Indra Efendi Rangkuti
Sejarah Piala Eropa 1988: Kejayaan Total Football Belanda

Sesudah itu Belanda yang tampil menggila dalam laga ini. Erwin Koeman tampil prima di lapangan tengah. Van Basten sendiri tampil menawan mencabik – cabik lini belakang Inggris.Tony Adams yang ditugaskan mengawalnya dibuat tak berdaya. Pada menit ke-44 Gullit menerobos pertahanan Inggris dan dari sayap melepaskan umpan terukur ke Van basten. Basten dengan gerakan memutar berhasil mengelabui Adams dan berhasil membobol gawang Inggris yang dikawal Peter Shilton. Skor bertahan hingga turun minum.
Pada babak kedua Inggris mencoba melakukan serangan balasan. Hasilnya pada menit ke-53 berawal dari kerjasama satu dua antara Garry Lineker dengan Bryan Robson, Robson berhasil menerobos lini belakang Belanda dan membobol jala Van Breukelen untuk menyamakan kedudukan. Gol ini membuat Inggris semakin semangat menambah gol namun kokohnya lini pertahanan Belanda yang dikawal duet Ronald Koeman dan Frank Rijkaard membuat serangan Inggris kandas.
Untuk menambah kekauatan serangan pada menit ke-60 Michels menarik Vanenburg untuk diganti dengan Wiem Kieft. Hasilnya serangan Belanda makin menggigit. Pada menit ke-71 Ruud Gullit yang berhasil menerobos pertahanan Inggris memberi umpan terukur kepada Van Basten dan dengan tendangan kaki kirinya kembali Basten membobol gawang Shilton. Dan akhirnya pada menit ke-75 Van Basten menyempurnakan aksi memikatnya dengan mencetak hatrik ketika tendangan volinya berhasil mengoyak jala Shilton untuk ketiga kalinya.
Skor 3-1 untuk keunggulan Belanda bertahan hingga pertandingan berakhir dan membuat Belanda makin optimis menatap laga ketiga melawan Irlandia. Hasil ini membuat Michels makin mantap menjadikan Erwin Koeman dan Marco Van Basten sebagai starter.
Belanda Vs Irlandia
Laga ketiga sekaligus laga hidup mati bagi Belanda dan Irlandia digelar pada 18 Juni 1988 di Parkstadion Gelsenkirchen. Belanda yang menduduki peringkat 3 dengan 2 poin harus menang melawan Irlandia jika ingin lolos ke Semifinal yang berada di posisi kedua dengan 3 poin hasil kemenangan atas Inggris dan hasil imbang 1-1 dengan Uni Sovyet.Irlandia yang dilatih oleh legenda Inggris Jack Charlton hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke Semifinal.
Laga berlangsung ketat dengan serangan silih berganti antara kedua tim. Van basten yang gemilang melawan Inggris juga tetap tampil garang di laga ini. Sayang serangan yang digalang Van Basten kandas berkat penampilan gemilang kiper Irlandia Pat Bonner. Skor 0-0 bertahan hingga turun minum. Pada babak kedua Michels melakukan pergantian pemain brilian dengan memasukkan Wiem Kieft menggantikan Erwin Koeman di menit ke-50 dan John Bosman menggantikan Arnold Muhren di menit ke-79 untuk menambah daya gedor. Hasilnya serangan Belanda makin gencar. Akhirnya pada menit ke-82 Wiem Kieft yang menerima umpan lambung dari Ronald Koeman berhasil membobol gawang Pat Bonner lewat sundulan jitunya. Skor 1-0 bertahan hingga laga usai dan sukses membawa Belanda melangkah ke Semifinal sebagi Runner Up Grup B di bawah Uni Sovyet yang menang 1-0 atas Inggris.
Semifinal : Jerman Vs Belanda
Semifinal mempertemukan Belanda dengan tuan rumah Jerman. Jerman lolos ke Semifinal sebagai juara Grup A. Di penyisihan skuad asuhan Franz Beckenbauer ini bermain imbang 1-1 dengan Italia, menang 2-0 atas Denmark dan menang 2-0 atas Spanyol.
Aroma “panas” terasa jelang laga kedua tim.Kekalahan Belanda atas Jerman di Final Piala Dunia 1974 masih begitu membekas bagi skuad dan pecinta sepakbola Belanda.Bahkan Rinus Michels yang juga arsitek Belanda di Piala Dunia 1974 masih merasakan kenangan pahit tersebut. Pasar taruhan pada saat itu lebih mengunggulkan Jerman yang akan kembali sukses menaklukkan skuad “Kincir Angin” tersebut. Apalagi Jerman diarsiteki Beckenbauer yang juga Kapten Jerman di Piala Dunia 1974. Apalagi skuad Jerman yang juga Runner Up Piala Dunia 1986 dihuni bintang – bintang top seperti Lothar Matthaus, Olaf Thon, Andreas Brehme, Juergen Kohler, Jurgen Klinsman,Rudi Voller, Pierre Littsbarski dll.
Beberapa wartawan sempat bertanya sesuatu yang sensitif, kepada Michels .“Apakah ini akan menjadi pertandingan terakhir anda dan skuad Oranye di Piala Eropa ini?” ujar mereka. Michels menjawab tegas “Ini bukan laga terakhir kami karena kamilah yang akan melangkah ke Final” katanya dengan ketus.
Komentar