Protes Akibat Aplikasi Sirekap Error, Imbas Banyak Kesalahan Input data Berbeda
GIMIC ID, ACEH TAMIANG - Kejanggalan pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebut terkait kelemahannya dalam hal entry data.
Sirekap sejauh ini masuk jajaran trending topic di media sosial nasional imbas banyak kesalahan input data dari formulir C1 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke aplikasi tersebut.
Sejumlah masyarakat Aceh Tamiang mendatangi Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Tamiang, pada Senin (19/2/2024).
Dihimpun media ini, kedatangan masyarakat tersebut terkait persoalan pleno di Kecamatan Karang Baru. Ada permasalahan di salah satu TPS.
"Kami datang kemari untuk mengawal, takutnya indikasi yang sama terjadi lagi seperti di Kantor Kecamatan Karang Baru," kata warga.
Sempat terjadinya perdebatan antara masyarakat dengan KIP di dalam Aula, yang di hadiri pengawas pemilu (panwaslu) dan komisioner KIP.
Aplikasi sirekap dinilai buat gaduh/dianggap banyak masalah masyarakat meminta KIP untuk melakukan perhitungan secara manual saja.
Sebelumnya, heboh Pleno rekapitulasi suara di Kantor Camat Kecamatan Karang Baru mendapat protes keras dari Masyarakat.
Protes tersebut terkait rekap suara, dimana dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) I Rantau Panjang menunjukkan jumlah suara calon DPR RI dan DPD RI mencapai 800 suara.
Padahal jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) per TPS di Kabupaten Aceh Tamiang tidak lebih dari 300 orang. Angka 800 itu pun muncul ketika aplikasi baru buka.
Apa yang terjadi
Alih-alih menuding manipulasi atau kecurangan pemilu, menduga ada celah pada aplikasi Sirekap.
Dianggap aplikasi Sirekap bermasalah dalam hal ketiadaan fitur pengecekan kesalahan (error checking) sistem masukan data (entry).
Dalih KPU
Merespons sejumlah keanehan data Sirekap ini, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengaku tak ada niat manipulasi suara lewat Sirekap.
"Kami mohon maaf kalau hasilnya pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya, hitungannya maksudnya dari konversi ke hitungan belum sesuai," kata dia, Kamis (15/2). Dikutip media ini.
"Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat untuk mengubah-ubah hasil suara. Karena pada dasarnya formulir C Hasil yang plano diunggah apa adanya," lanjutnya.
Hasyim mengklaim jumlah kesalahan Sirekap cuma 0,64 persen jika dibandingkan dengan total 358.775 TPS yang sudah mengunggah hasil Pemilu. (M.Irwan)