1. Beranda
  2. Nasional
  3. News

Meliá Hotels International menolak transparansi terhadap janji kesejahteraan hewan.

Oleh ,

GIMIC.ID, Yogyakarta - Sebagai lanjutan dari kampanye “Heartless Hospitality”
yang diluncurkan oleh Animal Friends Jogja (AFJ) dan Act For Farmed Animals (AFFA)
bersama dengan Open Wing Alliance (OWA), sebuah koalisi yang terdiri dari hampir 100
organisasi di 72 negara di enam benua, awal Maret lalu, hari ini AFJ dan AFFA
masing-masing menggelar aksi di depan Meliá Hotel yang berlokasi di Yogyakarta dan
Jakarta dengan membagikan selebaran kepada para pengguna jalan. 

Di Jakarta, aksi diadakan di Gran Meliá Jakarta bersama empat aktivis; di Yogyakarta, aksi
diadakan di depan Hotel Meliá Purosani bersama tujuh aktivis. Beberapa aktivis di
Yogyakarta juga memberikan selebaran kepada staf yang berada di Melia Hotel. Selebaran
yang dibagikan berisi fakta tentang penderitaan ayam petelur di dalam kandang baterai dan
bagaimana Meliá Hotel, sebagai grup manajemen hotel global, tidak menepati janji
komitmen bebas sangkar (cage-free) mereka.

Meliá Hotel berjanji untuk 100% menyingkirkan telur kandang baterai dari rantai pasokan
mereka di tahun 2025, namun mereka mengubah tenggat waktunya menjadi tahun 2026
dengan hanya menyertakan sebagian hotel dari komitmen globalnya, yaitu untuk semua
properti yang dimiliki dan disewakan, tanpa menerapkannya di properti yang dikelola dan
diwaralabakan.

Kampanye Heartless Hospitality menyoroti kesenjangan mencolok antara janji perusahaan,
transparansi, dan progres nyata, serta mengikuti peluncuran laporan terbaru mengenai
kesejahteraan hewan secara luas: Fair and Fowl: Global Travel Edition. Laporan tersebut
mengkaji kesenjangan etika dalam industri travel, dengan mengungkap
perusahaan-perusahaan yang sebelumnya berjanji untuk menyediakan 100% telur bebas
sangkar dalam rantai pasokan mereka, namun menolak untuk mengungkapkan progresnya
secara publik.

“Banyak perusahaan perhotelan terkemuka di dunia telah menerapkan sistem bebas
sangkar dan mendapatkan 100% telur bebas sangkar dalam rantai pasokan mereka,
termasuk JetBlue, Dorchester Collection, Motel One, dan Starhotels,” ungkap Dhiani
Probhosiwi, Manajer Kampanye dari Animal Friends Jogja.

Beberapa negara di Eropa telah melarang penggunaan kandang baterai secara
keseluruhan, seperti Austria, Luksemburg, dan Swiss, dan banyak negara lain telah
memberlakukan undang-undang yang akan mulai berlaku pada tahun-tahun mendatang. Di
Amerika Serikat, sebelas negara bagian telah melarang penggunaan kandang baterai untuk
ayam petelur, termasuk Arizona, California, Colorado, Massachusetts, Michigan, Nevada,
Ohio, Oregon, Rhode Island, Utah, dan Washington.

Sekitar 80% ayam petelur hidup di kandang yang kecil dan sempit sehingga tidak bisa
mengekspresikan perilaku alaminya seperti melebarkan sayap sepenuhnya, bertengger,
atau mengais tanah. Sistem kandang baterai dapat meningkatkan stres, resiko penyakit
reproduksi, dan kesehatan tulang yang buruk pada ayam petelur.

Mengapa Sistem Telur Bebas Sangkar?

Saat ini para konsumen di seluruh dunia telah menuntut praktik etis dan akuntabilitas
perusahaan, sehingga investor pun semakin memprioritaskan perusahaan dengan kinerja
ESG yang lebih baik. Hingga saat ini, lebih dari 2.500 perusahaan terbesar di dunia telah
berkomitmen untuk menghapuskan kandang dari rantai pasokan mereka, dan hampir 1.200
di antaranya telah menyelesaikan transisi bebas sangkar.

“Permintaan konsumen akan telur bebas sangkar semakin meningkat, seiring dengan
keinginan akan transparansi perusahaan, standar pangan yang etis, dan investasi ESG.
Merek hotel di seluruh dunia mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
menghapuskan kandang baterai yang kejam dan ketinggalan zaman dari rantai pasokan
mereka,” kata Elfha Shavira, Manajer Kampanye dari Act for Farmed Animals. “Meliá Hotels
seharusnya mampu melaporkan progres mereka secara publik. Sebagai perusahaan
perhotelan global, mereka perlu mendengarkan konsumen sebelum tertinggal jauh dari
pesaing-pesaingnya, dan sebelum dianggap tidak mematuhi undang-undang yang
berkembang di berbagai negara yang telah melarang praktik-praktik ini,” lanjutnya. (Harry)

Baca Juga