Genting Berhard Teken Kontrak EPC senilai US$1 Miliar dengan Wilson New

GIMIC.ID, KUALA LUMPUR - Genting Berhard mengumumkan bahwa anak perusahaan tidak langsung yang dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan, Genting Oil & Gas Sdn Bhd dan anak perusahaan tidak langsung lainnya yang 95% sahamnya dimiliki PT Layar Nusantara Gas (“PTLNG”), telah tandatangan kontrak EPC (Engineering, Procurement, Construction, Installation and Commissioning Contract ) dengan Wison New Energies Co., Ltd (“Wison”).

Harga kontrak sebesar USD962,8 juta untuk Fasilitas Gas Alam Cair Terapung (“FLNG”) berkapasitas 1,2 MTPA (“EPCIC Kontrak”) pada tanggal 20 Juni 2024.

Tan Sri Lim Kok Thay, Chairman dan Chief Executive Genting Berhad, bersama Dato’ Sri Tan Kong Han, Presiden dan Chief Operating Officer dan Direktur Eksekutif Genting Berhad, telah menandatangani Kontrak EPCIC dengan Ketua Wison, Mr. Liu Hongjun.

Penandatanganan kontrak dilakukan setelah makan siang yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia dan Kamar Dagang dan Industri Tiongkok Terkait Malaysia (“ACCIM”) bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang ke Malaysia untuk memperingati 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Republik Rakyat Tiongkok dan Malaysia pada tanggal 20 Juni 2024.

Berdasarkan Kontrak EPCIC ini, Wison akan membangun fasilitas FLNG di galangan kapalnya terletak di Nantong dan ZhouShan di Cina. Setelah lulus uji kinerja pekarangan, Fasilitas FLNG akan ditarik ke tujuan akhir yang terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat, Indonesia, tempat uji komisioning akhir akan dilakukan.

Durasi proyek adalah diperkirakan 27 bulan sejak pelaksanaan Kontrak EPCIC diikuti oleh 18 bulan Periode garansi. Target tanggal berlayar dari galangan kapal ZhouShan adalah pada kuartal kedua
tahun 2026. Feed gas untuk Fasilitas FLNG akan disuplai dari Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di dalam wilayah konsesi Blok Kasuri di Papua Barat, Indonesia, diberikan kepada Genting Oil Kasuri Pte Ltd (“GOKPL”).

Perlu diketahui, Pemerintah Indonesia menyetujui Revisi Rencana Tahap Pertama
Pembangunan struktur Asap, Merah dan Kido pada tanggal 9 Februari 2023 yang memungkinkan memasok 230 juta standar kaki kubik per hari (“mmscfd”) gas alam ke FLNG fasilitas selama 18 tahun, serta pasokan gas alam sebesar 101 MMSCFD ke perusahaan Amoniak dan pabrik Urea yang akan dibangun di Papua Barat, Indonesia selama 17 tahun.

"Perusahaan dengan senang hati mempercayakan proyek penting ini kepada Wison, karena ini akan menjadi milik Wison kontrak ketiga untuk membangun fasilitas FLNG, setelah kontrak dengan Exmar dan ENI. Ini akan menjadi fasilitas FLNG pertama di Indonesia dan FLNG kesembilan di dunia,” demikian isi siaran pers Genting Berhard yang diterima ruangenergi.com, Kamis (20/06/2024).

Dijelaskan dalam rilis tersebut, untuk memastikan proyek selesai sesuai dengan jadwal pencapaian yang direncanakan penurunan pertama LNG pada triwulan ketiga tahun 2026, PTLNG telah menandatangani Pemberitahuan Terbatas kepada Perjanjian Lanjutan (“Perjanjian LNTP”) untuk pembelian barang timah panjang senilai USD43,04 juta pada 8 September 2023.

Perjanjian LNTP telah diperpanjang lebih lanjut untuk menutupi kemajuan pekerjaan rekayasa sampai dengan tanggal penandatanganan Kontrak EPCIC ini termasuk pemotongan baja lambung pada tanggal 7 Juni 2024 untuk memungkinkan tercapainya penurunan LNG pertama sesuai jadwal pada triwulan III tahun 2026.

Hingga saat ini, PTLNG telah berkomitmen untuk jumlah total USD188 juta berdasarkan Perjanjian LNTP dan jumlah ini merupakan bagian dari Harga Kontrak EPCIC USD962,8 juta.

Proyek ini akan didanai oleh dana internal dan pembiayaan proyek. Perusahaan sedang dalam tahap awal untuk mendapatkan pembiayaan proyek dari sekelompok orang Tiongkok dan internasional pemberi pinjaman.(H2/real)

Komentar

Loading...