Kuota Penyaluran Gas PGN Dinilai Bisa Ciptakan Multiplier Effect ke Industri

Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari mengungkapkan, ada satu inisiatif yang saat ini sedang PGN dorong yaitu melakukan penetrasi pasar dengan LNG.

"Tentu ini perlu menjadi pertimbangan industri apabila ada kebutuhan industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa," kata Rosa.

Sementara itu, Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan, seharusnya PGN berkoordinasi dengan ESDM agar pasokan gas bisa terpenuhi karena dampaknya ke pelanggan.

Ini akan multiplier effect, bisa ke produktivitas industri dan ujung-ujungnya ke perekonomian negara. Energi kan sumber yang sangat penting bagi industri. Jadi kalau terbatas ya mau enggak mau bisa terbatas produksinya," ungkap Rizal saat dihubungi awak media, Minggu (5/5).

Menurut Rizal, hal seperti ini seharusnya bisa diantisipasi. Jika k kuota volume gas ke pelanggan dibatasi bisa diartikan kondisinya sudah kritis.

"Harus bisa diantisipasi. Demand bisa diprediksi dan supply pun sudah bisa diprediksi. Kecuali ada force major, perang, atau hal di luar dari kehendak kita," tandasnya.

Pengamat & Praktisi Migas Tumbur Parlindungan mengungkapkan, apabila pasokan gas berkurang, PGN memang tidak bisa melakukan upaya lain. Hal tersebut lantaran keputusan adanya kuota agar bisa meratakan pasokan untuk semua industri.

Menurut Tumbur, kurangnya supply karena activitas upstream berkurang atau belum ditemukannya supply baru yang dekat dengan infrastructure PGN.

"Karena supply berkurang, industri pengguna mungkin harus mengurangi produksi mereka. Multiplier effect-nya sangat besar, bisa menyebabkan terjadinya PHK karena produksi berkurang," ungkap Tumbur saat dihubungi awak media, Minggu (5/5).

Tumbur menilai, perlu dilakukan ?investasi di upstream dan harus ditingkatkan serta value chain di midstream and downstream harus dibenahi agar harga gas tidak terlalu mahal.(TR)

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...