Oleh : Indra Efendi Rangkuti

Peran Frank Rijkaard Dalam Karir Lionel Messi

GIMICSPORT.ID - Lionel Messi baru saja sukses memimpin rekan – rekannya di Timnas Argentina mempertahankan gelar Juara Copa America setelah di final Copa America 2024 pada 15 Juli 2024 sukses menaklukkan Kolombia 1-0. Sebelumnya pada 2021 Lionel Messi berperan besar memimpin rekan – rekannya di Timnas Argentina meraih Juara Copa America setelah menaklukkan Brazil 1-0 di Final.

Pada tahun 2022 Lionel Messi mengakhiri penantian panjang dalam karirnya untuk meraih Juara Piala Dunia. Pada 18 Desember 2022 Lionel Messi akhirnya sukses membawa Argentina meriah gelar Juara Piala Dunia untuk ketiga kalinya setelah di Final menaklukkan juara bertahan Prancis melalui drama adu penalti setelah dalam babak normal dan perpanjangan waktu bermain imbang 3-3.

Sepanjang karirnya Lionel Messi sudah meraih 8 kali Ballon D’Or. Messi juga membawa Barcelona meraih Juara Champions League 4 kali, 10 kali Juara La Liga dan banyak lagi gelar – gelar bergengsi lainnya. Bersama Timnas Argentina Messi sukses meraih Juara Piala Dunia U-20 tahun 2005, Medali Emas Olimpiade 2008, Copa America 2021, Piala Dunia 2022 dan Copa America 2024.

Lionel Messi juga sukses membawa Paris Saint Germain (PSG) meraih Juara Liga Prancis pada musim 2021/2022 dan musim 2022/2023. Selain itu Messi juga membawa PSG menjadi Juara Piala Super Prancis 2022. Ketika pindah ke Inter Miami di kompetisi Major League Soccer (MLS) pada 2023, Messi sukses membawa Inter Miami menjadi Juara Leagues Cup 2023.

Dengan torehan prestasi hebatnya baik bersama Barcelona, PSG, Inter Miami maupun Timnas Argentina, tidak berlebihan jika Messi dinobatkan sebagai salah satu pesepakbola terbaik di dunia.

Menilik ke belakang banyak sosok yang berperan dalam kesuksesan Messi meniti karir di sepakbola. Mulai dari sosok Carles Rexach yang menemukan bakatnya di Argentina dan membawanya ke akademi Barcelona, Tito Villanova yang melatihnya di Barcelona Jr,Josep Guardiola pelatihnya di Barcelona senior dan sosok – sosok lainnya.


Namun ada satu sosok yang paling pantas mendapat apresiasi atas keputusan beraninya menarik Messi muda yang waktu itu baru berusia 17 tahun ke tim utama Barcelona setelah melihat kemampuan Messi ketika memperkuat Barcelona Jr. Sosok itu adalah Legenda AC Milan dan Timnas Belanda Frank Rijkaard yang melatih Barcelona pada periode 2003 – 2008.

Messi yang ketika itu berusia 13 tahun akihirnya diboyong oleh Carles Rexach ke akademi “La Masia” Barcelona. Messi terbang ke Spanyol bersama ayahnya. Hati bocah ini sempat galau karena keberangkatannya ke Barcelona tidak didampingi oleh ibundanya tercinta. Di akademi “La Masia” Lionel Messi seangkatan dengan Francesc Fabregas dan Gerard Pique.

Pada awal kedatangannya Lionel Messi itu sempat tak kerasan di Spanyol. Ia homesick, Sering kali ia menangis sebelum tidur. Messi kecil rindu berat pada ibunya. Tak mudah baginya berpisah dengan sang bunda di usia yang masih belia.Tak jarang ia menangis di kamarnya hingga oleh teman – temannya sering dianggap “cengeng”. Namun demi karir dan masa depannya perlahan tapi pasti anak cengeng itu berubah menjadi anak yang tegar demi mencapai cita – citanya.

Usai masuk akademi Barca, Messi bergabung dengan tim Infantil B, Cadete B dan A dari 2000 hingga 2003. Ia sempat hampir dilepas Barca pada 2003 karena masalah finansial. Tapi, para pelatih tim yunior tak setuju jika Messi dilepas. Selain para pelatih tim yunior Barcelona, sosok lain yang menolak Messi dilepas adalah pelatih Barcelona Frank Rijkaard.

Legenda AC Milan dan Timnas Belanda itu memang terpikat dengan aksi Messi sejak dirinya tiba di Barcelona pada 2003 dan kerap menonton aksi Messi bersama Tim Barcelona junior. Setelah beberapa kali menonton aksi Messi,Rijkaard berjanji jika Messi terus konsisten dan berkembang, ia akan memasukkannya ke tim senior di waktu yang tepat.

Akhirnya rekan seangkatan Messi di akademi Barcelona Francesc Fabregas jadi salah satu pemain yang dilepas ke Arsenal pada 2003. Demikian juga dengan Gerrard Pique yang dilepas ke Manchester United pada 2004.

Pada musim 2003-2004, karier Messi meroket. Bakatnya yang gemilang membuat ia terus dipromosikan. Mulai dari tim Juvenil B (satu pertandingan, satu gol), Juvenil A (14 pertandingan, 21 gol), Barcelona C (10 pertandingan, lima gol) dan Barcelona B (lima pertandingan, tak ada gol).

Dan setelah melihat aksi Messi yang terus berkembang.Rijkaardpun memenuhi janjinya untuk memainkan Messi di tim utama Barcelona.

Pada 16 November 2003 Messi mendapat kesempatan istimewa dengan diikutsertakan oleh Frank Rijkaard memperkuat Barcelona menghadapi Porto dalam pertandingan persahabatan. Saat itu usia Messi baru 16 tahun 145 hari. Messi sendiri diturunkan pada menit ke-75 menggantikan Fernando Navarro.

Walau Barcelona kalah 0-2 dalam pertandingan tersebut namun Rijkaard sangat terkesan dengaan aksi Messi di pertandingan tersebut. Ditempatkan sebagai second striker, dribbling serta kecepatannya mampu mengobrak-abrik lawan.

Messi memang tampil menawan saat itu walau usianya masih sangat muda dan tidak kagok bermain bersama bintang – bintang besar seperti Luis Enrique, Xavi Hernandes, Rafael Marquez, Gabri, Oleguer dll. Rijkaard pun berjanji akan memberi kesempatan kepada Messi untuk tampil di tim utama Barcelona.

Pada 16 Oktober 2004, Rijkaard menepati janjinya dengan memainkan Messi saat menghadapi Espanyol dalam “Derby Catalan” di La Liga. Laga itu berlangsung di kandang Espanyol. Para penonton waktu itu dibuat terpana ketika di menit ke-82 Rijkaard menarik keluar bintang Barcelona Deco dan menggantikannya dengan seorang anak muda berambut gondrong bernomor punggung 30.

Publik bertanya – tanya seberapa hebat anak itu hingga dipercaya oleh Rijkaard menggantikan Deco yang malam itu mencetak gol kemenangan Barcelona. Messi masuk ke lapangan dengan penuh percaya diri. Rijkaard kala itu menginstruksikan Messi untuk kembali menempati posisi second striker di belakang Henrik Larsson. Walau tidak mendapat banyak menit bermain di laga derbi tersebut namun salah satu aksinya yang brilian dengan melewati Mauricio Pochettino nyaris berbuah gol.

Rijkaard memuji anak muda itu. Messi sendiri begitu terharu saat dirangkul Rijkaard usai pertandingan. Messi tidak canggung bermain bersama Victor Valdes, Carlos Puyol,Ronaldinho, Giovanni Van Bronckhorst , Xavi Hernandez, Henrik Larsson, Andres Iniesta dll.
Hingga kini momen itu sangat berkesan di hatinya. “Saya selalu mendapat kesan bagus dengan para mantan pelatih saya, tapi pelatih terpenting dalam karier saya adalah Rijkaard," ujar Messi seperti dikutip Soccerway.

"Jika dia tidak memutuskan untuk membawa saya berlatih di tim utama dan bermain, mungkin saya tidak akan pernah bisa masuk tim utama," sambungnya.

"Saya selalu katakan yang sama soal Rijkaard, dia adalah orang yang sangat penting bagi saya karena kepercayaannya pada saya. Dia membuat saya bisa bermain di tim utama padahal saat itu saya cuma seorang anak muda yang berumur 17 tahun dan belum punya pengalaman di laga panas seperti Derbi Catalan tersebut. Rijkaard seperti orang tua bagi saya" tuturnya.

Kepercayaan Rijkaard terus berlanjut kepada Messi dan walau lebih sering main dari bangku cadangan Messi berhasil menjawab kepercayaan Rijkaard dengan aksi memikat.

Rijkaard memang sengaja tidak ingin buru – buru menjadikan Messi sebagai pemain inti karena Rijkaard tidak ingin terlalu membebani Messi di usia muda dengan beban berat sebagai pemain utama yang dituntut untuk berprestasi. Rijkaard ingin Messi menjadi bintang pada saat yang tepat. Messi sendiri sangat memaklumi keputusan Rijkaard itu karena yakin Rijkaard faham yang terbaik untuk karirnya.

Hingga akhirnya pada 1 Mei 2005 Lionel Messi mencetak gol pertamanya di La Liga ketika memperkuat Barcelona melawan Albacete. Saat itu laga memasuki injury time di Camp Nou. Messi menerima umpan matang dari Ronaldinho dan kemudian mencungkil bola melewati kiper Raul Valbuena. Sungguh momen istimewa karena saat itu Messi menjadi pemain termuda yang mencetak gol bagi Barcelona karena saat itu usianya 17 tahun 10 bulan dan 7 hari.Rekor ini kemudian dipecahkan oleh Bojan Krkic pada 2007.

Aksi memikat Messi ini kemudian membuat Rijkaard kian mantap untuk memberi kesempatan kepada Messi untuk menjadi pemain utama. Rijkaard dengan jeli melihat bahwa Messi kurang pas jika dimainkan sebagai second striker dan merubah posisinya menjadi penyerang sayap kanan. Di posisi ini Messi tampil bergantian dengan bintang Prancis Ludovic Giuly. Ternyata di posisi baru ini Messi tampil prima dan sukses menorehkan 8 gol dan 1 assist.

Sayang pada Maret 2006 Messi mengalami cedera parah akibat robeknya jaringan otot pahanya ketika berhadapan dengan Chelsea di Champions League. Cedera ini memaksanya absen hingga akhir musim 2005/2006. Di masa – masa itu Rijkaard tetap memberi semangat baginya untuk tidak berputus asa dan dirinya akan tetap mendapat kesempatan untuk kembali tampil jika cederanya pulih. Dan untuk menguatkan semangatnya Messi tetap dibawa oleh Rijkaard ketika Barcelona tampil di Final Champions League menghadapi Arsenal pada 17 Mei 2006 yang digelar di Stade de France. Barcelona tampil sebagai Juara setelah menaklukkan Arsenal 2-1 dan Messi turut merayakannya bersama rekan – rekannya.

Pada musim berikutnya Rijkaard lebih sering menjadikan Messi sebagai pilihan utama walau keputusan itu mengakibatkan Messi menggeser bintang kawakan asal Prancis Ludovic Giuly ke bangku cadangan. Dan Messi menjawab kepercayaan Rijkaard itu dengan aksi memikat. Salah satu aksi memikatnya adalah ketika Messi mencetak hatrik pertamanya ketika menghadapi Real Madrid pada 10 Maret 2007.

Hatrik Messi berhasil membuat skuad “Los Galacticos” Real Madrid pulang dengan tertunduk lesu. Apalagi Barcelona waktu bermain dengan 10 pemain setelah Oleguer dikartu merah oleh wasit. Gol – gol yang dicetak Messi membuat Barcelona mengejar ketertinggalan dan gol Messi di injury time menyelamatkan Barcelona dari kekalahan.

Gol injury time tersebut diawali dari pergerakan Messi yang menerima umpan Ronaldinho kepada Eidur Gudjohnsen di depan kotak penalti Madrid. Sembari mendribling bola, Messi melewati hadangan Ivan Helguera. Dia kemudian menendang dengan kaki kiri andalannya ke arah pojok kiri bawah gawang yang tak mampu ditepis Iker Casillas.

Gol itu membuat stadion bergemuruh. Seluruh ofisial dan pelatih Frank Rijkaard bangun dari tempat duduk lalu bertepuk tangan atau melompat kegirangan. Seusai pertandingan Rijkaard dengan penuh kegembiraan memeluk Messi dengan erat. Dan Messipun dengan hangat menyambut pelukan sang pelatih yang memberikan kepercayaan dan membimbing dirinya tersebut.

Di akhir musim 2006/2007 itupun Rijkaard dengan mantap mengambil keputusan melepas Ludovic Giuly untuk bergabung dengan AS Roma.

Ketika Rijkaard meninggalkan Barcelona pada 2008 secara khusus Messi menyampaikan ucapan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan Rijkaard kepadanya. Bagi Messi Rijkaard bukan hanya sosok pelatih tapi juga sosok orang tua baginya. Rijkaard dengan penuh haru memberikan pesan agar Messi tidak besar kepala dengan torehan yang sudah diraihnya dan terus berusaha untuk meningkatkan permainannya untuk menjadi pesepakbola terbaik. Pelukan hangat disertai air mata haru mengiringi perpisahan Messi dengan Rijkaard pada tahun 2008 tersebut.

Dan akhirnya sejarah mencatat kepercayaan Rijkaard kepada Messi inilah awal dari hegemoni Barcelona di Spanyol, Eropa dan Internasional serta awal dari “tinta emas” karir Lionel Messi di pentas sepakbola Internasional. (H2/Red)

Komentar

Loading...