Indra Efendi Rangkuti

Sejarah Piala Eropa 1988: Kejayaan Total Football Belanda

GIMIC.ID, MEDAN - Piala Eropa edisi ke-17 akan digelar pada 14 Juni – 14 Juli tahun 2024 ini. Ini merupakan kali kedua Jerman menjadi tuan rumah. Sebelumnya Jerman (waktu itu Jerman Barat) menjadi tuan rumah Piala Eropa edisi ke-8 yang digelar pada pada 10-25 Juni 1988.

Walau bersama Spanyol merupakan negara terbanyak yang menjadi Juara Piala Eropa yaitu sebanyak 3 kali justru Jerman gagal menjadi juara ketika menjadi tuan rumah pada tahun 1988. Ketika Piala Eropa digelar tahun 1988 di Jerman sebenarnya Jerman sebagai tuan rumah menjadi favorit kuat untuk menjadi Juara karena prestasinya yang menjadi Runner Up Piala Dunia 1986 di Meksiko.Apalagi skuad asuhan Franz Beckenbauer itu dihuni bintang – bintang top seperti Lothar Matthaus, Olaf Thon, Andreas Brehme, Juergen Kohler, Jurgen Klinsman, Rudi Voller dll.

Justru yang sukses berjaya di Jerman pada 1988 adalah negara tetangga sekaligus “musuh bebuyutan” Jerman di sepakbola yaitu Belanda. Tak ada yang menduga Belanda yang kerap gagal di partai puncak seperti di Piala Dunia 1974 dan 1978 bakal berjaya. Apalagi Belanda gagal lolos ke Piala Dunia 1982 dan 1986 serta gagal lolos ke Piala Eropa 1984.

Tapi tanah Jerman seolah menjadi tempat bertuah untuk Belanda. Di Piala Dunia 1974 walau gagal menjadi juara setelah takluk dari tuan rumah Jerman di final banyak yaang sepakat bahwa Johan Cruyff cs yang menyihir dunia lewat pola “Total Football” di Piala Dunia 1974 adalah “Juara Tanpa Mahkota” di Piala Dunia 1974 tersebut.

Tahun 1988 boleh dikata merupakan awal kebangkitan sepakbola Belanda setelah terpuruk akibat kegagalan lolos ke Piala Dunia 1982 dan 1986 serta Piala Eropa 1984. Kebangkitan itu diawali dengan terpilihnya bintang PSV Eindhoeven yang menjadi pemain termahal dunia ketika pindah ke AC Milan pada 1987 Ruud Gullit sebagai Pemain Terbaik Dunia 1987 dan meraih Ballon D’Or 1987 sebagai Pemain Terbaik Eropa. Terpilihnya Ruud Gullit sebagi Pemain Terbaik Dunia 1987 cukup mengejutkan karena mengalahkan bintang fenomenal yang sukses membawa Argentina Juara Piala Dunia 1986 Diego Maradona.

Tapi kemampuan Ruud Gullit yang memikat dunia ketika membawa PSV Eindhoeven Juara Liga Belanda musim 1986/1987 memang memukau publik sepakbola dunia. Apalagi ketika pindah ke AC Milan di musim 1987/1988 sinarnya mengalahkan Maradona yang membela Napoli. Di musim 1987/1988 ini pula Ruud Gullit bersama rekannya Marco Van Basten sukses membawa AC Milan menjadi Juara Liga Italia (Serie A) musim 1987/1988 dengan mengalahkan juara bertahan Napoli yang diperkuat Maradona.

Di musim 1987/1988 ini pula klub Belanda kembali berjaya di Champions Cup/League setelah 15 tahun puasa gelar. Gelar terakhir waktu itu diraih Ajax Amsterdam yang menjadi Juara Champions Cup 1973 setelah menaklukkan Juventus 1-0. Dan pada Final champions League yang digelar 25 Mei 1988 di Neckarstadion Stuttgart Jerman itu PSV Eindhoeven sukses menjadi Juara Champions Cup 1988 setelah menaklukkan klub Portugal Benfica 6-5 lewat drama adu penalti.

Kesuksesan Ruud Gullit dan PSV Eindhoeven itu seolah menjadi pertanda kebangkitan sepakbola Belanda di Eropa dan Dunia. Apalagi PSV menjadi Juara di Jerman dan Piala Eropa 1988 akan digelar di Jerman. Optimismepun merebak di seluruh punggawa sepakbola Belanda.

Sang arsitek penemu “Total Football” Rinus Michels ditunjuk menjadi pelatih Timnas belanda. Bagi Michels ini adalah kesempatan besar untuk menuntaskan mimpi membawa Belanda menjadi Juara setelah skuad asuhannya gagal di Final Piala Dunia 1974 yang juga digelar di Jerman.

Keberhasilan Ruud Gullit dan Marco Van Basten membawa AC Milan meraih Scudetto musim 1987/1988 membuat Rinus Michels tidak ragu membawa mereka dalam skuad. Begitu juga dengan keberhasilan PSV Eindhoeven menjadi Liga Belanda 1988 dan Juara Champions Cup 1988 membuat Michels membawa 5 pemainnya ke dalam skuad Belanda. Kelima pemain itu adalah Hans Van Breukelen, Ronald Koeman, Berry Van Aerle, Gerald Vanenburg dan Wim Kieft.

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...