.

Oleh karena itu mengingat besarnya perannya dalam dunia bulutangkis Indonesia dan Internasional dan kebetulan Beliau putra daerah Sumut sangat layak jika kelak dibangun gedung bulutangkis ataupun sebuah monumen yang mengabadikan namanya di Medan atau di Pematang Siantar untuk menjadi motivasi agar bulutangkis Sumut untuk berjaya di tingkat Nasional dan Internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gimic.id

(G-H2)

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...