Kiprah Wiel Coerver Di Pra Olimpiade 1976 Dan Sea Games 1979

Metode Coerver atau The Coerver Method adalah sebuah teknik pelatihan sepak bola yang diciptakan oleh Coerver. Dengan menganalisis beberapa pertandingan yang melibatkan pemain besar di antaranya Pelé,Beckenbauer dan Johan Cruyff, dia mematahkan konsep dalam sepak bola yang mengatur bahwa keahlian tidak hanya bisa diturunkan dengan pembinaan pemain sejak muda tetapi juga bisa diajarkan dengan pendidikan akademik yang baik dan menekankan intelejensi pemain.
"Saat masih menjadi pemain, saya bukanlah pemain yang memiliki teknik yang hebat, namun saya menggunakan intelejensia dan kelebihan postur tubuh saya untuk bermain dgn baik" kata Wiel Coerver dalam sebuah wawancara.
Pada dasarnya, pemain terbentuk dalam proses yang terstruktur secara pyramidal, dimulai dari dasar penguasaan bola sampai dengan menerapkan taktik penyerangan berkelompok. Mereka juga diajarkan beberapa hal utama seperti Receiving and Passing, Moves, Speed dan Lethal Finishing.
Metode ini banyak dipakai oleh klub - klub besar di Eropa dan salah satu yang dengan terang - terangan mengakui menggunakannya adalah Sir Alex Fergusson ketika melatih Manchester United. Bahkan untuk memperkuat metode tersebut Fergusson mengangkat pelatih Belanda Rene Meulensteen yang memahami Coerver Method sebagai asistennya.Beberapa pemain top Belanda seperti Boudewijn Zenden dan Arjen Robben adalah produk dari penerapan Coerver Method ini.
Pada tahun 1984 - 1985 Coerver yang waktu itu berada di Indonesia sempat membuat video tentang "Coerver Method" ini dengan menampilkan putra dari Harry Tjong yaitu Billy Tjong sebagai model pemain yang memperagakan teknik - teknik dalam Coerver Method.Video ini hingga 1987 setiap Minggu ditampilkan di TVRI dalam acara "Dari Gelanggang ke Gelanggang".
Sayang tidak seluruh video ditayangkan pada waktu itu dan lebih disayangkan lagi warisan berharga dari Coerver ini tidak dirawat dan diaplikasikan dengan baik oleh PSSI walau sudah sukses diterapkan di banyak klub dan negara.
Sosok yang dekat dengan Wiel Coerver,Sugih Hindarto sangat menyayangkan sikap PSSI dan insan sepakbola Indonesia yang tidak menerapkan Coerver Method ini di Indonesia. Apalagi Coerver memiliki ikatan historis yang kuat dengan Indonesia.
Kunjungan terakhir Coerver ke Indonesia terjadi 2008. Saat itu, Coerver mengaku kangen dengan suasana tanah air dan bereuni dengan sejumlah anak asuhnya di Timnas Indonesia. Nada optimisme Coerver tak berkurang. Indonesia, disebutnya, mampu membawa dirinya sendiri berkompetisi di level internasional dengan memulai program pembinaan pemain usia dini.Dan Coerver tak ragu menyebut Indonesia adalah negara keduanya.
Coerver sangat memandang pentingnya pembinaan usia dini dalam membentuk pesepakbola handal."Mencetak pemain bintang harus dimulai sejak dini. Saya selalu mengajarkan kepada pemain, kita yang memerintah bola, bola ada dalam kuasa kita, bukan sebaliknya," paparnya saat itu kepada media nasional waktu itu.
Coerver tutup usia 22 April 2011 karena pneumonia dan masyarakat sepakbola Belanda berduka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
(G-H2)
Komentar