Oleh : Indra Efendi Rangkuti

Mundurnya Ganda Putra Legendaris Indonesia

GIMIC SPORT - Di awal Desember 2024 ini dunia bulutangkis Indonesia mendapat kabar mundurnya salah satu ganda putra terbaik Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dari pentas bulutangkis Internasional.

Hendra Setiawan menyatakan "gantung raket" pada 3 Desember 2024 dan Mohammad Ahsan mengikuti jejak Hendra Setiawan pada 10 Desember 2024. Turnamen Indonesia Masters 2025 pada 21-26 Januari 2025 nanti akan menjadi turnamen terakhir sekaligus panggung perpisahan bagi Ahsan/Hendra.

Reputasi hebat mereka yang mampu bersaing di level atas bulutangkis dunia pada usia mereka yang sudah amat senior tentu menjadi catatan emas perjalanan panjang Ahsan/Hendra di pentas bulutangkis Internasional.

Tidak ada yang menduga keputusan Direktur Pelatnas PBSI Christian Hadinatan dan pelatih Sigit Pamungkas menduetkan mereka akibat kondisi "force majeure" di Sudirman Cup 2009 merupakan awal terbentuknya chemistry positif diantara Ahsan dan Hendra.

Saat itu keduanya sudah memiliki pasangan tetap.Hendra Setiawan berduet dengan Markis Kido dan merupakan pasangan papan atas dunia.Sedangkan Mohammad Ahsan berduet dengan Bona Septano (adik Markis Kido) sebagai pelapis Kido/Hendra.

Namun saat itu jelang pertandingan terakhir penyisihan grup melawan China, Markis Kido mengalami cedera.Sedangkan Bona/Ahsan tidak konsisten permainannya.

Akhirnya Christian Hadinata dan Sigit Pamungkas menduetkan Hendra Setiawan dengan Mohammad Ahsan untuk tampil melawan duet Cai Yun/Fu Haifeng yang merupakan salah satu ganda terkuat dunia saat itu.

Ternyata walau baru dipasangkan duet Ahsan/Hendra tampil lumayan bagus meladeni Cai Yun/Fu Haifeng.Ahsan/Hendra mampu memberikan perlawanan sengit dan sempat merepotkan Cai yun/Fu Haifeng. Walau lebih muda,namun Ahsan tampil cukup berani dan mendapat pujian walau akhirnya Ahsan/Hendra takluk rubber set 10-21, 21-19 dan 12-21 dari Cai Yun/Fu Haifeng.

Ahsan/Hendra kembali tampil membela Indonesia kala menghadapi Kore Selatan di Semifinal. Waalau sempat keteteran di set pertama namun di set kedua Ahsan/Hendra mampu meladeni dan membuat repot duet Lee Yong Dae/Jung Jae Sung walau akhirnya takluk 9-21 dan 19-21.

Seusai Sudirman Cup 2009, Ahsan dan Hendra kembali dengan pasangannya masing - masing. Pada awal 2010 Hendra Setiawan dan Markis Kido memutuskan mundur dari Pelatnas sedangkan Ahsan/Bona tetap bertahan di pelatnas.

Walau sempat merebut Medali Emas di Asian Games 2010 penampilan Markis Kido/Hendra Setiawan kerap naik turun dan berujung tidak lolosnya mereka ke Olimpiade London 2012. Sedangkan Ahsan/Bona walau belum stabil prestasinya mampu lolos ke Olimpiade London 2012. Sayang langkah Ahsan/Bona terhenti di babak 8 besar setelah takluk straight set 12-21 dan 16-21 dari duet Korsel Lee Yong Dae/Jung Jae Sung.

Seusai Olimpiade London 2012 Hendra Setiawan memutuskan berpisah dari Markis Kido dan kembali ke pelatnas PBSI.Herry Iman Pierngadie (Herry IP) yang sejak 2011 kembali ke pelatnas PBSI melihat potensi besar jika Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan dipasangkan. Hendra jago main di depan net sedangkan Ahsan punya power yang kuat dan mampu main di area belakang.

Apalagi Herry IP walau sudah berada di luar pelatnas sempat melihat permainan duet Ahsan/Hendra ketika tampil di Sudirman Cup 2009. Dengan melihat potensi mereka ketika berduet maka Herry IP memutuskan menduetkan mereka.

Denmark Open Super Series 2012 menjadi ajang debut mereka di turnamen resmi. Ternyata Ahsan/Hendra tampil menjanjikan. Sayang langkah mereka terhenti di Semifinal setelah takluk straight set 17-21 dan 15-21 dari duet Korsel Shin Baek Cheol/Yoo Yeon Seong.

Namun performa mereka kian meningkat dari turnamen ke turnamen yang mereka ikuti. Pada 2013 merekapun melesat ke jajaran atas ganda putra dunia.Diawali sukses menjadi Juara Malaysia Open Superseries, Ahsan/Hendra terus meraih sukses dengan menjuarai Indionesia Open, Singapore Open, Japan Open, Kejuaraan Dunia dan World Superseries Final.

Pada 21 November 2013 Ahsan/Hendra akhirnya sukses menduduki peringkat 1 dunia. Posisi ini terus mereka duduki hingga 7 Agustus 2014.

Di tahun 2014 ini Ahsan/Hendra sukses menjadi Juara turnamen bergengsi All England.Gelar ini memupus dahaga Indonesia di ganda putra All England yang 11 tahun tanpa gelar sejak Candra Wijaya/Sigit Budiarto terakhir menjadi juara pada 2003. Setelah itu Ahsan/Hendra sukses menjadi Juara Hongkong Open dan sukses meraih Medali Emas Asian Games 2014.

Pada 2015 Ahsan/Hendra kembali menunjukkan tajinya sebagai salah satu ganda putra terkuat dunia. Mereka sukses menjadi Juara Malaysia Open dan BWF Superseries Final. Namun momen paling berkesan bagi keduanya adalah ketika mereka meraih gelar Juara Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015 di Jakarta bertepatan dengan momen peringatan 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia.

Pada 2016 walau tidak sehebat periode 2013 -2015 Ahsan/Hendra tetap menunjukkan mereka sebagai salah satu ganda putra tangguh. Mereka mampu membawa Indonesia lolos ke Final Thomas Cup 2016.Sayang di Final Indonesia takluk 2-3 dari Denmark. Mereka juga mampu lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Sayang langkah mereka terhenti di penyisihan grup. Pada 2016 ini mereka sukses menjadi Juara Thailand Masters.

Pada 2017 Hendra Setiawan memutuskan mundur dari pelatnas dan tampil profesional berduet dengan pebulutangkis Malaysia Tan Boon Heong. Sedangkan Mohammad Ahsan tetap di pelatnas dan berduet dengan Berry Angriawan dan Rian Agung Saputro. Duet Ahsan/Rian bahkan sempat lolos ke Final Kejuaraan Dunia 2017. Sayang di Final Ahsan/Rian takluk straight set 10-21 dan 17-21 dari duet China Liu Cheng/Zhang Nan.

Di awal 2018 Ahsan sempat berduet dengan Angga Pratama. Duet Ahsan/Angga ini bahkan sukses membawa Indonesia menjadi Juara Badminton Asia Team Championships setelah menaklukkan China 3-1. Seusai Badminton Asia Team Championships ini Hendra Setiawan yang kembali ke pelatnas akhirnya diduetkan kembali dengan Mohammad Ahsan. Ternyata keduanya masih menunjukkan chemistry yang kuat.

Di 2018 ini Ahsan/Hendra sukses menjadi Juara di Singapore Open. Di sisa turnamen 2018, hasil terbaik Ahsan/Hendra adalah menjadi semifinalis di Denmark, Fuzhou China, dan Hong Kong Open. Duo ini lolos untuk bersaing di BWF World Tour Final namun pada turnamen itu, mereka tersingkir di babak penyisihan grup. Ahsan/Hendra mengakhiri tahun 2018 denganmenduduki peringkat 9 dunia. Bukti bahwa mereka masih layak diperhitungkan di pentas bulutangkis dunia.Pada 2018 ini pula Ahsan/Hendra mendapat julukan baru 'The Daddies" karena mereka sudah memiliki anak dan merupakan ganda putra paling senior saat itu.

Pada 2019 Ahsan/Hendra memutuskan keluar dari pelatnas dan menjalani karir secara profesional. Namun mereka diizinkan untuk tetap berlatih di Pelatnas sebagai bagian dari upaya membimbing pasangan - pasangan muda di pelatnas.

Ternyata mereka membuktikan bahwa walau usia mereka sudah masuk kategori "sepuh" mereka tetap mampu berprestasi. Di All England 2019 walau Hendra mengalami cedera di Semifinal dan harus menahan sakit di Final, Ahsan/Hendra tampil mantap di Final dengan menaklukkan duet Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan rubber set 11-21, 21-14 dan 21-12.

Kesuksesan ini mengejutkan banyak fihak yang sempat menilai duet Ahsan/Hendra sudah habis. Kesuksesan terus berlanjut dengan meraih juara di New Zealand Open.Ahsan/Hendra kian mendapat pujian dan rasa hormat ketika sukses meraih Juara Kejuaraan Dunia 2019 yang merupakan kali ketiga mereka meraih juara setelah sebelumnya sukses di 2013 dan 2015. Di Final mereka sukses menaklukkan duet Jepang Takuro Hogi/Yugo Kobayashi dengan rubber set 25-23, 9-21 dan 21-15.

Tahun 2019 ini ditutup dengan sukses meraih Juara di turnamen bergengsi penutup tahun BWF World Tour Final setelah menaklukkan duet Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan straight set 24-22 dan 21-19. Mereka sukses menutup tahun dengan menduduki peringkat 2 dunia di bawah juniornya yang juga pesaing berat mereka sepanjang 2019 Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Di 2020 tidak banyak turnamen yang mereka ikuti imbas dari pandemi Covid 19 yang melanda dunia. Namun mereka sukses meraih Runner Up Indonesia Masters 2020 dan BWF World Tour Final 2020.

Di tahun 2021 Ahsan/Hendra menjadi bagian dari skuad Indonesia yang sukses meraih Juara Thomas Cup 2020. Ahsan/Hendra juga sukses lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Sayang langkah mereka terhenti di Semifinal setelah takluk dari duo Taiwan Lee Yang/Wang Chi Iin. Dan pada perebutan medali perunggu Ahsan/Hendra kembali takluk dari duet Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Kesuksesan di usia yang makin menua ini membuat Ahsan/Hendra mendapat respek yang tinggi dari seluruh ganda putra dunia. Tidak jarang seusai pertandingan lawan - lawan mereka menjumpai mereka dengan rasa hormat yang tinggi walau Ahsan/Hendra yang takluk dari lawan - lawan mereka tersebut.Bahkan mereka juga jadi idola beberapa pasangan top dunia.

Di 2022 dan 2023 Ahsan/Hendra mampu lolos hingga Final All England. Sayang di Final mereka takluk dari juniornya Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian. Seusai pertandingan kedua pasangan muda itu dengan tegas mengakui bahwa Ahsan/Hendra adalah panutan dan sumber inspirasi mereka. Momen Final 2023 menjadi momen yang menunjukkan rasa hormat tinggi dari Rian/Fajar kepada Ahsan Hendra.

Saat itu di set kedua dalam kedudukan 19-14 untuk keunggulan Rian/Fajar. Ahsan mencoba mengembalikan pukulan Fajar. Lantaran tidak dalam posisi ideal menerima bola dan terlalu memaksakan, Ahsan terlihat salah tumpuan.Bola tidak bisa dikembalikan Ahsan, Fajar/Rian meraih championship point 20-14. Akan tetapi Ahsan yang terduduk di luar lapangan tidak kunjung bangkit.

Ahsan bahkan membutuhkan bantuan raket untuk berdiri. Lantaran tidak kuat menahan sakit, Ahsan kembali terduduk. Ahsan meringis sambil memegang lutut kiri. Fajar/Rian pun menghampiri seniornya itu. Ahsan mendapat perawatan dari tim medis, dan dianggap tidak bisa melanjutkan permainan.

Akan tetapi Ahsan menolak retired dan memaksakan melanjutkan pertandingan agar Fajar/Rian bisa juara All England 2023 dengan normal. Dengan jalan terpincang, Ahsan masuk lapangan dan bersedia menerima servis Rian.

Ahsan menerima servis Rian, namun dia tidak dapat mengembalikan pukulan berikutnya dari lawan. Fajar/Rian juara ganda putra All England 2023 usai menang 21-14 pada gim kedua. Ketika naik ke podium Rian dan Fajar menuntun langkah Ahsan dengan penuh rasa hormat. Sebuah adegan yang memicu rasa simpatik dari seluruh pecinta bulutangkis dunia.

Attitude dan sportivitas yang tinggi memang selalu ditunjukkan Ahsan/Hendra di lapangan. Ada hal menarik ketika Ahsan/Hendra tampil di ajang Artic Open 2023. Pemain Taiwan, Lee Jhe-huei terkena head shot Mohammad Ahsan di lapangan pertandingan. Momen itu terjadi saat kedua pasangan bertanding di babak 16 besar. Di tengah pertandingan, Ahsan meminta pasangan Taiwan untuk mengganti shuttlecock.

Namun, Lee yang saat itu tengah mengambil service menolak permintaan tersebut. Wasit pun melanjutkan permainan. Pasangan Taiwan berhasil mendapatkan poin buah dari service flick Lee ke arah Ahsan.Tak berselang lama, Ahsan sepertinya tidak merasa nyaman dengan shuttlecock dan kembali meminta Lee untuk menggantinya. Namun, permintaan itu lagi-lagi ditolak pemain Taiwan.

Saat permainan kembali berlanjut, Ahsan/Hendra mendapat kesempatan untuk menekan. Mereka secara bergantian melepaskan smash-smash keras ke arah pasangan Taiwan. Satu bola tanggung mengarah ke Mohammad Ahsan. Tanpa ragu, Ahsan langsung melepaskan smash keras yang tepat mengenai kepala dari Lee. Ahsan langsung menunjukkan gestur minta maaf kepada Lee.Di akhir pertandingan, Lee Jhe-huei yang berpasangan dengan Yang Po-hsuan dipaksa menyerah dua game langsung 13-21 dan 19-21. Dan seusai pertandingan Ahsan dengan hangat merangkul Lee Jee-huei.

Momen Olimpiade Tokyo 2020 juga menunjukkan sisi sportivitas dan attitude yang luar biasa dari duet Ahsan/Hendra. Momen itu terjadi saat "The Daddies" berhadapan dengan pasangan andalan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Pada pertandingan itu, Ahsan dengan besar hati menunjukan jiwa sportivitasnya sebagai seorang atlet. Pada satu momen, ia menghentikan jalannya pertandingan dan memberitahu wasit jika papan skor menunjukkan angka yang salah dimana poin lawan seharusnya adalah enam bukan lima.

Momen lain terjadi pada BWF World Championship 2023 (Kejuaraan Dunia 2023)Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses melaju ke perempatfinal BWF World Championships 2023. Pada babak 16 besar pasangan berjuluk The Daddies tersebut mengalahkan duo China He Jiting/Zhou Haodong dengan skor 21-15 dan 21-10.

Namun, ada satu momen yang mencuri perhatian pada set kedua ketika Ahsan justru memberikan poin kepada sang lawan. Bola lesatan pasangan China keluar lapangan dan itu akan memberikan poin kepada Ahsan/Hendra.

Tetapi Ahsan justru mengaku bahwa bola mengenai raketnya terlebih dulu. Oleh karena itu, poin harusnya diberikan kepada pasangan China tersebut.Dan akhirnya wasit merevisi keputusannya setelah mendengar pengakuan jujur dari Ahsan.penonton kemudian memberikan aplaus atas sikap sportif yang ditunjukkan Mohammad Ahsan.

Media internasional kemudian memberi apresiasi tinggi atas sportivitas yang ditunjukkan duet Ahsan/Hendra."Olahraga bukan hanya soal kalah menang tetapi sportivitas dan kejujuran.Salut kepada The Daddies" tulis mereka.

Dengan sikap seperti itu selain lekat dengan prestasi hebat, Ahsan/Hendra begitu dihormati dan dikagumi pebulutangkis dunia. Pasangan Taiwan peraih Medali Emas Olimpiade 2020 dan 2024 dengan terang - terangan menyebut Ahsan/Hendra idola mereka.Demikian juga dengan duo India Chiraq Shetty/Satwiksairaj Rankireddy adalah idola dan sumber inspirasi mereka sejak kecil.

Demikian pula dengan Seo Seung Jae dan Liu Yuchen yang juga mengagumi Ahsan/Hendra. Bahkan duo China Wang Chang/Liang Wei Keng mengaku Ahsan/Hendra adalah alasan mereka terjun ke bulutangkis dan ingin mengikuti jejak prestasi mereka.

Dan akhirnya walau secara teknis Ahsan/Hendra masih menunjukkan "magisnya" namun mereka tidak dapat melawan faktor umur yang bertambah dan menggerus kondisi fisik mereka. Di akhir tahun 2024 ini di usia Hendra yang 40 tahun dan Ahsan 37 tahun dengan pertimbangan matang akhirnya mereka memutuskan "pamit' dari pentas bulutangkis dunia yang sangat mereka cintai.

Ucapan kehilangan dan rasa hormat yang tinggi ditunjukan oleh seluruh pebulutangkis Indonesia dan manca negara serta seluruh pecinta bulutangkis dunia atas keputusan Ahsan/Hendra untuk "gantung raket" ini.

"Selamat pensiun, Hendra! Salah satu pemain ganda terhebat sepanjang masa, Anda telah menginspirasi banyak generasi dengan keanggunan, kerendahan hati, dan kecemerlangan Anda," uja Pusarla Sindhu.

"Mendukung para 'Daddies' selama beberapa tahun terakhir ini merupakan suatu kegembiraan sejati. Semoga Anda bahagia dalam babak selanjutnya!" lanjut Shindu.

"Selamat pensiun, legend. Selalu menyenangkan mempelajari permainan Anda berdua dan melihat betapa mudah dan mudahnya bulutangkis dimainkan. Nikmati kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman Anda," kata pebulutangkis Denmark Anders Skaarup Rasmussen.

"Jaga diri baik-baik legend. Salah satu pemain ganda putra paling berpengaruh sepanjang masa! Semoga sukses di masa depan," ujar duet Rasmussen Kim Astrup.

"Sungguh menyedihkan bahwa pemain terbaik yang pernah ada akan pensiun. Tentu saja saya suka permainan Anda, tetapi saya lebih menyukai sikap rendah hati Anda berdua daripada apa pun. Silakan datang dan mengajar sebagai pelatih di Jepang suatu hari nanti! Terima kasih atas kerja keras Anda" ujar pebulutangkis Jepang Yugo Kobayashi

Fajar Alfian, Daniel Marthin dan para pebulutangkis Indonesiapun menunjukkan sikap hormatnya begitu mengetahui Ahsan dan Hendra memutuskan "gantung raket".

Sebuah sikap yang menunjukkan Ahsan/Hendra adalah panutan bagi seluruh insan bulutangkis dunia.

Selamat berpisah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.Terimakasih atas prestasi dan dedikasi kalian untuk dunia bulutangkis Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gimic.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUj0IA0LKZLdsktWS3G. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

(H2/Red)

Komentar

Loading...